Tzu Ching Medan dan beberapa relawan kembang mengadakan kegiatan WAVES (We Are Vegetarian and Earth Savior) belajar bersama cara pemilahan sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cemara Asri.
Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pengelolaan sampah bukanlah hal baru yang dihadapi Kota Medan. Apalagi, menurut Pemkot Medan sampah yang dihasilkan dan dibuang mencapai 2.000 ton per harinya. Banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik mengakibatkan timbulnya masalah yang berdampak buruk bagi lingkungan. Contohnya seperti pencemaran tanah dan air sehingga mengganggu ekosistem dan kesehatan masyarakat.
Dampak buruk ini pun kurang disadari oleh masyarakat dan kebanyakan memilih untuk tidak terlalu peduli. Maka dari itu, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) Medan mengadakan kegiatan WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors) di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cemara Asri Medan pada Minggu, 14 Juli 2024.
Susilawati (kanan) menjelaskan tentang pengelompokan jenis-jenis sampah daur ulang kepada para peserta.
WAVES adalah program Tzu Ching yang mendukung Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi dengan memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian bumi. Kegiatan yang sejalan dengan misi pelestarian lingkungan ini mengangkat tema “Eco-Day” dengan mengajarkan 33 relawan kembang cara pemilahan sampah daur ulang sekaligus menjadi wadah bagi Tzu Ching Medan untuk bersosialisasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat terutama muda-mudi dengan lingkungan.
Kegiatan WAVES kali ini dimulai dengan mengajarkan teori 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Recycle) dan dilanjutkan dengan pemilahan sampah daur ulang berdasarkan jenisnya oleh Susilawati, seorang relawan yang menjalankan misi pelestarian lingkungan sejak 2008. “Sampah adalah emas. Pada bungkus bekas makanan yang sering kita kira sampah ternyata bisa dimanfaatkan kembali untuk kerajinan tangan seperti keranjang ataupun gantungan botol air. Dan itu memiliki nilai jual juga,” kata Susilawati kepada para peserta.
Koordinator kegiatan, Jesslyn Mirable Natan ikut memilah sampah daur ulang bersama para relawan kembang.
Peserta kemudian diajak untuk praktek pemilahan sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cemara Asri seperti memilah kaset, botol plastik, buku bekas beserta botol plastik bekas pakai. Jesslyn Mirable Natan selaku koordinator utama acara ini secara langsung terjun dan berinteraksi dengan para peserta yang kebanyakan adalah mahasiswa.
“Ternyata masih banyak mahasiswa yang belum sadar akan dampak yang disebabkan pengelolaan sampah yang buruk. Lewat kegiatan ini saya juga memetik pelajaran berharga karena bisa mengedukasi semuanya tentang pengelolaan sampah serta berkomunikasi antar sesama panitia maupun para peserta,” kata Jesslyn.
Para peserta WAVES (We Are Vegetarian and Earth Savior) Tzu Ching Medan berfoto bersama setelah kegiatan.
Di tahun 1990, Master Cheng Yen memberikan ceramah mengenai pelestarian lingkungan yang mana mendorong para muridnya untuk menggunakan tangan yang mereka gunakan bertepuk tangan untuk menjaga lingkungan dengan memilah sampah. Mengutip sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen yakni “Cara kita mensyukuri dan membalas kebaikan bumi adalah dengan tetap bertekad menjaga kelestarian lingkungan” menjadi penyemangat kegiatan WAVES ini.
Tzu Ching Medan juga berharap kesadaran masyarakat terutama muda-mudi akan dampak buruk sampah bisa meningkat sehingga lebih banyak lagi muda-mudi yang dapat berkecimpung dalam upaya pelestarian lingkungan. Semoga melalui program WAVES ini Tzu Ching Medan dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berinovasi secara positif di masa depan.
Editor: Arimami Suryo A.