Komunikasi Harmonis dalam Keluarga
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)Melalui acara ini, para orang tua dan anak diajak untuk menjalin komunikasi yang lebih harmonis.
“Di dunia ini ada dua hal yang tidak dapat ditunda, yaitu, berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Kata perenungan tersebut juga ditempel di dinding kaca ruang utama kelas budi pekerti, Jing Si Books and Café Mal Kelapa Gading, dan sekaligus menjadi tema kelas budi pekerti pada tahun 2014. Tidak terasa sebelas bulan sudah anak-anak peserta kelas budi pekerti mengikuti kegiatan belajar dan bermain bersama-sama. Dua minggu menjelang penghujung Desember 2014, tepatnya hari Sabtu, 20 Desember 2014, 20 anak-anak peserta kelas budi pekerti bersama dengan orang tua mereka masing-masing duduk bersama dalam satu ruangan, untuk mengikuti acara penutupan kelas budi pekerti anak. Kegiatan ini juga sekaligus menyambut hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2014 dan dipandu oleh Vivi Tan dibantu oleh Wie Siong.
Acara penutupan kelas budi pekerti ini dimulai dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen serta penayangan rekaman kilas balik kegiatan kelas budi pekerti selama setahun. Melalui tayangan video, para orang tua diajak untuk melihat hasil perkembangan anak-anak mereka selama mengikuti kelas budi pekerti ini. Wie Siong dan Vivi Tan dalam kesempatan ini menuturkan bahwa perkembangan mental dan kepribadian anak tercermin dari sikap budi pekertinya yang baik, serta hormat, patuh dan berbakti pada orang tua.
Lebih lanjut, mereka juga mengingatkan kepada para orang tua dan anak-anak untuk selalu menjaga silaturahmi dan jalinan komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anaknya. Hal ini dapat terwujud dengan berkumpul bersama, saling bicara, saling diskusi, melepaskan kemelekatan kepada benda-benda elektronik seperti telepon gengam. Vivi dan Wie Siong mencontohkan saat keluarga berkumpul dan duduk satu meja makan namun setiap anggota keluarga masing-masing menggenggam smartphone. Tentu hal ini sangat disayangkan, momen berkumpul seharusnya bisa digunakan untuk mempererat ikatan keluarga dengan saling berkomunikasi.
Surat ucapan terima kasih dan permohonan maaf dari para anak membuat para orang tua terharu.
Selain itu, dalam acara ini juga ditampilkan ilustrasi seorang anak yang tega menelantarkan orang tua mereka sendiri yang sudah tidak berdaya dimakan usia dan terjangkit berbagai penyakit. Melalui ilustrasi ini, para orang tua dan anak-anak diajak kembali mengakrabkan diri masing-masing, meluangkan waktu kebersamaan lebih erat lagi satu sama lain dalam suasana yang lebih kekeluargaan, lebih rukun, lebih harmonis.
Acara dilanjutkan saat anak-anak kelas budi pekerti memasuki ruangan dengan membawa baskom berisi air dan sehelai handuk. Para orang tua yang duduk di dalam ruang kelas pun hening, tak bersuara. Sesuai instruksi Vivi, anak-anak berlutut dan membasuh kaki orang tuanya dengan lembut. Lambat laun beberapa ibu mulai terharu dan meneteskan air mata haru mereka saat anak-anak yang mereka kasihi membasuh kaki mereka. Hal ini begitu mengharukan sekaligus menjadi simbol bakti, simbol hubungan yang baik antara anak dan orang tuanya.
Vimala Komari Ng dan Pramitha Komari Ng berharap dari lagu-lagu tersebut semua mahluk boleh berbahagia terutama orang tua mereka.
Setelah membasuh kaki, anak-anak memberikan surat tanda kasih dan pemohonan maaf mereka kepada orang tua. Saat anak memberikan surat tersebut kepada orang tua mereka masing-masing, tidak sedikit orang tua yang tersentuh dan menitikkan air mata.
Salah seorang orang tua anak peserta kelas budi pekerti, Noni Thio menyampaikan bahwa sejak kedua anaknya, Vimala Komari Ng (Ai Ching – 7 tahun) dan Pramitha Komari Ng (Ai Lie – 6 tahun) mengikuti kelas budi pekerti, keduanya menjadi lebih displin, peka, kritis kepada lingkungan sekitarnya, berani bersikap baik dan benar, serta peduli kepada mahluk hidup lain.
Acara ditutup dengan persembahan lagu Cinta dan Damai, dan Satu Keluarga yang dibawakan oleh Vimala Komari Ng dan Pramitha Komari Ng dengan permainan biola mereka. Vimala mengatakan bahwa dia berharap dari lagu-lagu tersebut semua mahluk boleh berbahagia, khususnya untuk mama dan papa terkasih.
Artikel Terkait
Hari Terakhir Kelas Budi Pekerti 2014/2015
26 Juni 2015Memupuk Welas Asih Pada Anak
23 Oktober 2014Minggu, 19 Oktober 2014 kelas budi pekerti kembali dilaksanakan. Meskipun cuaca mendung, namun para siswa pun tetap bersemangat mengikuti kegiatan. Semangat inilah yang menunjukkan bahwa mereka ingin belajar dan memahami Dharma untuk dipraktikkan dalam perilaku sehari-hari.
Belajar untuk Berpuas Diri dan Selalu Bersyukur
21 Oktober 2022Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang “Puas Diri dan Bersyukur”. Berpuas diri dapat diartikan sebagai suatu rasa bersyukur atas apa yang kita miliki, menghargai segala sesuatu yang ada di sekitar kita, dan juga tidak iri terhadap milik orang lain.