Para relawan bersama siswa-siswi kelas 9 dari Kairos Gracia Christian School memilah barang-barang yang bisa didaur ulang.
Relawan Tzu Chi di komunitas Hu Ai Pluit 2 mengadakan kegiatan Pelestarian Lingkungan (PL) yang berlokasi di Pluit Timur Residence, Minggu 28 Januari 2024. Sejatinya, kegiatan PL rutin diadakan pada pekan ketiga tiap bulannya, kecuali bulan ini. Pelestarian Lingkungan hari itu terasa spesial dengan kehadiran 12 murid kelas 9 Kairos Gracia Christian School. Didampingi dua orang tua murid, mereka memilih melakukan pelayanan komunitas di Tzu Chi. Ini terkait project “Community Service” dari sekolah mereka, yang mana setiap murid harus memenuhi 10 jam/3 bulan untuk pelayanan komunitas.
Bagi mereka, kegiatan sosial seperti ini bukanlah pertama kali. Mereka sudah beberapa kali melakukan
Community Service seperti ke panti asuhan, panti jompo, termasuk kunjungan ke bank sampah. Jalinan jodoh ini bisa terwujud berkat salah satu orang tua murid bernama Yunita, yang merupakan relawan Tzu Chi. Ia pun mengungkapkan idenya di grup orang tua murid dan mendapat tanggapan positif sehingga akhirnya meminta izin kepada Wakil Ketua
He Qi Utara 2 Pluit, Rozanna dan permintaannya pun disetujui.
Siswa-siswi Kairos Gracia Christian School dan 2 orang tua murid juga ikut senam pagi yang dipimpin oleh Tjan Nari.
Walaupun pagi itu cuaca tidak begitu bersahabat, para siswa ini tak patah semangat. Mereka memilah barang daur ulang dengan semangat.
Sekitar pukul 7.30 WIB, sebanyak 12 relawan Tzu Chi beserta 12 siswa-siswi dan 2 orang tua murid Kairos Gracia Christian School sudah berkumpul di lokasi PL. Sebelum memulai kegiatan PL, para siswa turut membantu mendirikan tenda. Setelah itu, mereka semua diajak senam pagi oleh Tjan Nari, relawan Tzu Chi. Terlihat mereka begitu semangat mengikuti arahan relawan.
Acara berlanjut dengan sosialisasi PL terkait jenis barang yang dapat didaur ulang, oleh She Shiung selaku koordinator kegiatan. Walaupun pagi itu cuaca tidak begitu bersahabat, sebentar hujan, sebentar berhenti namun tidak membuat para siswa ini patah semangat. Mereka semua tetap melakukan pemilahan barang, apalagi saat meremas botol mereka masih bisa tertawa bahagia. Salah satunya, Ethan yang hari itu menunjukkan kepada teman dan relawan bagaimana cara meremas botol.
Phing Phing bersama kedua anaknya yaitu Marvel dan Marvin merasa sangat senang dengan kegiatan hari ini dan berharap bisa mengikuti kegiatan berikutnya.
Tjen Tje Yan selaku koordinator sedang menulis keterangan di buku kegiatan “Community Service” Kairos Gracia Christian School.
Felix Marvin Young yang datang bersama kembarannya, Felix Marvel Young, merasakan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti PL. “Hari ini kami menjadi memahami tidak semua sampah adalah sampah, tetapi sampah juga bisa jadi emas melalui recycle seperti yang kami lakukan tadi botol-botol, kardus-kardus, pakaian dan elektronik,” ungkap Marvin.
“Selain itu, kegiatan hari ini kami juga jadi mengetahui manfaat dari meremas-remas botol plastik yang tadi kami lakukan, ternyata hal itu sangat baik buat saraf tangan kita, dan kami juga mendapat bimbingan dari para Shigu saat melakukan pemilahan sampah,” lanjut Marvel.
Phing Phing merupakan orang tua murid dari si kembar yaitu Marvel dan Marvin. Ia merasa bahwa kegiatan hari ini sangat bermanfaat buat anak-anaknya dan para siswa lainnya. Sebelumnya mereka pernah melakukan daur ulang di tempat lain, namun aktivitas yang dilakukan hari ini berbeda dari sebelumnya.
“Kita bisa melihat warga datang membawa barang daur ulang dan kita juga bisa
pick up barang. Tidak hanya itu, di sini anak-anak juga mendapatkan pendampingan dari para relawan dari awal hingga selesai,” ungkapnya. ”Misi dari
Community Service sekolah Kairos itu ingin membuat anak-anak tumbuh kasih terhadap sesama dan bangsa serta menanamkan keterampilan yang dapat berguna untuk masa depan. Dan menurut saya, kegiatan hari ini bener-bener sangat berguna buat mereka semua,” lanjutnya.
Brian membantu merapikan tenda hingga akhir kegiatan.
Selain itu, Yunita, orang tua dari Brian juga merasa bersyukur dengan adanya kegiatan ini. “Dengan adanya project seperti ini, anak-anak lebih bisa bersyukur dan dapat menghargai berkah dengan bentuk pelayanan”. Ia juga sangat senang saat para relawan mengirimkan foto anaknya saat membantu merapikan tenda sampai akhir kegiatan. Brian adalah siswa terakhir yang dijemput orang tuanya pada hari itu, sehingga Yunita sempat mengungkapkan terima kasihnya kepada relawan.
“Tangan yang melakukan pelestarian lingkungan adalah tangan yang paling indah” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Editor: Khusnul Khotimah