Kunjungan Persahabatan
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Eric Yudo
|
| ||
Menurut Huang Hua De, salah satu relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator rombongan, kegiatan ini lebih bertujuan agar para peserta dapat mengenal Tzu Chi lebih mendalam, terutama bagi teman-teman pengusaha yang belum bergabung di Tzu Chi. Kegiatan ini juga sekaligus menggambarkan bahwa cinta kasih Tzu Chi telah tersebar di berbagai penjuru dunia. Saat tiba di Jakarta, rombongan langsung diajak menuju Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, Jakarta Barat. Di sini, secara seksama diberikan kepada mereka penjelasan tentang profil Kali Angke hingga berdirinya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi yang juga kemudian dilengkapi dengan sarana rumah sakit dan sekolah. Dalam presentasi kurang lebih 1 jam ini, rombongan disuguhi kondisi Kali Angke yang pada saat itu dipenuhi dengan sampah dan selalu banjir jika musim penghujan tiba. Saat normalisasi kali dilakukan, Pemerintah DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia lantas merelokasi warga ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Presentasi ini sesungguhnya memperlihatkan bahwa Perumahan Cinta Kasih adalah sebuah prototipe penanganan masalah pemukiman padat secara bijak dalam membangun lingkungan hidup yang asri di tengah kehidupan perkotaan padat di Indonesia.
Ket : - Menurut Huang Hua De, apa yang telah dikerjakan oleh relawan Tzu Chi Indonesia sudah sesuai dengan misi Tzu Chi. (kiri) Qiu Hong Ji, salah satu anggota Tzu Chi Medical Assosiation (TIMA) dari Taiwan yang ikut dalam rombongan menilai masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang sederhana, polos, dan bersahabat. Hal itu dia lihat dari begitu besarnya antusiasme warga saat melihat kehadiran mereka. Dari pengamatannya, dia juga berpendapat, relawan Tzu Chi Indonesia telah menghargai dan membantu masyarakat setempat dengan sangat baik. Karena itu, dia berharap Tzu Chi dapat mempertahankan kemampuannya dalam merangkul masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan etnis. Selesai berkeliling di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, rombongan ini lantas diajak untuk mengunjungi Aula Jing Si yang masih dalam tahap pembangunan di Pantai Indah Kapuk, Pluit. Setelah itu, perjalanan pun berlanjut menuju kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Mangga Dua Jakarta untuk bersantap malam dan berbagi kisah. Manusia Makhluk Sosial Seymour menyatakan bahwa serangga-serangga kecil seperti C. colasi membayar "harga sangat mahal" agar tetap hangat, sebab mereka kehilangan panas dengan sangat cepat. Berkat tumbuh-tumbuhan penghasil panas ini, serangga-serangga tersebut dapat mengalihkan lebih banyak energi untuk keperluan makan dan berkembang biak. Tumbuhan ini menyediakan lingkungan yang sedemikian nyaman dan berguna bagi para serangga sehingga mereka pun menghabiskan 90% waktu dalam kehangatan bunga-bunga.
Ket : - Salah seorang pengusaha Taiwan sedang melihat salah satu bahan produk yang dikerjakan para ibu rumah tangga di gudang hasta karya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri). Perilaku saling memberi di antara tumbuhan dan serangga memperlihatkan satu contoh mengagumkan tentang kerja sama. Pada titik ini berlangsunglah sebuah proses timbal balik yang memenuhi kebutuhan kedua makhluk hidup tersebut. (Harun Yahya.com) Demikian pula dengan manusia. Manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial dan memiliki kehidupan yang tidak kekal sesungguhnya memiliki tugas utama, yaitu saling tolong menolong. Karena itu, Peng Yun Xing, salah satu anggota di perkumpulan pengusaha Taiwan menilai, bersumbangsih dalam masyarakat bagaikan kehidupan di surga. “Jika Anda memiliki banyak harta benda dan dapat disumbangkan untuk membantu orang yang kurang mampu, maka kelak Anda akan menerima lebih banyak lagi,” ujarnya. Menurutnya, kekuatan yang terbesar di dunia ini adalah rasa welas asih. Dengan welas asih seseorang dapat menghimpun kekuatan cinta kasihnya untuk disebarkan ke seluruh penjuru dunia. “Di Tzu Chi kita dapat belajar banyak. Menurut saya, dengan tumbuhnya welas asih, cinta kasih semua orang dapat terkumpul dan tersebarkan ke seluruh penjuru dunia,” katanya. Qiu Hong Ji juga sependapat dengan Peng Yun Xing. Menurutnya, welas asih dan cinta kasih adalah media yang membuat banyak orang merasa terharu dan terinspirasi untuk bergabung di Tzu Chi. “Di mana ada bencana, di situ ada Tzu Chi. Relawan Tzu Chi selalu sampai di lokasi bencana pertama kali. Karena itu banyak orang yang terharu dengan kegiatan yang dilakukan oleh Tzu Chi, sehingga terinspirasi untuk bergabung dalam Tzu Chi,” kata Hong Ji. Singkat dan Jelas Huang Hua De juga kembali berpendapat, bahwa pertemuan ini merupakan sebuah jodoh baik. Karena itu, dia berharap agar insan Tzu Chi yang berkemampuan dapat terus bersumbangsih kepada masyarakat seperti yang diharapkan oleh Master Cheng Yen. “Para relawan di Taiwan juga akan terus menyebarkan cinta kasih. Seperti yang dikatakan oleh Master, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan di dunia ini.” jelasnya. | |||
Artikel Terkait
![Sentuhan Kasih bagi Para Usia Senja](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/46701_DSC04469_HQP.jpg)
Sentuhan Kasih bagi Para Usia Senja
26 Agustus 2016Minggu, 21 Agustus 2016, sebanyak 68 pasien lansia mendapatkan pelayanan kesehatan oleh 18 tim medis yang tergabung dalam Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia bersama 15 insan Tzu Chi yang dibantu 21 tunas relawan di tempat pelaksanaan bakti sosial kesehatan degeneratif Panti Sosial Asuhan Anak “Putra Setia”, Jakarta Pusat.
![Hati yang Bersyukur](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/a_200311-6.jpg)
Hati yang Bersyukur
12 April 2011Minggu pagi tanggal 20 Maret 2011, jam 08.10 WIB, Ach. Sugiarto sudah sampai Toko Buku Jing Si, Pluit, Jakarta Utara. Ternyata Sugiarto datang dari Tanjung Priuk. Hari itu di toko buku tersebut diadakan pembagian tunjangan pengobatan dan biaya hidup kepada sekitar 50 Gan En Hu (pasien yang menerima bantuan Tzu Chi –red).
![Jangan Ragu Bergabung Bersama Tzu Chi](https://www.tzuchi.or.id/uploads/pictures/540bdg100614hr-01.jpg)