Langkah Nyata di Hari Ibu

Jurnalis : Metttayani, Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Elvana, Antoni, Irwan (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

foto
Membasuh kaki orang tua merupakan salah satu wujud bakti seorang anak. Kegiatan ini tak hanya berkesan bagi orang tua, namun juga anak-anak itu sendiri.

Perayaan Waisak telah satu minggu berlalu. Kini relawan Tzu Chi Pekanbaru tengah menyambut dan mempersiapkan acara Perayaan Hari Ibu. Tahun ini, kedua perayaan ini diadakan terpisah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat umum dapat menyelam lebih dalam makna dari masing-masing perayaan.

 

 

 

 

Xiao Phu Sha (Bodhisatwa Cilik-red) merupakan tunas-tunas muda cinta kasih yang akan mewarnai masa depan dunia. Untuk menumbuhkan kepekaan welas asih, etika dan tata krama sejak dini, Tzu Chi Pekanbaru dengan rutin mengadakan kelas budi pekerti setiap bulannya. Dan seperti biasanya di setiap penghujung tahun ajaran diadakan acara ramah tamah. Acara ramah tamah kali ini diadakan untuk  kelas budi pekerti tahun ajaran 2011/2012 berbarengan dengan perayaan Hari Ibu. Dalam kesempatan ini terbuka lahan berkah bagi Xiao Phu Sha untuk mempraktikkan tindakan nyata berbakti kepada orang tua melalui persembahan teh dan membasuh kaki.

Perayaan Hari Ibu dan Ramah Tamah Kelas Budi Pekerti ini diadakan di Gedung Olah Raga IKTS ( Ikatan Keluarga Tionghoa Selat Panjang) di Jl. Tanjung Datuk. Perayaan diadakan pada hari Minggu tanggal 20 Mei 2012 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Semoga semangat kebangkitan nasional dapat menyatukan hati dan semangat kita semua untuk mengembangkan misi pendidikan Tzu Chi demi anak–anak kita melalui pngajaran pendidikan kehidupan dan mengembangkan budaya humanis.

Dengan kesungguhan hatii, Huo Ban Men dan Xiao Phu Sha dengan kompak dan serentak menyuguhkan isyarat tangan “Yi Xing Yuan Ming Zi Ran”. Melalui makna lagu ini, para Bodisatwa Cilik hendak menyampaikan kepada dunia bahwa setiap orang memiliki sifat hakiki yang setara Buddha. Seorang Buddha pernah datang ke dunia dari rahim seorang lbu lalu meninggalkan kehidupan duniawi, namun tetap mewujudkan rasa baktinya kepada orang tua. Gerakan isyarat tangan yang begitu serantak dan kompak begitu memukau para tamu undangan yang hadir. Semua mata memandang takjub. Terlebih bagi orangtua yang putra-putrinya turut serta dalam isyarat tangan ini merasa begitu terharu dengan pertunjukkan putra-putri tercinta yang begitu menggugah perasaan dan hati kecil kita.  

foto  foto

Keterangan :

  • Ani Shijie dan putra-putrinya memberikan sharing, berbagi kisah dengan para orang tua yang hadir dalam acara ramah tamah kelas budi pekerti ini (kiri).
  • Suasana hangat dan haru yang dirasakan oleh orang tua ketika Bodisatwa Cilik mereka dengan tulus mempersembahkan teh (kanan).

Datang, Duduk, Diam, dan Dengarkan
Ani shijie adalah seorang ibu yang penuh berkah, dimana putra-putrinya sama-sama dapat mencicipi pendidikan budi pekerti di Tzu Chi. Pada awalnya, Ani shijie diperkenalkan oleh salah seorang relawan yang menginformasikan bahwa di Pekanbaru ada pembukaan kelas budi pekerti untuk anak-anak. Mendengar hal ini, Ani shijie tertarik untuk mendaftarkan anaknya. Seperti orang tua lainnya, ketika pertama sekali menginjakkan kaki di dalam kelas budi pekerti, Ani shijie hanya datang, duduk, diam dan mendengarkan. Dan Ani shijie pun ikut belajar dari bangku belakang kelas. Dengan banyaknya mendengar dan melihat langsung di setiap pembelajaran di dalam kelas budi pekerti, telah membuka pandangan beliau.  “Ternyata selama ini saya keliru. Selama ini saya berpikir, bagaimana bisa menjaga anak orang lain kalau kita sendiri tidak bisa menjaga anak sendiri. Justru yang benar adalah sebaliknya. Jadi, jika kita ingin anak kita baik, kita harus mengajar anak orang lain terlebih dahulu untuk menjadi baik.” Selain telah membuka pandangan yang keliru, melalui pendidikan kelas budi pekerti juga telah membuka pintu hati putranya (Ricky) yang kini telah banyak berubah menjadi lebih baik. Bahkan ketika pertama di kelas budi pekerti, Ricky sempat tidak senang mengikuti kelas. Namun kini Ricky sangat enjoy setiap mengikuti kelas budi pekerti. Dan, Ani Shijie yang awalnya hanya datang, duduk, diam dan mendengarkan, kini telah bergabung dalam barisan Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru di misi pendidikan.

Dengan diadakannya kelas budi pekerti ini, sedikit banyak telah membuka lahan batin manusia yang jernih. Perubahan yang baik bukan hanya dirasakan oleh anak-anak maupun orang tua. Dui fu juga turut mendapatkan dampaknya. Dampak yang positif kini dirasakan oleh Maryani Shijie. Maryani Shijie diberi ladang berkah secara tak terduga. Waktu itu beliau hanya datang untuk menemani anaknya. Dan saat itu juga, kekurangan seorang dui fu. “Jadi saya diminta oleh Metta Shijie untuk menjadi dui fu. Berawal dari inilah, saya mendapat manfaat setelah menjadi dui fu. Saya yang dulunya tidak sabaran, kini telah menjadi sosok yang sabar ketika menghadapi persoalan rumah tangga maupun persoalan anak-anak. Dan saya bisa menjadi orang yang tahu bersyukur. Anak saya pun merasakan perubahan pada diri saya. Beberapa bulan yang lalu anak bungsu saya mengatakan, ‘Mama ... mama...., mama sekarang udah berubah ya’. Saya pun menjawab dengan sedikit bingung. ‘Oh ya, Mama berubah menjadi tua ya?’ Si anak pun menjawab, ‘Bukan Ma..., Mama bukan berubah jadi tua. Sejak mama ikut Tzu Chi, mama berubah jadi lebih sabar. Kalo gitu, mama sering-sering aja ke Tzu Chi ya’.”  

Xiao Phu Sha dari Kelas Jing Shi Yu dan Shou Yu juga turut serta menunjukkan kebolehan mereka dalam memeragakan isyarat tangan “She En Shen Yi Sheng Shen” (Jasa Guru Sepanjang Masa). Meskipun tidak mengenakan pakaian seragam, mereka tampak begitu rapi dengan pakaian kaus putih dan celana birunya. Wah, penampilan mereka tidak kalah dengan siswa-siswi kelas budi pekerti. Para orang tua tidak mau ketinggalan mengabadikan momen ini dengan kamera handphone mereka. Semoga penampilan perdana Xiao Phu Sha ini dapat membangkitkan semangat mereka untuk lebih giat berlatih dan menyelami makna dari lagu yang diisyaratkan.

Sebagai ungkapan terima kasih kepada Tim Pendidikan, Huo Ban Men dari kelas Tzu Shao memberikan kejutan dengan memberikan kartu ucapan terima kasih yang berisikan Kata Perenungan Master dan coretan tangan dari masing-masing Huo Ban Men. Semua mendapatkan kartu yang berbeda-beda. Wen Ik Lin Shijie misalnya, beliau dengan begitu setia dan tulus selalu menyiapkan masakan saat ada kegiatan kelas budi pekerti. Beliau begitu bahagia dan gembira mendapatkan kartu ucapan ini dan segera berbagi kebahagian dengan segera menginformasikan kepada suami tercinta bahwa beliau mendapatkan penghargaan dari Huo Ban Men. Semoga perasaan Gan Xie (Bersyukur-red) selalu tumbuh di hati Huo Ban Men agar menjadi manusia yang berbudipekerti luhur.

foto  foto

Keterangan :

  • Metta Shijie, koordinator Tim Pendidikan Tzu Chi Pekanbaru, tak dapat menahan haru ketika Sandro, Sandra, dan Stefani mempersembahkan teh, membasuh kaki dan memijit ringan pundaknya (kiri).
  • Xiao Phu Sha dari Kelas Jing Shi Yu dan Shou Yu juga turut serta menunjukkan kebolehan mereka dalam memeragakan isyarat tangan “She En Shen Yi Sheng Shen" (Jasa Guru Sepanjang Masa) (kanan).

Sebagai akhir dari acara Ramah Tamah Kelas Budi Pekerti, Para dui fu memperagakan Isyarat Tangan “Lu Yao Zi Ji Zuo” (Jalan Harus ditempuh Sendiri). Para guru telah menunjukkan jalan kepada para siswanya dan siswalah yang harus melanjutkan perjalanan meraih cita-cita dan makna kehidupan.

Video Orangtua Contoh Teladan bagi Anak
Orang tua harus menyadari bahwa mereka adalah model bagi anak-anaknya. Untuk itulah orang tua harus dapat memberikan contoh yang baik agar anak dapat berjalan di jalan yang benar. Dikisahkan seorang anak terinspirasi mencuci kaki ibunya ketika melihat ibunda tercinta dengan penuh kasih dan tulus mencucikan kaki nenek.

Acara dilanjutkan dengan Isyarat tangan “Mei Nien De Jing Thien” (Setiap Tahun di Hari Ini). Lagu ini mengajak dan menggugah kita semua untuk selalu mengingat jasa-jasa yang diberikan mama tercinta. Sebagai acara penutup diadakan sesi suguh teh dan cuci kaki. Ada kisah menarik di acara ini. Dengan kemurnian hati, seorang Bodisatwa Cilik mempersembahkan teh untuk orang tua, membasuh kaki dan dengan memberikan pijatan kecil di pundak, menciptakan suasana haru menerima ungkapan cinta putra-putri tercinta yang diwujudkan dengan tangisan kebahagian. Anak didik dari Witama School juga ikut berpartisipasi dalam acara ini.

Kegiatan ini juga dilengkapi dengan bazar kecil dengan aneka makanan vegetarian yang menggugah selera dan menarik setiap mengunjung untuk mencicipinya. Bagi Xiao Phu Sha, es cream dan burger vegetarian menjadi pilihan favorit. Cuaca panas dan rasa haus terobati sudah dengan aneka minuman segar dan dingin. Semua pengunjung begitu gembira mengikuti acara ini dan pulang dengan wajah penuh senyuman kebahagiaan.

  
 

Artikel Terkait

Pintu Gerbang Bodhisatwa Dunia telah Dibuka

Pintu Gerbang Bodhisatwa Dunia telah Dibuka

08 Oktober 2012 Minggu, tanggal 7 Oktober 2012 ini, para relawan Tzu Chi se-Indonesia bisa merayakan peresmian Aula Jing Si Indonesia. Sejak pukul 05.00 WIB, para relawan telah berbaris rapi untuk memberikan salam pagi dan mendengarkan wejangan Master Cheng Yen di Lantai 4 Aula Jing Si.
Berbagi Cinta Kasih Kepada Warga 13 dan 14 Ilir

Berbagi Cinta Kasih Kepada Warga 13 dan 14 Ilir

12 Juni 2018
Tzu Chi Palembang mengadakan Bazar Sembako Murah bertempat di SD Negri 42 Jl. Ali Gatmir, 13 Ilir Palembang, Minggu, 10 Juni 2018. Sebelumnya relawan melakukan survey terlebih dulu pada 3 Juni 2018 agar pemberian kupon ini tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan dan merata di dua kelurahan yakni 13 Ilir dan 14 Ilir.
Mempertahankan Apotek Hidup

Mempertahankan Apotek Hidup

10 Maret 2016
Apotek hidup di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi 2 Muara Angke ini merupakan program kerjasama antara Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Pluit, Pengelola, warga penghuni rusun dengan memanfaatkan sebagian tanah di Blok Delima yang ditanami dengan tanaman obat-obatan. Keberadaan apotek hidup ini membantu warga yang membutuhkan tanaman obat ini.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -