Lampung Menunggu Berjodoh dengan Tzu Chi

Jurnalis : Sutar Soemithra, Fotografer : Sutar Soemithra
 
foto

Sejumlah 46 celengan diserahkan pada Tzu Chi oleh anak-anak Sekolah Minggu Dharma Jaya. Mereka mulai menabung sejak 4 bulan lalu untuk membantu orang yang membutuhkan.

Sejak beberapa tahun lalu sering dijumpai adanya pasien dari Lampung dalam setiap bakti sosial kesehatan Tzu Chi yang diadakan di Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Biasanya mereka datang berombongan menggunakan bus. Bahkan, pada Januari 2007 lalu, Tzu Chi Jakarta mengadakan bakti sosial kesehatan di Lampung bekerjasama dengan RS Bhayangkara Lampung. Melalui kegiatan-kegiatan inilah benih-benih jodoh Tzu Chi dengan Lampung terus terpelihara hingga memunculkan ide untuk mendirikan kantor penghubung Tzu Chi di Lampung.

Tanggal 22-24 Februari, 18 pengusaha dan relawan Lampung yang dipimpin oleh Soetopo berkunjung ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Mangga Dua, Jakarta. Tujuan utama kunjungan kali ini adalah untuk perencanaan pembentukan kantor penghubung Lampung.

Aktivitas Tzu Chi di Lampung bermula pada tahun 2005. Tzu Chi diterima dengan baik di Lampung karena banyak warga Lampung yang kebetulan merupakan penganut agama Buddha. Selama ini mereka banyak mendapatkan ajaran tentang cinta kasih dan berbuat kebajikan melalui vihara-vihara sehingga tidak asing dengan filosofi Tzu Chi. Kehadiran Tzu Chi malah menjadi tempat yang ideal bagi mereka untuk mempraktekkan ajaran-ajaran tersebut. “Di vihara diajarkan cinta kasih (metta) dan Bodhisattva, Tzu Chi adalah perwujudan konkret dari cinta kasih, menolong sesama manusia,” ujar Djohan Wangsa, salah satu pengusaha yang sering aktif di kegiatan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Jiwa sosial para pengusaha yang terbiasa melakukan kegiatan sosial memudahkan mereka lebih cepat
           memahami filosofi Tzu Chi. (kiri)
         - Para pengusaha dan relawan Tzu Chi Lampung berharap bisa mempraktekkan apa yang mereka dapat
           selama kunjungan di Lampung. (kanan)

Penjelasan dan video tentang Tzu Chi menjadikan para pengusaha tersebut bisa mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi yang bukan hanya mengajarkan kita untuk terus berbuat kebajikan, namun juga bisa menginspirasi orang lain untuk ikut berbuat kebajikan sehingga bisa mendatangkan berkah bagi semua orang. Salah seorang pengusaha, Herdian melontarkan sebuah pertanyaan yang menarik tentang hal ini, “Bagaimana caranya mengajak orang lain untuk ikut berbuat kebajikan?” Yap Pit-lu, relawan Tzu Chi menjawab, “Kita lakukan sesuatu dulu baru bisa pengaruhi orang lain. Dari kita sendiri kita dulu. Just do it!”

Hampir semua pengusaha Lampung yang ikut dalam kunjungan kali ini tidak merasa asing dengan dunia sosial karena mereka selama ini sering aktif dalam berbagai kegiatan sosial melalui berbagai lembaga. “Beberapa pengusaha dan yayasan tergugah setelah melihat Buddha Tzu Chi tidak memakai agama, lintas agama, suku, dan ras,” ujar Soetopo. Yudi Kusuma misalnya, sebelumnya ia pernah terlibat di dalam salah satu organisasi sosial. Tapi ia melihat Tzu Chi beda dengan organisasi sosial yang lain. Ia memiliki kesan seperti itu karena pada Maret 2004 lalu ia pernah ke Jakarta dan menyaksikan langsung bakti sosial kesehatan dan pembagian beras Tzu Chi. Ia terheran-heran ketika melihat relawan Tzu Chi tidak hanya menyerahkan bantuan beras, namun juga membantu penerima bantuan untuk memanggulnya sambil menggandeng tangan penerima bantuan.

foto  foto

Ket : - Mansjur Tandiono (kemeja biru), relawan Tzu Chi yang juga direktur eksekutif DAAI TV Indonesia selama
           3 hari mendampingi rombongan dari Lampung. (kiri)
         - Yudi Kusuma merasakan bahwa Tzu Chi berbeda dengan organisasi sosial yang selama ini dia sering
           terlibat karena bukan hanya memberi bantuan, namun juga memanusiakan penerima bantuan.(kanan)

Menurutnya, di organisasi sosial selama ini ia aktif, pemberian bantuan biasanya hanya secara simbolis dan tidak ada perlakuan lebih terhadap penerima bantuan. “Yang biasa saya lakukan kalau sudah sumbang, ya sudah. Secara simbolis kita kasih ke Lurah dan mereka mengambil sendiri. Ke panti jompo juga cuma temui ketua yayasannya, ya udah tinggal berikan. Nggak secara langsung seperti ini (di Tzu Chi-red),” terang Yudi. Ia juga merasa salut karena Tzu Chi juga berhasil mengajak orang tidak mampu untuk berbuat amal juga. “Dari orang yang tidak mampu, kita bisa mengajak dia untuk berbuat (baik) juga. Itu kesan saya yang mendalam di Tzu Chi,” ujar Yudi.

Ia berharap setelah pulang dari Jakarta bisa mempraktekkan apa yang dia dapat pada kunjungan kali ini di Lampung dan secepatnya berdiri kantor penghubung Lampung. “Kita selama ini pacaran. Mudah-mudahan berjodoh hingga akhirnya nikah,” begitu ia mengumpamakan hubungan Tzu Chi dengan masyarakat Lampung.

foto  

Ket : - Para pengusaha menikmati jamuan makan vegetarian yang disediakan Tzu Chi.

 

Artikel Terkait

“Saya tetap relawan sampai akhir hidup saya”.

“Saya tetap relawan sampai akhir hidup saya”.

18 Februari 2014

Tanggal 5 januari 2014, di aula Perguruan Sultan Agung Pematang Siantar, relawan Tzu Chi xie li Pematang Siantar kembali mengadakan acara Gan En Hu pulang ke rumah cinta kasih.

Peduli Terhadap Sesama

Peduli Terhadap Sesama

10 April 2018
“Memiliki rasa peduli terhadap sesama akan memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, contohnya mengurangi sifat egois, memiliki tingkat sosial tinggi, dan menumbuhkan rasa kebersamaan,” papar Sunaryo Papa
Gathering Gan En Hu: Cerminan Rasa Syukur

Gathering Gan En Hu: Cerminan Rasa Syukur

14 Agustus 2015

Pada Minggu, 2 Agustus 2015, insan Tzu Chi mengadakan gathering gan en hu (sebutan para penerima bantuan Tzu Chi) di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading dan fokus pada topik tahun ajaran baru bagi para anak asuh

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -