Ladang Pelatihan Diri
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya Lie Fei Cheng (63) mengisi hari-hari di usia senjanya dengan kegiatan-kegiatan Tzu Chi, salah satunya adalah memilah sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. |
| ||
“Saya sudah tua, mendingan waktunya saya isi dengan kegiatan-kegiatan seperti ini,” ucapnya sambil memilah sampah botol plastik sesuai dengan jenis dan warnanya. Ladang Pelatihan Diri Satu per satu relawan datang. Hingga pukul 9 pagi, sudah ada 16 relawan yang memilah sampah di depo pelestarian lingkungan ini. Seolah sudah mengerti tugasnya masing-masing, setiap relawan mengambil posisi dan pekerjaan yang lowong: ada yang memilah sampah plastik, membuka tutup botol plastik, memilah sampah kertas, kardus hingga botol kaleng. Ternyata bukan hanya relawan dari Bekasi saja yang hadir, tetapi juga relawan dari wilayah He Qi Utara (Muara Karang). Salah satunya Hudoyo Teguharja, yang biasa disapa Thomas. Thomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini datang atas undangan dari Theresia Shijie – relawan Tzu Chi Bekasi yang rumahnya dijadikan depo pelestarian lingkungan. “Saya penasaran, saya pikir depo pelestarian lingkungan Tzu Chi cuma ada di Cengkareng, Muara Karang, Tangerang, dan Kelapa Gading, tapi ternyata di Bekasi juga ada,” ujar Thomas.
Keterangan :
Thomas yang beberapa waktu lalu baru kembali dari Taiwan bersama Theresia Shijie dan relawan lainnya merasa terpanggil untuk lebih banyak mengajak relawan dan masyarakat lebih peduli kepada lingkungan, khususnya daur ulang. “Kita harus lebih banyak adakan sosialisasi tentang pelestarian lingkungan, pelatihan diri, dan ancaman bahaya global warming,” kata Thomas. Menurutnya, dengan melakukan daur ulang maka kita tidak hanya melestarikan lingkungan, tetapi juga melakukan pelatihan diri. “Dikaitkan dengan Tzu Chi ini bentuk pelatihan diri, dikaitkan dengan lingkungan kita mengurangi dampak pemanasan global,” jelas Thomas. Salah satu bentuk pelatihan diri itu adalah melatih ketelitian dan kesabaran. “Sambil mendaur ulang juga kita bisa renungkan bahwa dengan melakukan ini kita membuat barang-barang yang tadinya nggak terpakai bisa terpakai lagi, dan orang yang tadinya harus menebang pohon untuk membuat kertas jadi tidak menebang pohon,” kata Thomas. Thomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan sejak 10 Agustus 2010 ini juga mengakui bahwa semangatnya untuk terus melakukan daur ulang adalah karena dilandasi rasa hormat dan cintanya kepada Master Cheng Yen. Thomas yang dulu bekerja sebagai konsultan di bidang Human Resources di luar negeri ini memilih mendedikasikan waktunya untuk misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. “Master Cheng Yen mempunyai tempat yang khusus di hati saya. Satu hari pun saya tidak melepaskan waktu untuk bertemu dengan Master Cheng Yen, setiap malam saya menonton DAAI TV untuk melihat ceramahnya,” kata Thomas, “saya selalu merenungkan bahwa kata-kata Master Cheng Yen sangat cocok. Saya mengakui Master Cheng Yen sebagai guru Dharma saya sejak saya pertama kali melihat Master Cheng Yen di DAAI TV pada tahun 2007.”
Keterangan :
Ada satu hal yang berkesan bagi Thomas saat berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Taiwan. “Relawan di sana sangat banyak dan berkomitmen tinggi dalam pelestarian lingkungan,” ucapnya. Saat sharing di hadapan Master Cheng Yen, Thomas yang sudah mendedikasikan 7 hari dalam seminggu waktunya di depo pelestarian lingkungan sama sekali tidak mendapat pujian dari Master Cheng Yen, tetapi Master Cheng Yen justru menyarankannya untuk lebih giat lagi. “Saya bingung, dan tanya ke relawan Tzu Chi Taiwan, apakah saya harus 8 kali dalam seminggu datang ke depo, dijawab: ‘oh nggak, Master Cheng Yen menyarankan Anda untuk bisa mengajak orang lain dalam melakukan daur ulang.’ Dari situ saya kemudian mulai tergerak untuk mengajak lebih banyak orang di misi ini,” katanya, iIni juga yang membuat saya tertarik untuk datang ke depo-depo pelestarian lingkungan Tzu Chi lainnya.” Menggugah Kesadaran Diri Sampah-sampah yang terkumpul sendiri bukan hanya dari relawan Tzu Chi, tetapi juga warga di sekitar depo. “Kita sering lakukan sosialisasi pelestarian lingkungan ke warga di sekitar sini. Kadang kalau yang dah tahu, mereka setelah mengumpulkan sampah-sampah plastik, langsung dilempar aja ke sini,” terang Theresia. Meski nominal yang terkumpul dari penjualan sampah daur ulang ini belum begitu besar, namun Theresia menganggap bahwa tujuan utama Master Cheng Yen dalam pelestarian lingkungan ini bukanlah terletak pada nilai nominalnya, tetapi pada peran serta setiap orang dalam menjaga lingkungan. Theresia berharap, “Selain melindungi bumi kita agar terbebas dari bencana, kita juga menyadarkan orang agar mau melestarikan lingkungan, minimal di lingkungan tempat tinggalnya sendiri.” | |||