Kunjungan Suster-suster dari Santo Carolus Borromeus
Jurnalis : Erli Tan (He Qi Utara), Fotografer : Antony (Tzu Ching), Erli Tan, Haryo Suparmun, Yusniaty (He Qi Utara)
|
| ||
Oleh staf yang menerima telepon, mereka diberitahu untuk datang saja karena setiap hari ada staf/relawan yang piket dan bisa membawa mereka tour. Akhirnya mereka pun datang keesokan harinya tanpa mengetahui bahwa sebenarnya pada hari tersebut tidak ada seorangpun yang piket. Pagi itu sekitar jam 10 lebih, mereka tiba di Aula Jing Si dan menghampiri satpam yang sedang bertugas di lantai 1 Gedung Da Ai. Mengutarakan niatnya untuk berkunjung dan mengenal Aula jing Si, mereka pun menunggu dengan penuh harap. Jodoh memang menakjubkan, di pagi yang sama, komunitas Hu Ai PIK sejak jam 7 pagi melakukan kegiatan memilah barang daur ulang di depan Aula Jing Si, yaitu tidak jauh dari lokasi mereka menunggu. Satpam yang tidak berdaya karena tidak ada yang piket juga tidak kehilangan akal. Beberapa relawan komunitas Hu Ai PIK yang sedang memindahkan barang ke gudang setelah kegiatan daur ulang itu, dihampiri oleh sang satpam dan menyatakan bahwa ada suster-suster yang datang berkunjung dan belum ada yang meladeni. Mendengar itu, beberapa relawan pun berinisiatif. Ada perasaan tidak enak hati karena tamu sudah datang ke rumah tapi tidak ada yang melayani. Akhirnya kami bertiga, yaitu saya, Shelly Widjaja Shijie, dan Haryo Suparmun Shixiong pun bergegas menemui dan membawa mereka tour keliling Aula Jing Si.
Keterangan :
Jalinan Jodoh Penuh sukacita
Keterangan :
Tour berakhir di Jing Si Books & Cafe. Semangat dan ingin belajar dari keteladanan Master Cheng Yen dapat dirasakan karena banyak buku Master Cheng Yen yang diborong. Salah satu suster yaitu Suster Luisa CB, Ketua Tim Pendidikan pun menyatakan niatnya untuk melakukan kunjungan lanjutan, dengan jumlah peserta yang bisa mencapai 300 orang yang akan datang dari 46 komunitas mereka yang tersebar di seluruh Indonesia. Kunjungan lanjutan tersebut direncanakan akan berlangsung tanggal 16 November 2013. Suster Luisa bermaksud menitik beratkan pada pengenalan mengenai nilai-nilai filosofi, budaya humanis, dan pelestarian lingkungan, mereka bahkan ingin belajar menggunakan sumpit dan mangkuk saat makan siang. Kunjungan pada tanggal 20 Oktober 2013 itu pun berakhir, mereka pulang dengan membawa banyak kesan yang positif dan berharga, mereka menyatakan rasa terima kasihnya dengan penuh sukacita. “Terima Kasih, hari ini kami banyak belajar. Gan en,” ucap mereka sambil berjabat tangan dengan senyum bermekaran di wajah. Budaya Gan en juga kami kenalkan. Kami bertiga merasa sangat bersyukur dan bersukacita adanya jalinan jodoh yang begitu indah. Perbedaan keyakinan tidak mempengaruhi kualitas cinta kasih yang ada di dalam hati setiap orang. Para suster merasa banyak belajar dari kami, padahal kami juga banyak belajar. Dari mereka kami belajar semangat dan ketekunan seorang praktisi dalam menjalankan misi demi kebaikan semua umat di dunia. Bukankah ini mirip dengan enam kata yang menjadi pedoman Master Cheng Yen, yaitu “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”? | |||