Kunjungan Murid Prime One School
Jurnalis : Januar (Tzu Chi Medan), Fotografer : Aswin Halim (Tzu Chi Medan)Setelah mendapatkan penjelasan mengenai dampak global warming, dan upaya untuk menguranginya, para siswa yang sangat antusias mengikuti setiap sesi yang diberikan, dapat dengan lancar menjawab pertanyaan seputar materi yang diberikan. |
| |
Kunjungan diawali dengan sesi penyuluhan global warming, yang diisi tentang pembahasan kiamat dunia sebagaimana digambarkan dalam film 2012 yang berlangsung seru. Sebagian anak menyatakan film tersebut hanya merupakan ramalan saja. Tetapi sebetulnya kalau melihat keadaan bumi saat ini, dimana es di kutub utara dan kutub selatan mencair dengan cepat, mungkin saja ramalan ini akan terjadi. Menurut ahli NASA, H Jay Zwally, jika kecepatan cairnya es di kedua kutub tetap seperti saat ini, tanpa ada tindakan memperlambat gejala pemanasan global, maka pada akhir musim panas tahun 2012, lapisan es di kedua kutub ini akan hilang, ini akan berakibat permukaan level air laut meningkat drastis dan seluruh pelabuhan dan dataran rendah di seluruh dunia akan tenggelam.
Ket: - 58 murid dan 5 guru dari sekolah dasar Prime One School melakukan kunjungan di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan, untuk mempelajari global warming dan pratek daur ulang sampah. (kiri) Dalam sesi tanya jawab ternyata para murid Prime One School cukup memiliki wawasan yang luas. Salah seorang murid bernama Angelo (11 tahun) menjelaskan bahwa methana merupakan gas rumah kaca paling berbahaya, yang berasal dari hewan ternak dalam industri peternakan. Dia juga menambahkan, alangkah baiknya kalau halaman search engine Google berlatar belakang warna hitam, bukan putih seperti sekarang, tentu akan dapat menghemat energi listrik di seluruh dunia. Selesai mendapatkan teori, anak-anak langsung diajak ke posko daur ulang Tzu Chi untuk melakukan praktek pemilahan sampah. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan manfaat daur ulang, serta mempelajari waktu penguraian setiap jenis sampah, misalnya sebuah kantung plastik membutuhkan waktu 500 tahun untuk terurai habis.
Ket: - Kepedulian akan lingkungan hidup memang harus ditanamkan sejak dini kepada diri anak-anak kita. (kiri) Rofina, Wakil Kepala SD Prime One School, menuturkan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, mereka jadi mengerti bahwa sumber daya alam di bumi ini bisa habis suatu ketika nanti. Sehingga mereka bisa belajar untuk lebih berhemat, dalam pemakaian air misalnya.” Field trip diakhiri dengan pembagian souvenir Tzu Chi berupa celengan bambu kepada anak-anak. Harapannya, semoga anak-anak dapat menyisihkan sedikit uang jajan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kebahagiaan yang terpancar dalam wajah anak-anak ketika meninggalkan kantor Yayasan Buddha Tzu Chi, mengingatkan kita agar mewariskan sebuah dunia yang bersih, dan layak untuk ditempati oleh generasi mendatang. | ||
Artikel Terkait
Keluarga Besar Tzu Chi
11 Juli 2024Komunitas He Qi Pusat kembali mengadakan pelatihan relawan untuk tingkat Abu Putih ketiga. Pelatihan kali ini dilaksanakan secara hybrid learning dengan Xie Li Depok dan Xie Li Bogor yang dihadiri 190 peserta dan panitia dari tiga lokasi.
Suara Kasih: Bekerja Sama Menolong Warga
25 Juni 2012 Saya sering berkata bahwa kekuatan baik dan buruk tengah tarik-menarik. Kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk meningkatkan cinta kasih dan hidup dengan tulus sesuai hukum alam. barulah empat unsur dapat berjalan selaras.Saya Berhasil, Ma!
22 Oktober 2015Dari kata perenungan Master Cheng Yen, murid-murid Kelas Budi Pekertii Tzu Chi ini diberi pemahaman bahwa tugas sendiri haruslah dikerjakan oleh diri sendiri, tidak takut repot, dan tidak takut susah. Jika setiap hari berusaha maka setiap hari tidak dilewati dengan sia-sia.