Proses pemeriksaan kesehatan degeneratif untuk para lansia.
“Cinta kasih itu tidak menuntut balasan, cinta kasih itu memberi dengan tulus dan mempersembahkannya tanpa pamrih”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Benih cinta kasih kembali disebarkan relawan Tzu Chi di Xie Li Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur. Kali ini, Selasa (30/1/24) relawan memberikan perhatian bagi 40 lansia yang tinggal di Kampung Bermai, Kutai Barat yang dipusatkan di Kantor Satu Atap Petinggi, BPK, dan Lembaga Adat Jl. Nyahun. Perjalanan darat selama 2,5 jam ditempuh relawan menuju kampung ini.
Bentuk perhatian yang diberikan berupa pemeriksaan kesehatan degeneratif dan penyerahan bantuan sembako berupa minyak goreng, gula pasir, dan telur. Kedua jenis bantuan ini dipilih relawan, setelah sebelumnya melakukan survei untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan lansia.
Pemeriksaan kesehatan dimulai dengan melakukan pendaftaran, kemudian memeriksa tekanan darah, pemeriksaan kadar kolesterol, asam urat, dan gula darah. Setelah itu, para lansia diperiksa dan melakukan konsultasi oleh dokter untuk diberikan vitamin serta obat jika mereka memiliki gangguan kesehatan. Relawan secara kompak berbagi tugas masing-masing. Tak lupa, pada setiap pemeriksaan, relawan juga melakukan pendampingan kepada para lansia.
Relawan Tzu Chi menyuapi Nenek Jadi yang belum sempat sarapan.
Pemeriksaan kesehatan degeneratif ini dimanfaatkan para lansia di kampung ini. Salah satunya Nenek Jadi (90). Ia ditemani cucunya Rosmini dengan menggunakan sepeda motor. Kondisinya lemah dan sulit berjalan. Luthfie Andria dan Panji, relawan Tzu Chi, sigap membantu menaiki tangga tempat pemeriksaan kesehatan dilakukan. Di sela-sela pemeriksaan, Nenek Jadi mengeluarkan keringat dingin, merasa pusing dan mual.
“Nenek sudah makan atau belum?” tanya Susan Rosita Simanjuntak.
“Belum Nak,” jawabnya.
Nisa, Susan, dan Dian pun sigap memberikan minum serta menyuapkan kue untuk Nenek Jadi. Antara gembira dan terharu, Nenek Jadi mengucapkan terima kasih kepada para relawan. “Terima kasih atas perhatiannya terhadap kami para lansia, kami merasa bahagia mendapat perhatian dan bantuan ini. Kami sangat jarang menerima perhatian seperti ini, terima kasih ya,” ujar Nenek Jadi.
Relawan menemani Nenek Bemenak yang sedang mendapatkan pemeriksaan kesehatan.
Selain Nenek Jadi, ada Nenek Bemenak (83) yang mencuri perhatian relawan. Ia tidak bisa berbahasa Indonesia dan hanya bisa bahasa daerah setempat. Pendengarannya juga agak kurang. Ketika berkomunikasi harus agak keras dan didekatkan ke telinganya. Dibantu perangkat desa, Nenek Bemenak mengucap syukur atas bantuan yang diberikan relawan. “Terima kasih telah memeriksa Nenek. Nenek sakit tua. Senang sekali telah diperhatikan,” ucapnya.
Susan Rosita Simanjuntak dan relawan yang lain menyerahkan bantuan sembako.
Bagi lansia yang tidak bisa berkumpul di Kantor Satu Atap Petinggi, BPK, dan Lembaga Adat, dokter dan relawan melakukan pemeriksaan kesehatan dan menyerahkan bantuan sembako langsung ke rumah. Salah satunya Ibu Asnah (58) yang kesulitan berjalan akibat stroke yang diderita selama 9 tahun. Dokter Max Steven Simbolon berpesan agar ia rutin mengonsumsi obat hipertensinya agar tekanan darahnya tetap terkontrol.
Kebahagiaan tak hanya dirasakan oleh para lansia yang mendapatkan bantuan, tetapi juga dirasakan relawan. "Saya sangat bersyukur dan bahagia bisa berbagi kepada mereka, semoga apa yang kami berikan bisa bermanfaat serta membantu kehidupan mereka sehari-hari," Susan Rosita Simanjuntak, Ketua Dharma Wanita
Xie Li Kutai Barat.
Pemeriksaan kesehatan untuk lansia yang mengalami kesulitan mobilitas.
Kunjungan kasih ini membuka hati para relawan untuk belajar menyadari bahwa hidup tidak selalu tentang diri kita tetapi juga tentang orang lain dan kepedulian kita untuk bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain melalui apapun yang bisa kita berikan. Semoga sedikit sentuhan kasih yang diberikan dapat meringankan beban para orang tua lanjut usia yang dikunjungi. Jalinan cinta kasih juga diharapkan dapat terjalin kepada seluruh keluarga penerima bantuan cinta kasih dari relawan Xie Li Kutai Barat.
Editor: Khusnul Khotimah