Kita Adalah Keluarga

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mawie Wijaya (Tzu Chi Pekanbaru)

Relawan dengan ramah dan lembut melayani para pasien yang berobat. Elvina, gadis belia yang kerap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi mengaku senang bisa bersumbangsih membantu orang lain.

Kondisi kabut asap yang sudah 2 bulan lebih mengepung kota Pekanbaru sungguh tidak dapat diprediksi dan penuh ketidakpastian. Pada hari Minggu, 4 Oktober 2015 lalu, asap pekat mulai menyelimuti selama 3 hari hingga hari Selasa. Setiap orang berharap agar turun hujan, dan harapan itu terwujud pada hari Rabu hujan turun. Hal ini memberikan udara yang sedikit membaik. Namun tak disangka, Jumat malam kabut asap muncul kembali sehingga warga harus bersiap menggunakan masker. Mempertimbangkan kondisi udara yang masih tidak sehat dan banyaknya warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan, Tzu Chi Pekanbaru kembali mengadakan Bakti Sosial kesehatan umum pada hari Minggu, 11 Oktober 2015 di Rumbai, Pekanbaru.

Di atas lahan seluas 1 hektar yang terletak di jalan Nelayan, Sri Meranti, Rumbai, Adi Atan membangun sebuah lapangan bermain sepak bola kaki (futsal) dan yang separo lahannya dibangun rumah hunian. Pria paruh baya kelahiran asli Pekanbaru ini biasanya sering menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir pekan di rumah kedua yang dianggapnya sebagai “villa”. Atas permintaan dari ketua RW, Adi Atan bersedia meminjamkan lapangan futsalnya untuk dijadikan tempat baksos Tzu Chi. Adi Atan sangat bahagia karena tempatnya dapat dipergunakan untuk kebaikan bagi orang banyak. Atan, sapaan akrabnya mengimplementasikan wujud sukacitanya dengan membantu relawan dengan memperhatikan dan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk baksos, termasuk meminjamkan dan mempersiapkan sebuah container besar berisi barang logistik. Lapangan futsal untuk dijadikan sebagai ruang periksa bagi pasien yang membutuhkan tempat berbaring. “Kita kan sudah family,” tutur Atan sambil menempelkan jempolnya dengan beberapa relawan Tzu Chi. Kata tersebut adalah signal positif bagi insan Tzu Chi Pekanbaru jika ingin memakai tempatnya di lain kesempatan.


Adi Atan (baju putih dan memakai peci) sangat bahagia karena tempatnya (lapangan futsal) dapat dipergunakan untuk kebaikan bagi orang banyak. Ia mengatakannya dalam pembukaan acara pada 11 Oktober 2015.


Tim Medis Tzu Chi dengan penuh cinta kasih dan tulus mendengar keluhan dan mengobati luka pasien.  

Bersumbangsih Selagi Muda

Anak-anak masa kini pada umumnya menghabiskan waktu akhir pekan dengan berkumpul bersama teman, nongkrong ataupun berjalan-jalan ke mal. Bahkan hari libur menjadi hari yang baik untuk bangun siang setelah 6 hari penuh beraktivitas. Namun hal ini tidak bagi Elvina, gadis belia berusia 15 tahun ini kerap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Bangun pagi juga tidak menjadi kendala baginya supaya bisa mengikuti baksos. “Seneng nolong orang,” aku Elvina memberikan alasan yang menjadi motivasinya untuk bersumbangsih. Baginya, walaupun tidak bertindak langsung sebagai dokter yang mengobati pasien, dengan membantu di bagian lain secara tidak langsung juga merupakan wujud kebajikan yang dapat menolong orang.

Seperti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan di depan mata, tiga sekawan yang bernama Neng Trisnawati, Haziza, dan Anita Laila yang ketika itu sedang menunggu giliran pemeriksaan menyatakan keinginannya untuk menjadi bagian dari relawan Tzu Chi. Ketika melihat teman satu sekolahnya yang sedang membantu baksos di bagian pendaftaran, sontak menimbulkan keinginan mereka untuk turut berpartisipasi. Neng ketika itu langsung menghampiri saya yang tengah berada di antara pasien, bertanya sekilas mengenai Tzu Chi dan langsung memberikan nomor untuk dihubungi, disusul oleh Haziza dan Anita. Saat ditanya alasan yang menimbulkan keinginan Neng untuk menjadi relawan, Neng memberikan jawaban yang singkat namun sungguh bermakna. “Melihat teman bisa berbuat baik, kenapa saya nggak bisa.” Neng pun berikrar akan turut bersumbangsih menjadi relawan Tzu Chi. Sungguh indahnya jika generasi muda yang satu dapat menjadi inspirator bagi generasi muda yang lainnya.

Akibat kondisi udara yang masih tidak sehat, banyaknya warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan, khususnya masalah pernafasan.


Neng yang saat itu menjadi pasien tergugah hati dan berikrar untuk turut bersumbangsih membantu orang lain yang membutuhkan dengan menjadi relawan Tzu Chi.

Baksos Kesehatan kali ini diikuti oleh 333 pasien yang dilayani sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 14.00 WIB. Sebanyak 4 dokter dan 68 relawan Tzu Chi yang turut bersumbangsih. Rata-rata warga yang berobat adalah anak kecil maupun orang dewasa yang memiliki keluhan sakit kepala, pusing, pilek, batuk, dan sesak nafas. Ririn, Juli beserta warga lainnya sangat bersyukur atas pengobatan yang diadakan oleh Tzu Chi karena tidak dipungut biaya sehingga tidak mengurangi uang belanja yang sudah pas-pasan.

Jamalruddin yang akrab disapa Ationg, koordinator kegiatan berharap relawan atau warga dapat menjembatani Tzu Chi dengan pasien baksos sehingga pengobatan mereka dapat ditangani hingga tuntas.


Artikel Terkait

Menebar Benih Cinta Kasih di Kalimantan Timur

Menebar Benih Cinta Kasih di Kalimantan Timur

01 November 2016
Sulitnya medan yang ditempuh dan minimnya fasilitas kesehatan bagi warga Jak Luay, Kalimantan Timur mengetuk hati relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas untuk menggelar bakti sosial kesehatan umum yang terlaksana pada Minggu, 1 Oktober 2016.Baksos tersebut berhasil menangani 1.033 pasien.
Tzu Chi Kembali Memberikan Layanan Kesehatan di Pondok Pesantren Nurul Iman

Tzu Chi Kembali Memberikan Layanan Kesehatan di Pondok Pesantren Nurul Iman

07 November 2022

Setelah lebih dari 2 tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19, Tzu Chi Indonesia kini kembali mengadakan bakti sosial kesehatan umum bagi santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

Layanan Kesehatan untuk Warga Desa Leuwibatu

Layanan Kesehatan untuk Warga Desa Leuwibatu

04 April 2016
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) mengadakan baksos kesehatan umum, gigi, dan khitanan (sunat) di Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 27 Maret 2016. Sebanyak 685 pasien yang terdiri dari 600 pasien umum, 41 pasien gigi, dan 47 anak yang dikhitan mendapat pelayanan hari itu.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -