Lahan Pertanian yang Bisa Diwariskan
Jurnalis : Bambang Mulyantono(Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bambang Mulyantono(Tzu Chi Singkawang)
|
| ||
Tujuan mereka datang ke Singkawang tidak lain adalah menjajaki segala kemungkinan untuk membangun pertanian dengan konsep ‘pertanian berkelanjutan’, yaitu sebuah usaha pertanian yang dilakukan oleh masyarakat pertanian dengan tidak merusak daya dukung tanah dan lingkungannya. Untuk maksud tersebut, tim Tzu Chi Taiwan yang di dalamnya terdapat ahli tanah, ahli benih, dan ahli budidaya rumput laut. Sehari penuh pada Minggu, 13 Mei 2012 melakukan kunjungan lapangan ke lahan-lahan pertanian, wawancara dengan petani padi, jagung dan sayur, serta menyaksikan langsung tingkat perekonomian petani-petani miskin di Singkawang. Kunjungan pertama dilakukan di Desa Painam untuk melihat lahan yang sedang dibuka dari hutan/semak belukar yang akan diperuntukkan sebagai lahan pertanian, di lokasi ini diketahui berapa biaya pembukaan lahan dan tingkat kesuburan asal tanah. Kunjungan berikutnya pada keluarga petani Herman Suryanto dan Sri Lestari di Desa Pajintan yang sudah menerapkan pertanian padi secara organik. “Kami sudah meninggalkan metode pertanian kimiawi (pupuk dan pestisida kimia), yang akibatnya sama-sama kita ketahui: pencemaran lingkungan, terbunuhnya mikrobia tanah, berkurangnya unsur hayati, hama menjadi kebal, munculnya ledakan hama, dan gangguan kesehatan manusia karena residu (racun) yang terkumpul.” Ungkap Herman yang menambahkan bahwa perpindahan dari pertanian kimiawi ke pertanian organik yang dijalani dilakukan secara bertahap. “Sekarang sudah 100% organik,” tegas Herman. Kunjungan berikutnya ke Desa Pandereng untuk melihat pertanian jagung yang diusahakan oleh kelompok tani. Cara penanam jagung di lokasi ini masih menggunakan pupuk kimia meskipun diselingi pupuk kandang (kotoran ayam). Pada lokasi ini juga dilakukan wawancara dengan petani jagung dan meninjau kondisi rumah tinggalnya; berapa biaya produksinya dan penghasilannya setiap kali panen. Perjalanan dilanjutkan meninjau pertanian sayur di Desa Kulor. Di sini petani Singkawang banyak mendapatkan masukan berupa penjelasan teknis yang diberikan oleh ahli pembenihan Taiwan seputar membuat benih sayur yang unggul.
Keterangan :
Desa-desa yang dikunjungi tersebut termasuk dalam wilayah Kecamatan Singkawang Timur yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bertani, berkebun, menorah getah karet, dengan kondisi ekonomi yang terbilang masih lemah. Setelah santap siang dan istirahat sejenak, rombongan sedianya melihat satu lokasi lahan pertanian lagi, namun dihadang hujan lebat disertai angin kencang, diperjalanan menuju lokasi terhadang pohon tumbang, akhirnya diputuskan kembali ke kantor penghubung sembari menunggu hujan reda dan menunggu para petani yang datang. Pada pukul 15.00 - 18.00 diadakan temuwicara dengan para petani di kantor penghubung Tzu Chi Singkawang. Dikoordinasikan oleh Ir. Winarto – Kepala Kantor Penyuluh Pertanian Kota Singkawang, tidak kurang 50 orang dari kelompok tani diundang hadir untuk mengikuti diskusi seputar pertanian organik. “Pertanian dengan sarana produksi yang menggunakan pupuk dan pestisida kimia terbukti tidak mampu memenuhi kecukupan pangan, bahkan dampaknya kian terasa jelas, yakni tanah menjadi rusak, keragaman hayati terganggu, alam menjadi tidak seimbang. Beras yang dibeli oleh Tzu Chi Internasional untuk memberi bantuan sosial semakin sulit didapat. Sehubungan dengan itu, Tzu Chi mendukung gerakan pertanian non kimia yang turut menjaga kelestarian tanah,” ujar Hsieh Ching-Kuei dalam diskusi. Diskusi berjalan lancar, berbagai persoalan teknis pertanian dikemukakan, dan ahli pertanian memberi penjelasan sesuai bidangnya masing-masing. Pertemuan diakhiri dengan makan malam bersama. Setelah para petani pulang ke rumah masing-masing, Tim Tzu Chi Taiwan melanjutkan pertemuan dengan para donator dan relawan Tzu Chi Singkawang, dimulai pukul 19.00 - 21.30. Topik pembicaraan tetap seputar pentingnya pertanian organik sekarang dan masa yang akan datang. Esok harinya (14 Mei 2012) Tim Tzu Chi Taiwan diterima oleh Walikota Singkawang Dr. Hasan Karman di rumah dinasnya selama kurang lebih satu jam, antara pukul 08.00 - 09.00. Prinsipnya Walikota Singkawang mendukung apa yang akan dilakukan Tzu Chi dengan mendorong pertanian organik, dan tak lupa beliau mengucapkan terima kasih dengan berbagai bantuan yang diberikan Tzu Chi kepada masyarakat Singkawang selama ini. | |||
Artikel Terkait
Internasional: Bantuan Bencana Alam di Filipina
06 Januari 2012 Wilayah Filipina bagian selatan diterjang oleh topan “Washi” dan menyebabkan bencana banjir yang parah pada tanggal 17 Desember 2011. Daerah bencana terparah berada di Kota Cagayan De Oro, di daerah ini jalanan dipenuhi dengan lumpur.Senyum Ita di Hari Pertama Sekolah
18 Juli 2017Senin, 17 Juli 2017 menjadi hari bersejarah bagi Ita Ahyani (12). Setelah sempat terhenti tiga tahun, kini Ita bisa kembali belajar di sekolah. Semangatnya terlihat dalam wajah dan langkah kakinya. Sekolah, tempat yang akan membuka cakrawala sekaligus tempat terbaik untuk melupakan sejenak penyakitnya.
Bazar Amal Cinta Kasih Tzu Chi Surabaya: Belanja Sambil Beramal
15 Desember 2017Jelang akhir tahun, Tzu Chi Surabaya kembali menggelar bazar amal. Lebih dari 70 tenant yang bepartisipasi dalam gelaran Bazar Amal Cinta Kasih ini memenuhi Aula Notredame Adventure park di Wisata Bukit Mas II pada Minggu 10 Desember 2017.