Kondisi Warga Way Muli Satu Bulan Pascatsunami Selat Sunda

Jurnalis : Ivon, Junaedy Sulaiman (Tzu Chi Lampung) , Fotografer : Asih, Wilson (Tzu Chi Lampung)


Relawan bersama-sama menyerahkan bantuan kepada warga di pengungsian Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan.

Jumat, 18 Januari 2019 beberapa relawan Tzu Chi Lampung mensurvei keadaan warga terdampak tsunami di Pengungsian Desa Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan. Sudah satu bulan, warga terdampak tsunami Selat Sunda tersebut bertahan di tenda-tenda pengungsian. Di sana, kondisi mereka pun masih belum stabil.

“Di sana, para warga terdampak bencana masih membutuhkan kasur. Memang ada tenda, tapi pembagiannya juga belum merata, belum semuanya punya tenda,” kata Lita, Ketua Harian Tzu Chi Lampung.

Keadaan tersebut membuat relawan Tzu Chi Lampung tergerak. Apalagi ada seorang ibu yang baru saja melahirkan setelah tsunami menerjang rumah mereka. “Bayi itu lahir tanggal 23 Desember 2018. Kondisinya sekarang kurang sehat,” jelas Yana, Koordinator Survei tersebut.

Setelah melakukan survei, relawan Lampung datang kembali ke pengungsian tersebut, 20 Januari 2019. Mereka membawa bantuan berupa 56 buah kasur lantai, 50 setel seragam sekolah, dan bahan masakan sesuai kebutuhan pengungsi.


Bantuan yang diberikan berupa 56 buah kasur lantai, 50 setel seragam sekolah, dan bahan masakan sesuai kebutuhan pengungsi


Austin Andika Tanujaya dan Adi Nugraha Tanujaya, relawan Tzu Ching yang turut membantu penyaluran bantuan kepada warga terdampak tsunami Selat Sunda di Lampung. 

Melihat relawan datang memberikan bantuan, para pengungsi sangat senang. Kasur tersebut bisa memberikan sedikit kehangatan pada malam-malam mereka yang dingin. “Saya mewakili warga Way Muli, mengucapkan terima kasih kepada semua relawan Tzu Chi atas bantuan yang sudah diberikan. Bantuan ini pasti sangat bermanfaat bagi kami semua di sini,” ungkap Darwin, warga Way Muli.

Pada kegiatan itu, terdapat 2 relawan baru yang turut bergabung, yakni Adi Nugroho Tanujaya dan adiknya Austin Andika Tanujaya. Adi merupakan salah satu relawan Tzu Ching yang sedang menempuh pendidikan bahasa Mandarin di Guangzhou, Tiongkok yang tengah pulang ke Indonesia untuk berlibur. “Di sana saya Aktif di Tzu Chi juga,” kata Adi yang turut berbahagia bisa bersumbangsih bagi warga terdampak tsunami di Lampung.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Peduli Korban Tsunami di Lampung

Peduli Korban Tsunami di Lampung

28 Desember 2018
Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung bekerja sama dengan Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) memberikan bantuan pascatsunami Selat Sunda menerjang Lampung Selatan.
Survei dan Persiapan Pemberian Bantuan untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Survei dan Persiapan Pemberian Bantuan untuk Korban Tsunami Selat Sunda

24 Desember 2018 Hari ini, Senin 24 Desember 2018, dua hari pascabencana tsunami di Selat Sunda, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia meluncur ke lokasi kejadian di wilayah Pandegelang, Banten dan sekitarnya untuk gelar survei.
Kondisi Warga Way Muli Satu Bulan Pascatsunami Selat Sunda

Kondisi Warga Way Muli Satu Bulan Pascatsunami Selat Sunda

22 Januari 2019
Sudah satu bulan, warga terdampak tsunami Selat Sunda di Lampung bertahan di tenda-tenda pengungsian. Di sana, kondisi mereka pun masih belum stabil. Relawan Tzu Chi Lampung datang membawa bantuan berupa 56 buah kasur lantai, 50 setel seragam sekolah, dan bahan masakan sesuai kebutuhan pengungsi.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -