Ladang Berkah di Desa Cikadu
Jurnalis : M. Galvan, (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M. Galvan, Dayar (Tzu Chi Bandung)Relawan medis Tzu Chi sedang menangani pasien gigi pada kegiatan baksos kesehatan dan pembagian sembako Tzu Chi.
Hidup sehat harus dimulai dari hal kecil, seperti menjaga pola makan sampai dengan mengatur gaya hidup. Padatnya aktivitas sering membuat kita lupa akan pentingnya kesehatan. Hal ini membuat tubuh rentan terkena penyakit.
Berbagai faktor penyebab masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah sering terkena penyakit, seperti mahalnya biaya berobat dan jauhnya jarak antara fasilitas kesehatan yang tersedia dengan tempat tinggal mereka. Selain itu sembilan bahan pokok (sembako) merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat kita. Namun harga kebutuhan pokok yang kerap melambung tinggi ini sering meresahkan warga khususnya yang kurang mampu.
Melihat kondisi tersebut Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut ambil bagian dalam membantu mereka yang membutuhkan. Pada kesempatan ini Tzu Chi Bandung bekerjasama dengan Polda Jawa Barat dalam rangka hari jadi Polwan ke 69 tahun, mengadakan bakti sosial pelayanan kesehatan dan pembagian sembako di Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung, Minggu 20 Agustus 2017.
Herman Widjaja selaku ketua Tzu Chi Bandung menerima cendra mata berupa piagam yang diserahkan langsung oleh Noviana.
Bakti sosial (baksos) ini digelar di SDN Cikadu. Pada tahun 2007 sekolah tersebut telah mendapatkan bantuan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi untuk membangun kembali kondisi sekolah yang sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar. Namun saat ini sekolah tersebut telah menjadi sekolah unggulan di Kecamatan Sindangkerta.
Pelayanan kesehatan gratis ini berhasil melayani 473 pasien. Selain pelayanan kesehatan gratis, bakti sosial ini juga bertujuan untuk menjaring pasien yang mengidap penyakit berat untuk ditindaklanjuti.
Sebanyak 550 paket sembako yang terdiri dari 5kg beras, 1liter minyak goreng dan 10 bungkus mie instan di distribusikan bagi masyarakat kurang mampu.
Kegiatan baksos ini sekaligus menjadi wadah untuk menjaring pasien yang membutuhkan bantuan lanjutan. Relawan mendatangi masyarakat yang membutuhkan bantuan, agar lebih efektif dalam menghimpun pasien penerima bantuan. Hal ini juga diharapkan agar masyarakat sekitar-pun bisa lebih memahami dan mengenal lebih dekat mengenai visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi yang mengedepankan aksi sosial kemanusian.
Relawan baru Tzu Chi sedang mendampingi pasien yang
akan berobat pada dokter.
“Kita kerjasama dengan polda Jawa Barat dalam rangka hari gerak Bhayangkari sekaligus HUT polwan yang ke 69. Kita adakan baksos pelayanan kesehatan dan pembagian sembako, lokasi yang kita pilih di SDN Cikadu Sindangkerta Cililin, sebab disekolah inilah merupakan proyek 10 tahun lalu sekolah yang kita bangun,” kata Herman Widjaja selaku ketua Tzu Chi Bandung.
Ia pun mengatakan bahwa antusias warga Cikadu sangat besar, artinya apa yang dilakukan oleh Tzu Chi terbilang tepat sasaran dalam menjalankan misi kesehatan dan pembagian sembako. “Harapanya, mudah mudahan ada tindak lanjut lagi dengan kegiatan-kegiatan di daerah ini dan pasien yang dirujuk cukup banyak yang sebetulnya terbengkalai dalam kesehatan. Yaa mudah-mudahan kita ada manfaatnya untuk menindak lanjuti dikemudian hari,” lengkapnya.
Relawan Tzu Chi sedang membagikan paket sembako kepada
warga penerima bantuan.
Tanggapan positif muncul dari Wakapolda Jawa Barat, Brigjen. Pol. Supratman, “ini jujur saya katakan kita sangat apresiasi sekali ternyata memang masyarakat masih banyak membutuhkan hal-hal seperti ini, dan kita memang dibantu Yayasan Buddha Tzu Chi mulai dari sembako dan pengobatan gratis. Ini yang kita harapkan tidak hanya dalam rangka HUT polwan dan HKGB, mungkin kegiatan-kegiatan lain kita akan selalu kerja sama demi masyarakat yang ada di kota Bandung dan sekitarnya,” katanya.
Adanya bakti sosial kesehatan secara gratis ini tentunya sangat diharapkan oleh warga yang kurang mampu. Manfaat dari kegiatan baksos ini sangat dirasakan oleh semua warga yang mengikuti pelayanan kesehatan tersebut. Selain meringankan biaya sehari-hari, warga pun dapat berkonsultasi dengan dokter secara langsung mengenai penyakit yang dideritanya.
Rahmat (57) sedang mendapatkan penanganan langsung
dari dokter.
Salah satunya Rahmat (57) seorang pasien dan penerima sembako, warga Desa Cikadu, yang terserang stroke sejak tahun 2015, kerap mengalami kesakitan pada sekujur tubuhnya, kadang Ia pun merasakan sakit kepala yang cukup mengganggu aktifitas sehari-harinya. Ia pun hanya mengandalkan obat-obatan yang dijual bebas di warung terdekat. Alasan ekonomi menjadi faktor utama Rahmat untuk tidak berobat pada dokter.
“Sangat terimakasih ada pengobatan seperti ini, terimakasih sekali sama Buddha Tzu Chi, dan juga terimakasih dokternya sopan-sopan dan baik-baik, kalau bisa diteruskan setahun sekali jadi membantu masyarakat disini,” ucap Rahmat.
Artikel Terkait
Ladang Berkah di Desa Cikadu
24 Agustus 2017Hidup sehat harus dimulai dari hal kecil, seperti menjaga pola makan sampai dengan mengatur gaya hidup. Padatnya aktivitas sering membuat kita lupa akan pentingnya kesehatan. Hal ini membuat tubuh rentan terkena penyakit.