Kunjungan Kasih, Menebarkan Cinta Kasih dan Welas Asih

Jurnalis : Andryan VT(He QI Barat), Fotografer : Alfred (Tzu Ching), Tim He QI Barat

Minggu (19/10/2014)  para relawan Tzu Chi, He Qi Barat melakukan kunjungan kasih pasien kasus dan penerima bantuan Tzu Chi.

Minggu (19/10/2014) yang indah di Kota Jakarta, seolah menyambut baik para relawan Tzu Chi untuk melakukan kunjungan kasih pasien kasus dan penerima bantuan Tzu Chi. Sebanyak 70 orang hadir : Relawan Biru Putih , Abu Putih, Tzu Ching dan Relawan Kembang. Sebelum melakukan kunjungan kasih, tepatnya pukul 09.00 WIB, para relawan dikumpulkan dan ditaklimat terlebih dahulu di aula Lantai 2, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Tujuannya ialah pembekalan kepada para peserta mengenai tata krama dan sopan santun relawan dalam melakukan kunjungan kasih agar relawan tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan pasien kasus atau penerima bantuan tersinggung.

Dalam taklimat, para peserta juga bersama-sama menyaksikan ceramah Master. Setelah selesai, para relawan dibagi menjadi 14 kelompok. Setiap kelompok mengunjungi satu pasien dengan tujuan yang berbeda-beda pula.

Para relawan melakukan kunjungan dan pendampingan ke Rumah Singgah yang dihuni para penderita kanker yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Setelah selesai melakukan kunjungan kasih, semua relawan kembali berkumpul di aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Setiap kelompok berbagi mengenai kondisi para pasien kasus yang dikunjungi dan pengalaman serta perasaan mereka setelah melakukan kunjungan kasih ke pasien.

Banyak cerita yang menginspirasi para relawan yang hadir di aula. Sebagai contoh  Ardiansyah yang menderita kelumpuhan dan harus diamputasi karena buerger disease (penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang disebabkan oleh merokok). Pertama kali ketika Relawan Tzu Chi datang, Ardiansyah terlihat sangat stress dan putus asa. Namun sebulan setelah relawan melakukan pendampingan, pada kunjungan kasih selanjutnya, Ardiansyah telah bangkit dan dapat menerima keadaannya. Ia sadar walaupun mengalami kecacatan fisik, ia tidak mau menjadi seseorang yang tidak berguna. Sekarang ia sudah bisa mengoperasikan soundsystem dan membuat bingkai yang bahannya berasal dari sampah daur ulang. Ia sangat bersyukur atas bantuan dan penghiburan dari Tzu Chi dan bertekad untuk menjadi relawan setelah dia sembuh.

Selain itu, ada juga sharing yang diungkapkan Agung, salah satu Tzu Ching Jakarta yang berharap untuk dirinya agar dapat bisa memanfaatkan masa-masa kehidupannya dengan baik dan menerapkan serta membuat keputusan untuk menghargai diri sendiri dan kehidupan yang ia jalani saat ini.

Mengutip perkataan Agung, tentunya menjadi sebuah berkah bagi kita, para relawan untuk bersumbangsih. Dengan cara melakukan kunjungan kasih, memberi pendampingan dan penghiburan serta menebarkan cinta kasih dan welas asih di tengah-tengah masyarakat yang ada. Dengan adanya kunjungan kasih ini, tentunya kita dapat semakin mensyukuri apapun yang telah dimiliki karena di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih kekurangan daripada kita.

 Para relawan berkunjung ke rumah Pak Ardiansyah


Artikel Terkait

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -