Langkah Kecil Menyelamatkan Bumi

Jurnalis : Bong Bui Kim (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Bambang Mulyantono (Tzu Chi Singkawang)
 
 

foto
Untuk menggalakkan program pelestarian lingkungan, relawan Tzu Chi Singkawang melakukan kegiatan pemilahan sampah untuk pertama kalinya.

Mengelola sampah merupakan bagian dari upaya penyelamatan bumi. Sampah bisa dimanfaatkan untuk kemudian menghasilkan uang, hasilnya untuk menolong masyarakat yang membutuhkan. Itulah emas cinta kasih itu. Semangat inilah yang diserap oleh insan Tzu Chi Singkawang yang mulai memrogramkan pelestarian lingkungan pada Minggu pagi 31 Maret 2013 berupa kegiatan daur ulang sampah.  

Kegiatan daur ulang sampah yang perdana ini dimulai dengan menentukan lokasi. Sebagai kegiatan awal dipilihlah Jalan Salam Diman (depan Puskesmas Pasar Singkawang) sebagai tempat pengumpulan dan pemilahan sampah secara bersama-sama. Selanjutnya sosialisasi kepada pihak kelurahan dan Ketua RT, serta melakukan kunjungan dari rumah ke rumah disertai membawa undangan dan brosur mengenai program pelestarian lingkungan Tzu Chi. Dalam kegiatan Kick off  tersebut sekaligus mengimbau masyarakat untuk menyumbangkan sampah-sampah yang bisa didaur ulang.

Badan Sehat, Lingkungan Bersih

Sejak jam 7 pagi, relawan Tzu Chi, sukarelawan dari berbagai eleman masyarakat, serta sebagian warga Singkawang, berkumpul di tenda yang telah dipasang di depan Puskesmas Pasar Singkawang. Rangkaian kegiatan pada pagi itu dimulai dengan senam sehat bersama lalu istirahat dan sarapan pagi. Setelah itu pertunjukan isyarat tangan dari relawan cilik dengan tema ‘Wariskan Bumi yang Lestari’, disusul pengenalan Tzu Chi oleh Ketua Tzu Chi Singkawang Tetiono Shixiong.“Dalam menjalankan misinya, Tzu Chi berlandaskan cinta kasih universal dan selalu memegang teguh prinsip tidak membeda-bedakan agama, ras, suku dan etnis. Dengan terlibatnya banyak orang dalam melaksanakan misi kemanusiaan ini maka cinta kasih dapat tersebar di berbagai penjuru dunia sehingga dunia akan bebas dari bencana,” kata Tetiono.

Sesi selanjutnya adalah presentasi ’Mari Kita Turut Menyelamatkan Bumi’ yang disampaikan oleh Lim Sak Liong Shixiong. Dalam paparannya, Shixiong yang akrab disapa Aliong ini mengingatkan, mengapa Tzu Chi mengajak kita peduli terhadap kelestarian lingkungan? Karena umur bumi sebenarnya sudah sangat tua, dan kondisi bumi yang demikian renta diperparah dengan peradaban manusia modern.

foto   foto

Keterangan :

  • Sebelum melakukan kegiatan pemilahan sampah, terlebih dahulu relawan dan masyarakat umum lainnya mengikuti senam bersama (kiri).
  • Pengalaman pertama memilah sampah botol plastik minuman, kertas koran, dan karton menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi para relawan (kanan).

”Sampah adalah efek dari peradaban manusia. Tempat makanan dan minuman dari kertas memang memudahkan, namun menghasilkan lebih banyak sampah. Sterofoam yang banyak dipakai sebagai kemasan tidak terurai hingga ribuan tahun. Ketika semua sampah itu dibuang ke sungai dan pada akhirnya menumpuk ke muara laut, tidak sadarkah bahwa makhluk hidup lain akan tertimpa malapetaka?” papar Aliong sambari menunjukkan foto-foto sampah yang memenuhi aliran sungai dan sejumlah hewan yang tercekik oleh plastik dan barang-barang limbah lainnya.

Aliong juga menegaskan, ”Kita hanya punya satu kesempatan untuk tinggal di bumi ini, dan kita hanya punya satu bumi untuk ditempati oleh setiap generasi. Jadi, hanya ada satu yang bisa kita kerjakan: turut menyelamatkan bumi yang cuma satu ini. Hal yang terkecil bisa kita lakukan adalah mendaur ulang sampah, menggunakan sedikit mungkin barang-barang sekali pakai di rumah tangga kita masing-masing.”

Kegiatan selanjutnya adalah memilah sampah secara bersama-sama yang dilakukan oleh seluruh peserta yang hadir.  Sampah-sampah yang berasal dari bahan kertas/karton, plastik, kaleng dan botol,  dikumpulkan menjadi satu sesuai dengan jenisnya. Pengalaman pertama memilah, menginjak kaleng-kaleng minuman, memelintir botol-botol plastik, dan merapikan karton-karton, tampaknya menimbulkan kesenangan tersendiri bagi para relawan. Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 10.15 WIB, pekerjaan yang dilakukan dengan riang gembira itu pun selesai sudah. Keringat yang menetes menjadi saksi langkah kecil melestarikan bumi. Setelah istirahat sejenak, dilakukan sharing berbagi pengalaman yang menyenangkan dari beberapa sukarelawan. Sebagai penutup rangkaian kegiatan, secara bersama-sama relawan melakukan isyarat tangan ”Satu Keluarga”.

 

 
 

Artikel Terkait

Pengumpulan Titik-Titik Cinta Kasih

Pengumpulan Titik-Titik Cinta Kasih

27 Mei 2014 Demikian pula para muridnya, mereka sebagian besar sudah mengenal Tzu Chi. Ia menceritakan pengalaman mengenai anaknya sendiri yang setiap harinya hampir tidak pernah lupa untuk memasukkan uang koin ke dalam celengan . Hal senada juga didapat dari cerita para orang tua murid lainnya  bahwa anak-anak mereka sangat bersemangat untuk mengisi celengan bambu mereka.
Hal Kecil yang Dapat Mengundang Berkah

Hal Kecil yang Dapat Mengundang Berkah

22 November 2010 Pada tanggal 3 Oktober 2010 mereka mengunjungi sekitar 100 rumah yang terbagi dalam 10 RT di RW 015 Taman Palem Lestari. Kegiatan ini dilakukan oleh 30 orang relawan Yayasan Buddha Tzu Chi.
Suara kasih : Menciptakan Karma Baik demi Melindungi Bumi

Suara kasih : Menciptakan Karma Baik demi Melindungi Bumi

19 September 2012 Saya berharap benih cinta kasih bisa tersebar ke seluruh dunia dan bisa tercipta hutan Bodhi yang tumbuh dari satu akar yang sama. Semoga dunia bisa aman dan tenteram serta terbebas dari bencana.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -