Komitmen Membangun Bersama

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Seorang anak sedang duduk di tanah tepat di depan pintu gerbang sekolah SD Negeri Mesjid Priyayi dibelakangnya bangunan gedung sekolah tanpa atap tempat anak ini menuntut ilmu yang tidak dapat di gunakan kembali.

Bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus bergerak melalui Kantor Perwakilan Tangerang dalam misi pendidikannya yaitu dengan membangun kembali bangunan SDN Mesjid Priyayi di Jalan Sukawali, Desa Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Propinsi Banten yang rusak akibat terkena bencana angin puting beliung beberapa waktu yang lalu. Kondisi sekolah saat ini sangat membahayakan siswa siswi dalam aktivitas belajar mereka. Para relawan Tzu Chi termasuk ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su-mei dan Ketua Tzu Chi Tangerang Lian-zhu langsung survei ke lokasi sekolah.

Letak sekolah yang berada di pedalaman serta jalan yang kecil dan rusak tak membuat para relawan patah semangat untuk meninjau langsung sekolah tersebut. Sekolah terdiri dari dua bangunan. Atap salah satu bangunan yang terdiri dari 3 kelas, terhempas dirusak oleh angin puting beliung. Sementara atap bangunan yang lain yang terdiri dari 3 kelas pula dan 1 ruang guru kondisinya, bocor ketika hujan turun serta tidak mencukupi siswa siswi sekolah.

Pembangunan gedung sekolah yang baru ini melibatkan tiga instansi terkait yaitu Yayasan Buddha Tzu Chi, dibantu oleh TNI KODIM Serang, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang. Pada tanggal 11 Februari 2008 relawan Tzu Chi berkunjung ke kantor Bupati Serang untuk melaporkan rencana pembangunan gedung sekolah tersebut serta rencana peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2008. Dalam kesempatan itu Bupati Serang A.Taufik.N menyerahkan dana kepada Tzu Chi sebesar Rp 150.000.000,- untuk membantu membangun kembali sekolah tersebut.

foto   foto

Ket : - Areal sekolah SD Negeri Mesjid Priyayi yang terkena angin puting beliung. (kiri)
         - Untuk menunjang di bidang pendidikan pemerintah daerah Serang di wakiliBupati Serang A.Taufik.N
           menyerahkan danasebesar Rp.150.000.000 kepada Yayasan Buddha Tzu Chi untuk membantu
           pembangunan gedung sekolah yang layak dan nyaman bagi para siswa dan siswi. (kanan)

“Saya sejak menjadi Wakil Bupati tahun 2000 dan 2005 menjadi Bupati Serang memang prioritas pembangunan adalah di bidang pendidikan. Namun perlu diketahui bahwa pendidikan adalah kebutuhan masyarakat banyak oleh karena itu saya butuh bantuan dana, tidak hanya mengandalkan anggaran dari kas daerah, karena kas daerah terbatas, oleh karena itu kita mencari simpatisan, donatur, atau yayasan yang bisa membantu. Dan secara kebetulan Serang beberapa bulan yang lalu terkena musibah angin puting beliung, dengan kepedulian dari Yayasan Tzu Chi meninjau lokasi, kemudian tertarik untuk membantu, jadi saya ucapkan terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi atas partisipasi dan dukungannya”, ucap A. Taufik N.

Bupati juga menyampaikan harapannya, “Tidak sebatas di Priyayi saja tapi mungkin di tempat lainnya karena saya punya keinginan di tahun 2009 nanti tidak ada lagi di Serang ini sekolah yang ambruk, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi membantu bangunan-bangunan sekolah yang roboh, konon dalam perencanaannya cukup menarik dan cukup besar biayanya. Oleh karena itu kami dari pemerintah daerah sebagai partisipasi ikut serta membantu pendidikan kita serahkan dana sebesar seratus lima puluh juta rupiah, kita serahkan kepada Yayasan Tzu Chi untuk selanjutnya Yayasan Tzu Chi yang akan mengelolanya,” tegas A.Taufik.N di ruang kerjanya. Menurut rencana Yayasan Buddha Tzu Chi segera membangun kembali 6 kelas untuk proses belajar-mengajar, satu ruang guru, dan satu ruang kepala sekolah.

Saat ini gedung sekolah tersebut hanya bisa digunakan untuk dua kelas saja, sedangkan untuk 4 kelas lainnya dilaksanakan di luar halaman sekolah dengan menggunakan tenda darurat. Saginem, Kepala SDN Mesjid Priyayi sangat terharu saat relawan Tzu Chi datang berkunjung ke sekolah yang ia pimpin. Ia merasa bersyukur ada orang yang memperhatikan kondisi sekolahnya, karena menurutnya beberapa waktu yang lalu ia sudah melaporkan ke instansi terkait namun belum ada yang menanggapi “Saat ini hanya 2 kelas saja yang bisa dipakai, untuk kelas 1 dan kelas 3 saja karena muridnya banyak, sedangkan kelas 2, 4, 5, dan 6 yang relatif sedikit belajar di tenda darurat yang disekat menjadi 4 bagian, ini disiasati,” jelas Saginem. Namun proses belajar-mengajar tetap berjalan walaupun tidak nyaman karena menurut Saginem para siswa-siswi ini di tenda ini menjadi gelisah saat menjelang siang akibat hawa panas. Tenda darurat tersebut berada di halaman yang terdapat di sisi kanan sekolah.

foto   foto

Ket : - Anak-anak sekolah SD Negeri Mesjid Priyayi berdiri di depan tenda darurat sebagai kelas mereka untuk
           belajar. (kiri)
         - Kepala sekolah SD Negeri Mesjid Priyayi Saginem sedang menjelaskan tentang kondisi sekolahnya kepada
           Hepi Moiras relawan Tzu Chi dari Indah Kiat Pulp and Paper products. (kanan)

Pembangunan gedung sekolah tersebut akan segera dimulai dan menurut rencana akan memakan waktu 100 hari kerja sejak Surat Perjanjian Kerja (SPK) ditandatangani. Semua ini juga berkat kepedulian dari masyarakat setempat yang ikut membantu bersama TNI serta relawan Tzu Chi yang akan ikut membantu proses pembangunan.

 

Artikel Terkait

Sepenuh Hati Melayani Masyarakat di Masa Pandemi

Sepenuh Hati Melayani Masyarakat di Masa Pandemi

02 Juli 2021
Lonjakan kasus pasien Covid-19 di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa dalam sepekan terakhir membuat banyak rumah sakit kewalahan. Begitu juga yang terjadi di Tzu Chi Hospital, tepatnya di Pandemic Ward yang melayani pasien Covid-19.
Indahnya Berbagi

Indahnya Berbagi

14 Juni 2017

Tzu Chi Bandung melaksanakan bakti sosial pelayanan kesehatan umum serta pembagian sembako, 11 Juni 2017. Kegiatan ini berlangsung di Keraton Kasepuhan, Cirebon. Dalam kegiatan tersebut ada sebanyak 807 pasien umum dan 1.000 penerima bantuan paket sembako.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -