Kita Pasti Bisa
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei berharap agar para anak asuh dapat terus meningkatkan prestasi mereka. |
| ||
Anak Asuh Tzu Chi Menurut Kak Awaluddin, kami berada di sebuah aula besar yang dilengkapi dengan sebuah panggung, dan dua layar yang besar. Ratusan bangku pun sudah disusun begitu rapinya, bahkan di sisi kanan ruangan itu terdapat pula susunan bangku yang melingkar, seolah memang sudah dipersiapkan untuk tempat berdiskusi bersama kelompok. “Tempat ini besar dan bagus sekali, Man,” tutur kakak kagum. Melalui Kakaklah aku dapat membayangkan bagaimana rupa aula yang terasa cukup dingin ini. Kecacatan pada kedua mataku yang memang tidak terjadi sejak aku lahir, membuat aku masih bisa membayangkan seperti apa kondisi ruangan tersebut. Lebih kurang 4 tahun lalu aku mulai tidak bisa melihat. Awalnya aku memiliki sepasang mata yang sehat, namun karena sering menonton televisi terlalu dekat perlahan fungsi kerja mataku mulai menurun. Terlebih kebiasaan sering begadang semakin memperparah kondisi mataku. Menurut dokter yang pernah memeriksanya aku divonis katarak, tapi sayang katarak yang aku derita ternyata cukup parah sehingga sudah tidak lagi dapat disembuhkan.
Keterangan :
Jujur, kondisi ini tentunya sempat membuat aku terpukul, namun dukungan dari keluarga dan teman-teman, akhirnya membuat semangatku bangkit kembali. Jadi walaupun aku mengalami kecacatan, aku masih bisa bersekolah di sekolah umum. Hal ini tentunya tidak terlepas dari bantuan teman-temanku. Mereka selalu membantu aku untuk membacakan PR (pekerjaan rumah), sehingga aku bisa memindahkannya ke tulisan braile, dan kami juga memiliki kelompok belajar yang selalu membahas pelajaran yang kami terima di sekolah. Sudah sekitar satu tahun ini, aku mendapatkan bantuan dana dari Yayasan Buddha Tzu Chi untuk biaya sekolahku di SMA Darul Maaruf. Maklum saja, biaya pengeluaran untuk kelas tiga memang cukup besar, terlebih pekerjaan ayahku yang seorang buruh, hanya cukup untuk biaya kami makan. Sejak ibu meninggal (sewaktu Firmansyah masih balita -red), ayah sudah menjadi orang tua tunggal bagi kami ketujuh anaknya, oleh karena itu aku berusaha untuk meringankan beban ayah dengan mencari beasiswa. Suntikan Semangat Baru
Keterangan :
Dalam acara ini aku juga seolah mendapatkan suntikan semangat baru. Terlebih ketika aku mendengarkan cerita dari Aditia (salah satu anak dari almarhumah Enjah -red), tentang rasa penyesalannya karena belum bisa membahagiakan orang tuanya, hingga ibunya meninggal. Aku sangat tersentuh, saat itu juga aku menyadari harus segera membalas jasa ayah selama beliau masih ada. Aku pun berjanji untuk tidak mengecewakan ayah dan harus bisa membanggakan beliau, meski berada dalam kondisi keterbatasan fisik seperti ini. Tidak hanya itu, aku juga bisa berkumpul bersama teman-teman anak asuh yang lain dan beberapa kakak kelas dari Tzu Chi yang berprestasi. Di sana aku bisa sharing mengenai pengalaman dan semua kesulitan yang kuhadapi saat harus bersekolah di sekolah umum dengan kondisi penglihatanku. Mereka memberikan banyak sekali masukan positif. Mereka juga sangat terbuka apabila aku mengalami kesulitan dalam pelajaran dan membutuhkan bantuan dari para kakak kelas, maka mereka tidak keberatan untuk membantu. Dengan tekad yang teguh, usaha pantang menyerah, dan dukungan dari semua orang-orang di sekitarku, aku yakin aku pasti bisa mewujudkan cita-citaku dan membantu sesama sesuai kemampuanku. | |||
Artikel Terkait
Bersyukur dalam Menggapai Berkah Melalui Kunjungan Kasih
13 Agustus 2018Terkesan dengan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi
17 Februari 2012Selasa 14 Februari 2012, mahasiswa dari Universitas Tzu Chi, Taiwan datang mengunjungi Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka datang untuk mengenal lebih dekat sistem belajar mengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Menjalin Tali Persaudaraan Melalui Baksos Kesehatan Tzu Chi
25 April 2014Misi kemanusian Tzu Chi terus berlanjut dengan mengembangkan cinta kasihnya pada setiap manusia, serta membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu.