Kunjungan Keuskupan Agung Jakarta ke Tzu Chi Indonesia
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaAndre Zulman, Dept. Head Eksternal Relation Tzu Chi Indonesia sedang menjelaskan proyek bantuan kemanusiaan Tzu Chi di Kali angke Tzu Chi. Andre menjelaskan bantuan yang diberikan berupa rumah susun beserta fasilitas umum lainnya seperti gedung sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, dan sarana umum lainnya.
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada Kamis, 3 September 2024, menerima kunjungan 20 pemuka agama Katolik yang berada di teritori Dekanat Jakarta Utara, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Para Romo dan Uskup ini ingin mempererat hubungan kelembagaan antara KAJ dan Tzu Chi serta ingin mengetahui lebih dalam kegiatan kemanusiaan yang dijalankan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Silaturahmi ini merupakan kali pertama dilakukan namun beberapa Romo dan suster dari perwakilan gereja-gereja di Jakarta sudah sering datang berkunjung dan bersinergi menjalankan kegiatan sosialnya bersama Tzu Chi.
Andre Zulman pada awal sambutannya menjelaskan tentang sejarah terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi yang sangat berkaitan erat dengan tiga orang Suster Katolik yang berdiskusi dengan Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi.
Romo Romanus Heri Santoso. Pr petugas Paroki Keuskupan Agung Jakarta mengatakan mereka ingin mengetahui lebih dalam tentang konsep berbagi antar sesama dan pelayanan cinta kasih yang dijalankan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
"Bagi saya pribadi setelah melihat kegiatan relawan Tzu Chi ini menyentuh hati saya. Saya menggambarkan tempat ini menjadi oase rohani, ternyata ketika masuk sini nuansa keheningannya itu sangat terasa. Semoga itu menggerakkan dalam ketulusan dan keikhlasan. Saya ingat Romo Manji Suseno mengatakan bahwa tradisi keberagaman Indonesia itu sebenarnya sudah mengakar,” ucap Romo Romanus, Ketua Umum Gereja Santo Yakobus Kelapa Gading Jakarta Utara.
Romo Romanus juga sangat terkesan dengan kata-kata perenungan Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi) yang terpampang di setiap poster-poster di ruang Exibition Hall. “Jujur saya bisa menimba inspirasi dari kata-kata bijak Master Cheng Yen dan dari acara-acara DAAI TV. Master Cheng Yen itu ketika menyampaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu sangat menyentuh hati,” ucap Romo Romanus.
Di ruang Exhibition Hall, rombongan pemuka agama Katolik ini mendapatkan penjelasan tentang pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen dan kegiatan-kegiatan di masa awal Tzu Chi berdiri.
Sama halnya dengan RM Martinus Renda CM (Romo Paroki Salib Suci Cilincing) yang sudah sangat mengenal kegiatan Tzu Chi di Indonesia. “Saya menemukan bahwa nilai yang ditawarkan di tempat ini (Tzu Chi Center) yaitu kemanusiaan atau humanis sungguh-sungguh menampilkan cinta kasih yang disertai dengan tindakan nyata,” ucap Romo Martinus.
Romo Martinus juga mengapresiasi cinta kasih insan Tzu Chi kepada sesama manusia. “Saya memberikan cinta kasih kepada sesama namun ternyata ada Yayasan Buddha Tzu Chi yang memberikan cinta kasihnya untuk sesama manusia. Ini sangat menggembirakan hati saya, ketika makin banyak orang yang memberikan cinta kasihnya, ini memberikan kekuatan berjalan bersama dalam ajaran sosial yang langsung di praktikkan,” ujar Romo Martinus.
Para rombongan romo dan uskup ini berkeliling memasuki ruangan Exibition Hall di mana tempat ini sebagai saksi kehangatan sejarah kegiatan Tzu Chi di Taiwan dan Tzu Chi di Indonesia dan dunia.
Editor: Hadi Pranoto