Kunjungan Mahasiswa BEM FIB Universitas Indonesia
Jurnalis : Henny Yohannes (HQU2), Fotografer : Henny Yohannes (HQU2)“Sampah dari bahan kaleng adalah sampah yang mahal,” kata Youmi, relawan Tzu Chi menjelaskan tentang daur ulang sambil memegang sampah minuman kaleng.
Sphatika Winursita seorang gadis yang sangat periang dan energik sekali. Hari itu (27/4/19) di kampus Universitas Indonesia Sphatika dan 12 teman-temannya berkumpul untuk melakukan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Setelah teman-temannya kumpul mereka semua langsung menuju ke stasiun UI dan turun di pemberhentian stasiun Rawa Buaya. Mereka melanjutkan perjalanan dengan taksi online menuju Tzu Chi Center.
Saat tiba di lobi Tzu Chi Center, mereka melihat bangunan Tzu Chi dengan penuh kagum karena bangunan yang indah, megah, dan bersih. Saat itu mereka disambut oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 Pluit Ai Xin dengan penuh hangat. Youmi dan Henny mendampingi rombongan mahasiswa/i ini untuk memperkenalkan tentang Tzu Chi. Mereka diperkenalkan tentang muasal Tzu Chi, 4 misi Tzu Chi, juga tentang siapa pendiri Tzu Chi dan Asal Mula Tzu Chi bisa berdiri serta kisah-kisah lainnya.
Berbagi dan Menginspirasi
“Saya rajin nonton DAAI TV apalagi seri dramanya sangat mengispirasi, seperti Ketika Gladiol Bersemi. Saya sangat suka sekali drama ini karena di situ diceritakan tentang pelajaran hidup mereka dan pelajaran apa saja yang didapatnya,” kata Sphatika.
Dari menonton program-program DAAI TV, Sphatika menjadi suka dengan kegiatan-kegiatan sosial. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari Tzu Chi. “Salah satunya kalau memberi itu menguntungkan bukan merugikan,” ucap remaja 19 tahun ini. Karena itu ia akhirnya menjadi Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan (Pengmaslingku) – BEM Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia. “Salah satu keinginan saya ya mengajak keluarga Pengmaslingku datang berkunjung ke Tzu Chi. Hari ini terlaksana,” lanjutnya.
Youmi menjelaskan tentang foto-foto yang berada di sepanjang lorong Fa Hua, Aula Jing Si lantai 1 sampai 4.
Bagi Sphatika, sosok Master Cheng Yen juga menjadi inspirasinya karena memberikan contoh-contoh baik dalam memanfaatkan waktu kehidupan, baik melalui tindakan maupun kata-kata renungannya. “Saat kami membaca setiap kalimat dalam kata perenungan, kami ikut merenungkan apa yang selama ini kami perbuat. Ternyata banyak sekali masyarakat dan lingkungan di dunia ini yang butuh pertolongan dari kita semua,” tutur Sphatika, “kami mendapatkan pelajaran yang bisa kami petik hari ini, kami harus berterima kasih kepada orang yang sudah kami tolong, karena mereka telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kebaikan.”
Memulai dengan Celengan
Setelah melakukan touring Aula Jing Si, relawan memperkenalkan tentang celengan bambu yang sempat mereka ceritakan.
“Apakah ada yang mau celengan ini?”
“Mau Shijie (panggilan untuk relawan wanita).”
“Saya juga mau Shijie.”
“Saya juga Shijie.”
Wah para relawan sangat senang melihatnya, para mahasiswa tersebut begitu antusias ingin membawa celengan bambu Tzu Chi.
Para Mahasiswa/i dari Univ. Indonesia sangat antusias sekali ingin membawa celengan.
“Nanti kalau sudah penuh, kami tuang kemana Shijie?”
“Bisa di bawa ke sini atau pada saat ada kegiatan Tzu Chi,” jawab relawan.
Saat membaca tulisan dana kecil amal besar di celengan itu, relawan melihat wajah bahagia yang terpancar dari para mahasiswa UI. Mereka mengaku senang karena bisa memulai kebaikan dengan celengan ini. Para relawan pun ikut bahagia hari ini karena bisa menggalang hati dan bisa mengispirasi mereka untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya yang bisa diterapkan di lingkungannya.
Apresiasi untuk Tzu Chi
Atas penerimaan kunjungan yang dilakukan Sabtu, 27 April 2019 ini, pihak Departemen Departemen Pengabdian Masyarakat dan Lingkungan BEM FIB Universitas Indonesia telah menyiapkan sebuah Apresiasi untuk Tzu Chi. Linah dan Henny mewakili yayasan untuk menerima apresiasi yang diberikan oleh Sphatika (ketua) bersama Tasya (wakil 1) dan Fiqi (wakil 2) sebagai perwakilan dari departemen mereka.
Sphatika (Ketua - tengah) beserta Tasya (Wakil 1) dan Fiqi (Wakil 2) dari departemen pengabdian masyarakat dan lingkungan BEM FIB Universitas Indonesia memberikan Apresiasi kepada Tzu Chi.
“Kami sangat gan en karena permintaan kunjungan kami disetujui, akhirnya kami bisa melihat Tzu Chi, yang mana kami sering melihat di layar televisi saja. Sebagai ucapan terima kasih kami, kami memberikan apresiasi ini untuk Yayasan Buddha Tzu Chi,” ucap Sphatika.
Membagi Pengetahuan dan Cinta Kasih
Sebelum pulang, relawan mendampingi para mahasiswa/i untuk berkunjung ke Jing Si Books & Café. Mereka yang datang dari berbagai jurusan seperti Sasta Jepang, Satra Jerman, Sastra Inggris dan sebagainya, terlihat tertarik dan kagum akan buku-buku Master Cheng Yen. Dan buku bergambarnya juga sangat menarik perhatian mereka.
Henny melihat salah satu mahasiswi yang sedang melihat buku bergambar isyarat tangan cukup lama. “Shijie ini buku gambar maksudnya apa ya? Kenapa hanya gambar tangannya saja yang berbeda-beda?” tanyanya.
“ini buku gambar bahasa isyarat tangan, setiap kata ada gambarnya dan memiliki arti yang berbeda-beda.”
“Di sini diajarin isyarat tangan juga ya? Apakah kami bisa belajar?”
“Iya, bisa, di sini diajarin dan ada kelasnya juga kok”
Para mahasiswa/i penasaran dengan mi vegan, sehingga mereka membeli Mi DAAI untuk dibawa pulang.
Mendengar jawaban Henny, mereka jadi tertarik untuk belajar isyarat tangan. Tidak hanya itu mereka juga penasaran dengan mi vegan, dan membeli Mi DAAI untuk dibawa pulang. Setelah selesai di Jing Si Books & Cafe saya membawa mereka untuk foto di luar.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 akhirnya relawan mohon pamit kepada mereka, dan tiba-tiba mereka memberikan kejutan untuk saya dengan sebuah lagu berjudul Semangat kemudian dilanjutkan dengan yel yel Salut dengan gaya menari-nari.
Cinta kasih yang dipancarkan mereka lewat lagu dan tarian membuat relawan terharu dan bahagia. Mereka pulang dengan bahagia, relawan pun lebih bahagia. Bertemu mereka hari ini membuat relawan merasa sangat gan en. Semoga jalinan jodoh ini bisa berlanjut lagi di kemudian hari.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Kunjungan Mahasiswa BEM FIB Universitas Indonesia
08 Mei 2019Dari menonton program-program DAAI TV, Sphatika menjadi suka dengan kegiatan-kegiatan sosial. Ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari Tzu Chi. “Salah satunya kalau memberi itu menguntungkan bukan merugikan,” ucap remaja 19 tahun ini.