Kunjungan Mahasiswa Darma Persada

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 

fotoBagi para mahasiswa Universitas Darma Persada, kunjungan ke Tzu Chi dan DAAI TV ini adalah salah satu bagian dari program kuliah lapangan yang bertujuan untuk mempelajari budaya Tionghoa.

Saat ini, budaya Tionghoa menjadi sesuatu yang menarik perhatian banyak orang dan tak henti-hentinya dipelajari. Sebagaimana ilmu yang terus mengalami perkembangan, budaya pun diyakini memiliki proses yang terus berkembang dan menarik untuk dieksplorasi. Hal inilah yang mendorong mahasiswa dari Universitas Darma Persada, Jakarta jurusan Sastra Cina melakukan kunjungan ke DAAI TV dan Tzu Chi Indonesia dalam rangka praktik kuliah lapangan.

Kuliah lapangan yang dikhususkan bagi mahasiswa semester awal ini dimaksudkan agar mereka lebih memahami tentang bentuk budaya Tionghoa serta aspek-aspek lain yang mendukungnya. Salah satunya bahasa Mandarin dan budaya kemanusiaan. Karena itulah DAAI TV menjadi pilihan sebagai media untuk mengenal budaya kemanusiaan dan bahasa Mandarin bagi para mahasiswa. “Pilihannya ke DAAI TV, karena DAAI TV merupakan stasiun televisi yang berbeda dari yang lainnya. Di DAAI TV selain banyak memperlihatkan budaya kemanusiaan dan kehidupan masyarakat juga menghadirkan bahasa Mandarin,” jelas Siti Rohani, mahasiswi semester 6 yang juga panitia rombongan.

Menurutnya, walau Tzu Chi dan DAAI TV tidak menonjolkan budaya Tionghoa, tetapi kunjungan yang dilakukan menjadi sebuah media awal mengantarkan para mahasiswa untuk memahami budaya Buddhis. Budaya yang juga menjadi bagian dari budaya Tionghoa. Selain mengenal budaya kemanusiaan, para mahasiswa pun bisa lebih mengenal proses penerjemahan bahasa Mandarin yang berhubungan langsung dengan studi mereka di kampus.

foto  foto

Ket : - Agar keterampilan berbahasa mandarin para mahasiswanya terasah, Hudiyekti P (kemeja putih bergaris)             selalu menyarankan mereka untuk menyaksikan DAAI TV. (kiri).
        - Bagi Universitas Darma Persada, kunjungan ini adalah kunjungan kedua mereka ke DAAI TV, setelah             kunjungan pertama mereka di tahun 2009. (kanan)

Hudiyekti P, salah satu dosen bahasa Mandarin yang ikut hadir di rombongan itu menyambut positif kunjungan yang diadakan para mahasiswanya ke Yayasan Buddha Tzu Chi. Lebih lanjut Hadiyekti  berpendapat, kunjungan itu telah membuatnya mengenal lebih dekat tentang Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan sosialnya. Karena itu, ia yang telah lama menyaksikan DAAI TV selalu menyarankan kepada mahasiswa bimbingannya untuk aktif menyaksikan DAAI TV. Menurutnya lagi, program-program DAAI TV tidak hanya memberikan nilai-nilai yang positif bagi kehidupan, tetapi juga mampu mengasah keterampilan dalam berbahasa mandarin karena beberapa programnya berbahasa Mandarin. “Saya sering menyarankan kepada mahasiswa saya untuk menonton DAAI TV. Karena itu sangat penting buat mereka yang mengambil jurusan Sastra Cina,” katanya.

Dengan melihat secara langsung aktivitas di DAAI TV dan mengenal budaya kemanusiaan yang terkandung di dalamnya, Siti Rohani berharap selepas dari kunjungan ini teman-temannya di semester awal mampu membuat karya tulis dengan tafsiran yang mendalam tentang budaya Tionghoa.  “Karena ini program dari universitas maka kami akan meminta mereka untuk menghasilkan sebuah karya tulis mengenai budaya Tionghoa,” katanya.

 
 

Artikel Terkait

Gathering Misi Amal Tzu Chi Medan

Gathering Misi Amal Tzu Chi Medan

28 Maret 2019
Tzu Chi Medan terbagi atas empat komunitas yaitu Medan Timur, Medan Utara, Medan Selatan dan Medan Barat. Dalam gathering Misi Amal ini masing-masing komunitas berbagi tentang bagaimana mereka membantu para pemohon bantuan dan bagaimana relawan mendampingi si pemohon dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi? 
Membangun Kedekatan Orang Tua dan Anak

Membangun Kedekatan Orang Tua dan Anak

10 September 2024

Kelas Kata Perenungan di Tzu Chi Medan mengadakan Lomba Kreasi Jajanan Vegetarian. Ada 11 grup anak-anak dan orang tua dengan menu andalan mereka, seperti salad buah, salad Thai, tortilla vegetarian, dan lainnya.

Menyingsingkan Lengan Untuk Membantu

Menyingsingkan Lengan Untuk Membantu

17 Oktober 2014

Tepatnya 11 Oktober 2014 si “jago merah” melahap habis seluruh bangunan rumah tanpa tersisa, kini hanya puing dan bekas kepulan asap yang menghitam ditembok rumah yang hancur. Tidak ada barang yang dapat diselamatkan, hanya selembar pakaian yang melekat pada tubuh saja. Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan kasih menyingsingkan lengan untuk meringankan penderitaan warga korban kebakaran. 

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -