Kunjungan Kasih ke Rumah Lansia Desa Rantau Panjang

Jurnalis : Hani Juwita Sari (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Cicih Kurnaesih (Tzu Chi Sinar Mas)
Nenek Usun digandeng dua relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 saat berkunjung di rumah sederhananya.

Cuaca hangat menemani perjalanan 4 relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 dari Unit Rantau Panjang Mill menuju Desa Rantau Panjang pada Selasa (1/10/2024) untuk melakukan kunjungan kasih bagi para Lansia. Kegiatan ini juga sebagai bagian dari Peringatan Hari Lansia Internasional yang jatuh setiap 1 Oktober.

Bukan sekedar kunjungan, perhatian bagi Lansia ini sebagai gerakan penuh cinta yang mengingatkan kita akan pentingnya kepedulian dan perhatian bagi mereka yang memasuki usia senja. Lansia yang dikunjungi yaitu Nenek Usun, Nenek Iran, dan Nenek Panun. Ketiganya adalah sosok-sosok inspiratif yang meskipun hidup dalam keadaan serba sulit, tetap menunjukkan ketangguhan yang luar biasa.

Nenek Usun, seorang perempuan yang kini hidup sendiri tanpa anak dan suami, menjadi simbol ketegaran bagi masyarakat sekitar. Meski memiliki kekurangan fisik di tangan dan kaki, yang membatasi gerak-geriknya, Nenek Usun tak pernah menyerah. Hidupnya mungkin terlihat sederhana, namun dibalik itu tersimpan cerita ketabahan yang mendalam.

Kunjungan kasih dari relawan membawa kehangatan bagi para Lansia karena bisa salaing bercanda dan bercerita apa saja.

Hidup seorang diri, Nenek Usun sering kali hanya memiliki makanan seadanya untuk mengisi hari-harinya. Tetangga-tetangga terdekat kerap membantu, namun Nenek Usun tidak pernah sepenuhnya bergantung pada orang lain. Di usianya yang senja, ia masih berusaha mandiri dengan mencari kayu di hutan sekitar untuk memasak dan memetik sayuran di sekitar rumahnya.

Meski tubuhnya terbatas, semangat Nenek Usun tak terbatas. Setiap langkahnya, meski lambat, adalah lambang perjuangan melawan keterbatasan hidup. Baginya, hidup adalah tentang terus bergerak maju, sekecil apa pun langkah itu.

"Saya merasa tidak sendiri lagi. Terima kasih sudah datang. Meski hidup sulit, dengan bantuan ini saya merasa dihargai. Kehadiran kalian memberikan saya kekuatan baru," ucap Nenek Usun.

Kata-kata Nenek Usun menunjukkan betapa pentingnya perhatian bagi mereka yang sering kali terlupakan. Kehangatan yang diberikan relawan menyentuh hatinya, membuatnya merasa kembali dipedulikan oleh masyarakat di sekelilingnya.

Perhatian dari relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 menguatkan hati Nenek Iran di usia senjanya.

Sosok lain yang menjadi perhatian dalam kunjungan ini, adalah Nenek Iran yang hidup mandiri karena anaknya tinggal jauh darinya. Dengan tulang yang menonjol di punggungnya, Nenek Iran menolak menyerah pada fisiknya. Ia masih setia bekerja membantu tetangga di ladang, mengumpulkan upah seadanya untuk memenuhi kebutuhannya.

Meskipun penghasilan yang ia dapatkan tidak seberapa, ia tetap bersyukur dan menjalani hari-hari dengan senyuman. Baginya, setiap tetes keringat di ladang adalah bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkontribusi bagi masyarakat. Kegigihannya menginspirasi, menunjukkan bahwa seberat apa pun hidup, selalu ada cara untuk bertahan dan memberi manfaat bagi orang lain.

"Saya tidak pernah menyangka ada yang datang khusus untuk melihat keadaan saya. Terima kasih sudah datang. Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan rezeki," ujar Nenek Iran.  Kata-kata penuh doa dari Nenek Iran mengungkapkan rasa syukurnya. Kegembiraan yang terpancar dari wajahnya menunjukkan betapa kunjungan sederhana ini bisa memberikan arti yang besar dalam hidupnya, menghilangkan kesepian dan memberinya kebahagiaan di tengah kesederhanaannya.

Meski tidak bisa melihat dan mendengar dengan jelas, Nenek Panun merasakan kebahagiaan atas kunjungan dari relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2.

Di antara ketiga Lansia yang dikunjungi, Nenek Panun menghadapi tantangan berbeda. Keterbatasan pendengaran dan penglihatan akibat katarak membuat hidupnya tak mudah. Namun, Nenek Panun tidak menyerah pada keadaan. Meskipun hanya bisa mengandalkan salah satu mata yang masih bisa melihat sedikit, ia tetap berusaha menjalani hidup dengan penuh rasa syukur.

Setiap hari, Nenek Panun memetik sayuran dari pekarangan rumahnya. Ini menjadi sumber utama pangan untuk kehidupannya. Meski keterbatasan fisik membatasi gerak dan interaksinya, ia tidak pernah merasa sepenuhnya sendirian. Nenek Panun mengandalkan anaknya untuk memenuhi kebutuhan sembako, namun ia selalu berusaha berkontribusi sebisa mungkin.

"Meskipun saya sudah tua dan tak bisa mendengar dan melihat dengan baik, hati saya gembira dengan kedatangan kalian. Terima kasih, bantuan ini sangat berarti bagi saya dan keluarga," tutur Nenek Panun. Kata-kata Nenek Panun menunjukkan bahwa cinta dan perhatian adalah sesuatu yang melampaui fisik. Kehadirannya yang bersahaja, namun penuh syukur, mengajarkan kita untuk lebih menghargai kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

Kunjungan relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 bukan hanya memberikan bantuan tetapi sebagai perhatian nyata layaknya orang tua sendiri.

Kunjungan yang dilakukan ini menyentuh hati salah satu relawan yaitu Merry Shijie. Ia mengungkapkan pengalaman pribadinya setelah berinteraksi dengan ketiga Lansia tersebut. Baginya kunjungan ini bukan hanya aksi sosial, tetapi sebuah perjalanan batin yang mendalam.

"Mengunjungi para Lansia ini sungguh membuka mata saya. Melihat semangat hidup mereka di tengah keterbatasan membuat saya sangat tersentuh. Mereka mengajarkan saya tentang keteguhan, bahwa dalam segala kesulitan, kita tetap bisa menemukan kebahagiaan dan makna hidup. Saya merasa diberkati bisa menjadi bagian dari momen ini, " ungkapnya penuh haru.

Kegiatan ini bukan hanya menyalurkan bantuan. Lebih dari itu, ini adalah tentang memberikan perhatian, rasa peduli, dan cinta yang tulus kepada mereka yang sering kali dilupakan. Para Lansia ini adalah bagian dari masyarakat yang sering kali tersembunyi dari pandangan, tetapi di balik kesunyian mereka, terdapat cerita-cerita tentang kekuatan, ketabahan, dan semangat hidup.

Momen kebersamaan selama kunjungan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perhatian kecil bisa berarti besar bagi mereka yang membutuhkan. Kehadiran para relawan tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi para Lansia, tetapi juga menjadi sumber harapan baru, mengajarkan bahwa kebaikan dapat hadir di mana pun dan kapan pun.

Kegiatan ini membawa pesan kuat tentang pentingnya menjaga dan menghargai para Lansia. Mereka adalah pilar-pilar kehidupan yang telah membangun dasar masyarakat, dan sudah saatnya kita memberikan perhatian yang layak bagi mereka. Hari Lansia Internasional ini menjadi momentum untuk menyemai harapan dan menyebarkan cinta bagi mereka yang telah memberikan banyak, meski usia terus bertambah.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kunjungan Kasih ke Rumah Lansia Desa Rantau Panjang

Kunjungan Kasih ke Rumah Lansia Desa Rantau Panjang

07 November 2024

Memperingati Hari Lansia Internasional yang jatuh pada 1 Oktober 2024, relawan Tzu Chi Sinar Mas komunitas Xie Li Kalimantan Timur 2 dari Unit Rantau Panjang Mill melakukan kunjungan kasih ke rumah Lansia di Desa Rantau Panjang.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -