Kunjungan Para Wanita Katolik RI

Jurnalis : Noorizkha & Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Hendra (He Qi Barat)
 
 

foto
Minggu, 7 Juli 2013 Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Duri Kosambi, Jakarta Barat mendapat kunjungan dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Bunda Hati Kudus (BHK) yang datang untuk memahami cara daur ulang sampah.

“Tujuan dari kegiatan mendaur ulang sumber daya alam, terletak pada upaya penggalakan dan pendidikan agar setiap orang tahu menghargai keberkahan.
-(Kata Perenungan Master Cheng Yen)-

 

Minggu, 7 Juli 2013 Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Duri Kosambi, Jakarta Barat kembali mendapat kunjungan dari tamu istimewa. Pada kesempatan kali ini, sebanyak 45 orang dari Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Bunda Hati Kudus (BHK) datang untuk memahami cara daur ulang sampah. Kunjungan ini tentu saja mendapat sambutan hangat dari para relawan. Demi menyambut tamu yang akan hadir, berbagai persiapan dilakukan mulai dari materi dan presentasi yang akan disampaikan, penyambutan, logistik, hingga konsumsi.

Tepat pukul 09.00 WIB acara dibuka dengan pengenalan diri dari para anggota WKRI Cabang Bunda Hati Kudus dan tujuan kedatangan mereka. Menurut Susan selaku Humas, organisasinya pada tahun ini memiliki program untuk lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan sehingga sangat pas apabila mereka mengunjungi depo. Acara dilanjutkan oleh Elly Wijaya Shijie yang memperkenalkan Tzu Chi kepada para peserta dimulai dari asal usul berdiri, visi dan misi dari Tzu Chi. Para peserta terlihat sangat menyimak penjelasan yang diberikan.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan juga menampilkan beberapa lagu isyarat tangan dan juga mengajak para tamu undangan untk ikut melakukan gerakan secara bersama (kiri).
  • Pementasan gerakan isyarat tangan oleh para relawan lansia (kanan).

Setelah memperkenalkan Dunia Tzu Chi, dilakukan sharing mengenai pelestarian  lingkungan oleh Johnny ShixiongSharing tersebut memberikan banyak pengetahuan baru bagi para peserta seperti bagaimana cara menghemat energi, menghindari penggunaan plastik dan styrofoam, tidak menggunakan sumpit kayu, hingga cara memilah sampah untuk didaur ulang dan tentu saja bervegetarian untuk mengurangi polusi dan menciptakan gaya hidup sehat. Beberapa peserta bahkan mencatat materi yang diberikan. Hal ini menunjukkan keseriusan peserta untuk ikut menjaga lingkungan. Selain memberikan materi mengenai sampah dan cara menjaga lingkungan, peserta juga mendapat materi tambahan yakni cara membuat enzim dari  kulit buah dan sayuran. Eco enzim ini memiliki banyak fungsi diantaranya untuk mencuci sayuran dan pakaian, mengepel lantai, hingga untuk mengusir serangga. Para peserta tampak antusias dan banyak bertanya mengenai cara pembuatannya.

Materi mengenai daur ulang dan pelestarian bumi yang diberikan oleh para relawan tidak hanya dilakukan secara lisan namun juga praktik. Setelah mengetahui cara membuat eco enzim, para peserta diajak untuk memilah sampah yang dapat di daur ulang. Setelah membuat kelompok-kelompok kecil, para peserta memilah kertas, botol air mineral, dan sebagainya.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain memberikan materi mengenai sampah dan cara menjaga lingkungan, peserta juga mendapat materi tambahan yakni cara membuat enzim dari kulit buah dan sayuran (kiri).
  • Para tamu undangan juga diajak untuk praktik langsung cara memilah sampah yang baik dan benar (kanan).

Para relawan juga menampilkan beberapa lagu isyarat tangan, semua lagu yang ditampilkan lagu-lagu ceria, juga tidak ketinggalan  lagu “Satu Keluarga”. Semua peserta yang hadir turut larut dalam kegembiraan ber isyarat tangan.

Setelah semua kegiatan kami lalui, para peserta diajak untuk makan siang bersama dengan menu vegetaris. Para peserta terlihat menikmati menu yang disajikan sambil sesekali bercengkrama. Menurut Ibu Susan, dengan mengikuti kegiatan seperti ini, organisasinya mendapat banyak pengetahuan positif yang kelak akan mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di organisasi maupun pribadi. “Saya atas nama organisasi WKRI Cabang BHK mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari Depo Duri Kosambi yang mau menerima kami dan mengajarkan kami hal-hal baik. Kami sangat senang mendapat begitu banyak masukan, bagaimana menjadi pribadi dan sejenak introspeksi hati. Dan bersyukur atas semua kebaikan Tuhan melalui rekan-rekan Tzu Chi untuk kami. Saya jadi ingin belajar lagu-lagu dan bahasa isyarat tangan. Teman-teman juga begitu terkesan dengan acara kunjungan ini”, demikian penuturan dari Ibu Susan. Seperti ajaran yang pernah Master Cheng Yen ucapkan “Bertambahnya satu kebiasaan baik akan mengurangi satu kebiasaan buruk.”

  
 

Artikel Terkait

Masker Kain untuk Warga Desa Banjar Negeri dan Haduyang, Lampung

Masker Kain untuk Warga Desa Banjar Negeri dan Haduyang, Lampung

05 November 2020

Relawan Tzu Chi Sinar Mas di komunitas Konverta Lampung memberikan bantuan masker kain untuk warga Desa Banjar Negeri dan Haduyang. Selain masker, relawan juga membagikan sembako kepada warga.

Sebuah Niat Baik

Sebuah Niat Baik

05 September 2013 Kegiatan donor darah merupakan kegiatan rutin yang sering dilakukan oleh berbagai organisasi termasuk Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Donor darah merupakan suatu kegiatan mulia dalam membantu sesama karena dapat menyelamatkan jiwa, selain itu juga baik untuk kesehatan pendonor, tentu saja banyak orang mengetahui akan hal ini.
Waisak 2019: Kesungguhan Hati

Waisak 2019: Kesungguhan Hati

20 Mei 2019
Perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia Tzu Chi Surabaya diadakan pada Minggu, 12 Mei 2019. Meski sederhana, namun tidak mengurangi tekad para peserta untuk berdoa bersama.
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -