Kreasi Generasi Penyelamat Bumi

Jurnalis : Rahma Mandasari (DAAI TV Medan), Fotografer : Tony Honkley (DAAI TV Medan)
Evelyn, seorang siswa Kelas Budi Pekerti Tzu Chi memperlihatkan kreasi tas kantongan dari kaus bekasnya.

Meskipun pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tugas generasi muda penerus bangsa dalam membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan budi pekerti tidak boleh berhenti. Di kota Medan sendiri, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat telah berjalan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Kegiatan belajar mengajar di sekolah juga masih memberlakukan sistem daring. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat siswa–siswi kelas Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Medan yang tetap belajar mendaur ulang kaus bekas.

Sebagai generasi berbudi pekerti, siswa–siswi ini dipersiapkan untuk menjadi generasi yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga berkarakter cinta lingkungan sejak dini. Salah satu gaya hidup yang harus mereka terapkan dalam kehidupan sehari–hari adalah mendaur ulang barang bekas atau yang dikenal dengan prinsip Recycle. Pada kesempatan ini mereka mendapat pelatihan mendaur ulang kaus bekas untuk dijadikan tas kantong yang unik pada Minggu 11 Juli 2021 via aplikasi Zoom.

Regina, Siswi Kelas Budi Pekerti Tzu Chi ini berhasil menerapkan prinsip daur ulang atau recycle melalui tas kaus bekas buatannya.

Cara membuat tas kantong dari kaus daur ulang ini boleh dikatakan mudah. Pertama, kita harus mengukur jarak bagian bawah kaus sepuluh sentimeter. Kemudian kita dapat menggambar pola garis–garis selebar dua jari lalu menggunting bagian ini. Langkah selanjutnya, kain yang sudah digunting diikat dengan rapi sebanyak dua kali. Bagian tangan kaus digunting hingga kaus bekas pun berubah menjadi tas lucu.

“Menurut saya lumayan kreatif karena bisa mendaur ulang sesuatu yang tidak dipakai menjadi berguna kembali,” ujar Frederick Chandra, salah seorang siswa kelas budi pekerti Tzu Chi.

Pelatihan daring kreasi barang daur ulang ini dibimbing oleh Susandi dan Maria, pelatih keterampilan dan kerajinan tangan sekaligus pemerhati pendidikan anak–anak.
Pelatih kerajinan tangan dengan semangat mengajar cara pembuatan kreasi daur ulang secara daring.

“Manfaatnya buat anak–anak adalah melatih kesabaran dan dapat mengisi waktu luang mereka di rumah di tengah pandemi. Saya berharap mereka bisa menekan penggunaan kantong plastik,” ungkap Susandi yang mengaku senang melihat antusiasme anak– anak Kelas Budi Pekerti.

Tidak hanya Kelas Budi Pekerti Tzu Chi yang dibatasi kegiatannya, kegiatan kerelawanan Tzu Chi juga mengalami hal yang sama. Meski banyak waktu yang dihabiskan di rumah saja, relawan juga harus aktif dalam mengampanyekan Misi Pelestarian Lingkungan.

“Banyak barang yang jadi sampah dan bertebaran, dengan pelatihan ini kita teredukasi untuk untuk berkreasi dari rumah,” ungkap Rosna, relawan Tzu Chi yang juga mengikuti pelatihan ini.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Belajar Memanfaatkan Waktu

Belajar Memanfaatkan Waktu

03 April 2018

Memasuki minggu keempat di bulan Maret 2018, komunitas He Qi Utara 2 kembali mengadakan kelas budi pekerti Tzu Chi dengan mengusung tema Memanfaatkan Waktu. Para murid diajak untuk belajar menentukan mana saja kegiatan yang seharusnya menjadi prioritas untuk didahulukan.

Belajar untuk Berpuas Diri dan Selalu Bersyukur

Belajar untuk Berpuas Diri dan Selalu Bersyukur

21 Oktober 2022

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini membahas tentang “Puas Diri dan Bersyukur”. Berpuas diri dapat diartikan sebagai suatu rasa bersyukur atas apa yang kita miliki, menghargai segala sesuatu yang ada di sekitar kita, dan juga tidak iri terhadap milik orang lain.

Kelas Budi Pekerti: Belajar Peduli Lingkungan Sejak Dini

Kelas Budi Pekerti: Belajar Peduli Lingkungan Sejak Dini

21 September 2022

Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kali ini sedikit berbeda karena dilaksanakan di Pantai Ketam. Setibanya di lokasi, para Da Ai Mama mengajak siswa-siswi memperagakan isyarat tangan berjudul Ren Ren Zuo Huan Bao.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -