Lakukan dengan Sukarela, Terima dengan Sukacita, Giat Melatih Diri
Jurnalis : Devi yanti ( He Qi Barat), Fotografer : Halim Kusin, Bobby, Merry Christine (He Qi Barat)Pagi yang cerah di minggu terakhir di bulan Agustus 2015, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, relawan Tzu Chi komunitas Jakarta Barat melaksanakan kegiatan pelatihan relawan abu putih di Aula Blok C yang terletak tidak jauh dari Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.
Pagi yang cerah di minggu terakhir di bulan Agustus 2015, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat mulai dipadati barisan relawan abu putih yang melangkahkan kakinya menuju Aula Blok C yang terletak tidak jauh dari perumahan. Hari itu adalah kali pertamanya, relawan komunitas Jakarta Barat menggunakan aula baru di blok C Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi sebagai tempat pelatihan abu putih terakhir di tahun 2015. Jam belum menunjukkan pukul 08.00 pagi, tetapi peserta pelatihan telah memenuhi tempat pelatihan. Semangat para panitia yang terlibat dalam pelatihan pun tidak berbeda jauh dengan para peserta, bahkan melebihi semangat para peserta. Panitia telah hadir sebelum waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi.
Pukul 08.05 WIB, acara pun dimulai. Lewat keceriaan dari Wei Wei selaku MC, membuka pelatihan abu putih ke-4 dengan tema “Melakukan dengan sukarela dan menerima dengan sukacita, giat melatih diri” pada tanggal 30 Agustus 2015. Materi demi materi pun mulai dipresentasikan kepada para peserta melalui para pembicara yang tidak lain dan tidak bukan adalah bagian dari tim pelatihan. “Bagian paling seru tadi waktu penjelasan tentang indahnya budaya humanis. Dengan secara langsung, ada prakteknya seperti lebih menangkap apa yang ingin disampaikan,” tutur Yuliati selaku mentor pelatihan kali itu. “Seru banget,” tambahnya saat ditanyakan mengenai keseluruhan acara. Selain lewat praktek nyata, tim pelatihan pun mengadakan sebuah permainan setelah makan siang. Mengapa setelah makan siang? Karena setelah makan siang, biasanya para peserta akan lebih mudah merasa mengantuk. Permainan telur menjadi Bodhisatwa yang hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit ini telah membangkitkan kembali semangat dan senyum dari para peserta.
Yonga, relawan Tzu Chi (biru putih) yang iktu dalam pelatihan mencoba memberikan semangat kepada para relawan yang hadir untuk tetap bersemangat ikut kegiatan Tzu Chi
Eddy, salah seorang peserta yang hadir memberikan kesan mengenai kegiatan pelatihan yang ia jalani selama satu hari penuh itu.
Dengan adanya keterlibatan dari 75 relawan sebagai panitia, acara pelatihan abu putih yang diikuti oleh 89 peserta ini dapat berjalan dengan baik. Selain kerja keras dari tim pelatihan, keterlibatan mentor sebagai pendamping peserta dari awal hingga akhir acara pun perlu diacungi jempol. ”Dengan menjadi mentor, saya dapat menularkan semangat kepada peserta. Karena biasanya pelatihan identik dengan bosan, dan membuat para peserta menjadi malas untuk ikut ,” ungkap Yuliati atau yang biasa dipanggil Yonga.
Tak kalah dengan para mentor, relawan di bagian konsumsi pun menularkan semangat yang sama. Martius, seorang relawan bebas yang mengenal Tzu Chi lewat perannya dalam pertunjukkan sutra bakti seorang anak yaitu SKISBA (Seindah Kasih Ibu Seluas Budi Ayah) pun ikut bersumbangsih di bagian konsumsi. “Sudah tahu, bantunya di konsumsi. Memang tertarik di bagian konsumsi sih. Yah jaman sekarang cowok kan banyak yang jago masak,” dengan tawanya Martius menjelaskan tentang keterlibatannya di bagian konsumsi kali itu. “Sukanya ya bantunya ramai-ramai. Dukanya ya baru beajar metik sayur bayam, belum begitu paham,” tambah laki-laki berusia 24 tahun yang memiliki tekad mantap untuk mengikuti pelatihan abu putih pada tahun depan.
Praktik Nyata dan Menjadi Teladan
“Ada dua hal yang tidak bisa di tunda di dunia ini, berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan,” Master mengingatkan para murid lewat kata perenungan ini. Lagi-lagi tentang praktek nyata. Kata perenungan ini bukan hanya untuk didengar tetapi dipraktekkan secara nyata. Setelah melihat kedua mertuanya yang memiliki banyak waktu senggang, Eddy pun mengajak kedua mertua dan ibu tercinta untuk mulai aktif dalam kegiatan sosial. Tzu Chi yang dikenal Eddy dan keluarga lewat Da Ai Tv yang mereka tontonpun menjadi awal jalinan jodoh baik ini. Segera setelah mengikuti beberapa kegiatan, laki-laki berusia 35 tahun inipun mengajak ibu serta kedua mertuanya untuk mengikuti pelatihan abu putih. Hal ini dilakukan agar mereka lebih mengenal tentang Tzu Chi. “Hampir semuanya ya. Karena motivasi saya ya bukan untuk diri saya sendiri tapi melakukannya juga nggak terpaksa. Jadi setelah kita melihat papa mama mertua saya, mama saya seneng dengan kegiatan, otomatis saya juga ikutan seneng, apapun bentuk pelatihannya,” ungkapnya saat ditanyakan mengenai pelatiha hari itu.
Koordinator acara pelatihan, Teddy (berkacamata) berharap dengan mengikuti pelatihan para relawan abu putih semakin termotivasi untuk terus ikut kegiatan Tzu Chi dan mendalami misi dan visi Tzu Chi
Pelatihan yang diadakan setiap 3 bulan sekali ini diadakan bukan tanpa tujuan. Dengan adanya pelatihan diharapkan dapat me-recharge kembali semangat relawan. “Karena kita tahu bahwa setiap hari melakukan kebaikan Tzu Chi. Mungkin kita tidak ingin hanya dia melakukan kegiatan di luar, tapi kita juga memberi semangat. Lewat kegiatan ini kita berikan semangat, kita berikan motivasi, serta ketika kelak melakukan kegiatan Tzu Chi, mereka menjadi lebih teguh, lebih yakin, dan lebih semangat,” jelas Teddy selaku koordinator pelatihan abu putih kali itu. Dalam sesi pelatihan , juga disiapkan sebuah materi tentang kekhawatiran Master. Lewat materi ini, diharapkan para peserta dapat lebih memahami apa yang menjadi kekhawatiran Master. “Dengan kita memberitahukan ini, kita berharap bahwa banyak relawan yang bisa tumbuh dan berani untuk mengambil tanggung jawab. Karena kan masalah di dunia ini tidak bisa dipegang oleh satu orang saja. Kita berharap kita bersama-sama, menyelesaikan masalah di dunia ini,” tambah Teddy.
“Melakukan dengan sukarela dan menerima dengan sukacita, giat melatih diri,” lewat tema pelatihan kali itu Teddy selaku koordinator pelatihan abu putih berharap para peserta bisa mempraktekkannya di rumah dan menjadi teladan untuk masyarakat dan sekitarnya.