Kreasi Masakan Vegan yang Tak Kalah Enaknya

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Halim, Indarto (HQB1), Basno, James Yip (HQB2)


Happy Noodles Cake menyabet juara pertama dalam Lomba Masak Vegan yang digelar Komunitas Relawan Tzu Chi He Qi Barat 1, Minggu 1 September 2019 di Mal Taman Palem, Jakarta Barat.

Lomba masak vegetarian, rasanya sudah sering kita jumpai seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan hidup sehat. Tapi kalau lomba masak masakan vegan, bagaimana jadinya ya? Tentu sudah terbayang tantangannya, tak boleh gunakan telur, juga susu.

Nah, akhir pekan kemarin, 31 Agustus dan 1 September 2019, relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Barat 1 punya acara yang seru di Mal Taman Palem, Cengkareng Jakarta Barat dalam rangka meramaikan Bulan Tujuh Penuh Berkah. Rangkaian acaranya banyak dan menarik, ada sosialisasi dan doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah, Senam S3 Andrie Wongso, Voice of DAAI, mendongeng, dan lomba serta demo masak masakan vegan.

“Karena filosofinya Tzu Chi memang vegan ya, kami berharapnya semua orang belajar untuk vegan. Kami juga ingin sosialisasikan pandangan yang benar tentang Bulan Tujuh. Lalu kami ingin menggalang banyak orang menjadi relawan, makanya kita pilih di mal. Orang juga bisa belajar bervegetaris, dan juga bisa melakukan pelestarian lingkungan,” kata Linda Budiman, salah satu penanggung jawab acara ini.


Para peserta dari Grup 5 menyampaikan bahwa DAAI Mi bisa dikreasikan menjadi bermacam-macam makanan yang unik, sehat, dan lezat.


Schotel Harmoni adalah nama masakan yang dibuat oleh Grup 8.

Lomba memasak masakan vegan ini berlangsung seru, dan memberikan banyak pengetahuan bagi para pengunjung. Delapan grup yang masing-masingnya terdiri dari empat orang terlihat sangat semangat, sangat interaktif juga ketika para juri menyambangi meja mereka. Aturan utama, bahan yang digunakan adalah mi vegan, DAAI Mi. Mi yang selain enak dan sehat, juga keuntungannya untuk membantu misi kemanusiaan.

Lomba ini juga didukung dengan banyak kamera dan disiarkan secara live di depan layar yang ada di panggung sehingga para pengunjung dapat mengikuti jalannya lomba secara menyeluruh.

Tibalah saatnya tiga orang dewan juri memanggil satu demi satu grup dan membawa hasil masakan mereka ke meja juri untuk dinilai. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya dewan juri memutuskan kelompok 5-lah yang jadi juaranya dengan masakan yang mereka beri nama Happy Noodles Cake.

Menjadi pemenang di lomba ini, para peserta dari grup 5 justru tak menyangka. “Senang sekali ya, kami tidak menyangka bisa dapat juara satu karena saingan kami juga berat-berat, mereka pada pintar masak,” kata Tjhui Lian Sumringah.


Dewan juri ketika memberikan penilaian terhadap delapan masakan.


Acara ini juga sekaligus dalam rangka menggalang relawan di tim konsumsi He Qi Barat 1 agar lebih kuat, yang mana akan dibutuhkan di semua kegiatan.

Para peserta dari grup 5 ini dari awal ingin membuat sesuatu yang tak biasa. Menu ini dimasak dengan Emi, ciri khas masakan dari Kota Medan. Emi yang untuk siraman kuah ini terbuat dari delapan rempah-rempah antara lain kapulaga, kayu manis, pala, tomat, jahe, lengkuas, dan daun salam.

Dewan juri melihat effort dan antusias dari peserta grup ini. Karena itu grup lima pantas jadi juaranya.

“Perjuangannya menyiapkan sesuatu yang membuat orang terbuka, ternyata dengan DAAI Mi orang bisa berkreasi membuat pengananan menarik dan rasanya memang enak,” kata salah satu juri, Widyanti Tjasnadi.

Sementara itu, Sita (40) adalah warga Cengkareng yang terlihat antusias melihat lomba masak serta demo masak di acara ini.


Sita (jilbab hijau) menyimak demo masak berlangsung. 


Berbagai stan makanan juga ada di acara ini, seperti nasi tim vege, bakmi vege, Choi Fan, manisan, dan ice cream vegan.

“Saya kan kebetulan terkena kanker payudara dan saya tahu Tzu Chi ini punya gaya hidup yang sehat, jadi saya ingin tahu biar ada contoh masakan yang bisa dimasak. Saya kan tidak boleh makan makanan yang ada pengawet, perasa, dan pemanis,” ujarnya.

Sita pun ingin segera mencoba masak tahu yang dibungkus kulit pangsit yang didemokan oleh relawan di depan panggung. Ia melihat cara masaknya cukup mudah.

Anak-anak Pun Ceria


Tak hanya acara yang bermanfaat bagi orang dewasa, acara ini juga disenangi anak-anak, apalagi ketika pendongeng ternama Kak Heru Parakoso atau yang dikenal dengan Paman Dongeng membawakan dongeng yang berjudul Kura-kura Hebat.

Dalam dongeng tersebut, Kak heru bercerita, ada kura-kura yang merasa tidak hebat karena ia membandingkan dirinya dengan gajah yang senang membersihkan hutan. Kura-kura juga melihat kuda yang kecepatannya dalam menanam pohon juga paling banyak. Tapi suatu hari akhirnya Kura-kura sadar bahwa ia juga hebat karena bisa menyelamatkan ulat yang tenggelam.


Kak Heru Prakoso atau Paman Dongeng menceritakan kisah tentang Kura-kura Hebat.


Anak-anak ingin memberi tahu Kura-kura apa yang bisa ia lakukan untuk membantu ulat.

“Sejak saat itu Kura-kura tak sedih lagi karena setiap anak itu diciptakan Tuhan itu semua hebat. Tapi kehebatan berbeda-beda. Akhirnya kura-kura semangat lagi,” kata Kak Heru, biasa ia dipanggil

Dongeng yang berlangsung selama 30 menit ini mampu membius anak-anak bahkan penonton yang dewasa untuk ikut larut dalam cerita. Kemampuan Kak Heru mendeskripsikan suasana juga bikin anak kadang ikut terkejut, dan secara spontan berteriak dan tertawa lebar. Yang paling penting anak-anak tersebut bisa memetik pelajaran dari dongeng tersebut.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Kreasi Masakan Vegan yang Tak Kalah Enaknya

Kreasi Masakan Vegan yang Tak Kalah Enaknya

02 September 2019

Akhir pekan kemarin, 31 Agustus dan 1 September 2019, relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Barat 1 punya acara yang seru di Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat dalam rangka meramaikan Bulan Tujuh Penuh Berkah. Rangkaian acaranya banyak dan menarik, ada sosialisasi dan doa bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah, Senam S3 Andrie Wongso, Voice of DAAI, mendongeng, dan lomba serta demo masak masakan vegan.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -