Kunjungan Kemendikbudristek ke Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.

Relawan Tzu Chi dan rombongan dari Kemendikbudristek berfoto di depan Aula Jing Si – Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini juga merupakan tour Aula Jing Si yang pertama kali sejak ditutup sementara karena pandemi Covid-19.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menerima kedatangan peserta Pusat Kegiatan Penguatan Karakter Kemendikbudristek ke Tzu Chi Center, PIK, Penjaringan, Jakarta Utara pada 11 November 2021. Kedatangan rombongan ini bertujuan untuk belajar tentang praktik kebaikan dan toleransi yang diterapkan di Tzu Chi Indonesia.

Kunjungan rombongan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Riset dan Teknologi) atau Kemendikbudristek ini juga merupakan tour Aula Jing Si yang pertama kali sejak Tzu Chi Indonesia ditutup sementara untuk umum karena pandemi Covid-19. Sebanyak 30 siswa dan 30 guru tingkat SMA dan SMK dari berbagai wilayah di Indonesia diterima dan didampingi oleh relawan di Tzu Chi Center.

Sebanyak 30 siswa dan 30 guru tingkat SMA dan SMK dari beberapa wilayah di Indonesia mendapatkan penjelasan tentang Tzu Chi dan perkembangannya di Indonesia oleh Andre Zulman, Divisi Eksternal Tzu Chi Indonesia.

“Ini merupakan momen berbahagia buat Tzu Chi Indonesia. Kita melihat ada satu permohonan kunjungan dari Kemendikbudristek, yang akan membawa peserta dari berbagai sekolah di Indonesia untuk belajar praktik kebaikan. Sehingga kita memberikan kesempatan untuk berkunjung ke Tzu Chi Center ini dengan catatan menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19,” ungkap Andre Zulman, Divisi Eksternal Tzu Chi Indonesia.

Rombongan dari Kemendikbudristek yang ingin belajar praktik kebaikan dan toleransi langsung diperkenalkan tentang sejarah Tzu Chi dan perkembangannya termasuk di Indonesia. Sepak terjang Tzu Chi dalam hal kemanusiaan yang sudah diakui PBB dan sudah tersebar di seluruh dunia khususnya di Indonesia sendiri menjadi salah satu alasan rombongan dari Kemendikbudristek untuk belajar di Tzu Chi.

Surya Nilasari (kiri), mewakili rombongan dari Kemendikbudrstek menerima bingkisan dari Tzu Chi yang diserahkan oleh Puspawati (kanan), relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1.

“Karena Tzu Chi sudah terkenal sebagai yayasan kemanusiaan yang tidak hanya memperioritaskan satu agama, tapi juga semua agama yang diakui di Indonesia. Kami berpikir akan sangat berguna bagi siswa dan guru-guru setelah datang ke sini karena mendapatkan insight dari penjelasan Tzu Chi,” jelas Surya Nilasari, panitia workshop Produk Konten Persatuan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudrstek.

Selain itu, setelah belajar di Tzu Chi diharapkan para peserta memiliki perspektif baru atas keberagaman dan persatuan di Indonesia. Sehingga nantinya bisa diterapkan langsung khususnya bagi para siswa dan guru. “Intinya supaya setelah mereka kembali ke daerah masing-masing bisa meneruskan bahwa indahnya toleransi di Indonesia bisa dilihat dari segala persepektif,” tambah Surya Nilasari di sela-sela kunjungan.

Joko Widodo atau yang akrab disapa Joko, salah satu guru SMK Negeri 1 Surakarta mengikuti gerakan isyarat tangan Satu Keluarga dalam kunjungannya ke Tzu Chi.

Dalam kegiatan ini, para peserta juga mendapatkan penjelasan tentang toleransi dan kebhinnekaan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan tayangan-tayangan DAAI TV. Setelah penyerahan bingkisan dari Tzu Chi ke perwakilan rombongan Kemendikbudristek, kegiatan dilanjutkan dengan tour Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia. Para peserta dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing dipandu oleh relawan Tzu Chi.

Salah satu peserta dalam kunjungan ini adalah Joko Widodo atau yang akrab disapa Joko, salah satu guru SMK Negeri 1 Surakarta. Setelah mendapatkan penjelasan tentang Tzu Chi dan kegiatan-kegiatannya, ia merasa mendapat banyak sekali wawasan baru.

Selain mendapatkan penjelasan tentang Tzu Chi dan perkembangannya di Indonesia, para rombongan Kemendikbudrstek juga diajak tour keliling Aula Jing Si untuk melihat kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang telah dilakukan Tzu Chi Indonesia.

“Banyak sekali yang kami dapat di sini (Tzu Chi) dan semua sangat menyentuh hati, luar biasa. Tzu Chi memberikan contoh kepada kita, tidak hanya khusus umat Buddha, tapi semua umat beragama, semua suku menjadi bersatu untuk menebarkan dan menumbuhkan cinta kasih,” ungkap Joko.

Setelah kunjungan ke Tzu Chi, Joko pun bertekan akan menjadi perpanjangan tangan atas ilmu yang ia dapat selama kegiatan penguatan karakter dan di Tzu Chi. “Nantinya mau mengajarkan kepada anak didik jangan sampai perbedaan agama, suku, menjadi penghalang untuk maju. Selain peserta didik, kami juga bisa menyebarkan ilmu ini ke masyarakat,” ungkap Joko di sela-sela tour Aula Jing Si Tzu Chi Indonesia.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kesan Terbaik Saat Mengunjungi Tzu Chi dan Tzu Chi Hospital di Indonesia

Kesan Terbaik Saat Mengunjungi Tzu Chi dan Tzu Chi Hospital di Indonesia

18 Juli 2023

Senin 17 Juli 2023, Deputy CEO Tzu Chi Foundation Prof. Rey-Sheng Her datang mengunjungi Tzu Chi Center bersama Prof. John Hoffmire dari Oxford University, Prof. Hwang-Yeh Chen dari Tzu Chi College of Tecnology, dan Ted Chi-Che Hwang staff dari Tzu Chi Foundation. 

Memperkenalkan Budaya Baik Tzu Chi

Memperkenalkan Budaya Baik Tzu Chi

31 Oktober 2014 Aula Jing Si dipilih sebagai tempat “rekreasi” karena ia menilai Aula Jing Si sarat akan budaya sosial yang penting untuk diketahui oleh banyak kalangan. Termasuk murid sekolah dan juga jajaran Walikota Sukabumi.
Menjalin Jodoh Baik

Menjalin Jodoh Baik

23 Juni 2015 Merupakan suatu jalinan jodoh yang baik, walau berbeda keyakinan tapi semuanya sangat antusias untuk mau lebih mengenal Tzu Chi.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -