Langkah Pertama Mencatat Sejarah
Jurnalis : Amelia Devina (He Qi Utara), Fotografer : Amelia Devina (He Qi Utara)
|
| ||
Workshop Fotografi, Video, dan Tulisan “Harus berani. Pertama kali memang yang paling sulit, tapi selanjutnya akan terasa jauh lebih mudah,” ujar Rudi Santoso Shixiong yang selama ini juga berkontribusi tulisan untuk Tzu Chi. Kelas menulis artikel dibuka dengan penjelasan materi tentang dasar tata cara penulisan (what/ apa, when/ kapan, who/ siapa, where/ di mana, why/ mengapa, dan how/ bagaimana). Seusai berbagi tips dan trik, para peserta berkesempatan praktek langsung: memilih salah satu foto dalam pameran untuk menjadi bahan tulisan.
Keterangan :
Kelas video pun tak kalah seru. Stephen Ang Shixiong memperlihatkan hasil karyanya dan menjelaskan secara sederhana tata cara pengambilan gambar dengan memanfaatkan sumber daya minimal untuk hasil yang maksimal. “Karena video merupakan gambar yang bergerak dan ia juga mengandung suara, maka sebenarnya kita dapat lebih mudah merasakan apa yang ingin disampaikan di dalam gambar. Lebih emosional,” ujar Stephen menekankan bagaimana lewat video yang dihasilkan, kita dapat menginspirasi orang banyak. Peminat terbanyak ada di kelas fotografi. Henry Tando Shixiong menjelaskan tips dan trik sederhana mengenai pengambilan foto yang berbudaya humanis. Walaupun dalam kelas ada yang menggunakan kamera SLR dan kamera saku juga kamera handphone, hal ini tidak menjadi halangan. Efi Shijie yang baru pertama kali mengikuti acara workshop yang diadakan oleh Tim Zhen Shan Mei mengungkapkan rasa gembiranya, “Saya kan hanya punya kamera saku. Biasanya kalau foto asal jepret saja karena tidak mengerti fungsi dari tombol-tombolnya. Tapi tadi dijelaskan trik-triknya, jadi sekarang saya berani mencoba. Misalnya, kalau memang ruangannya gelap kita harus mengubah pengaturan di kamera.” Ada Niat, Ada Kekuatan Pertanyaan dan komentar pun banyak mengalir. Yang pasti, semua merasa puas dan bahagia karena telah banyak belajar. Yang paling membuat tim Zhen Shan Mei bersyukur, hampir semua peserta workshop berkomitmen untuk mengikuti pelatihan 10 kali di tahun 2014 yang direncanakan oleh yayasan. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen: apabila ada niat, ada kekuatan. Tidak ada niat, tentu banyak alasan. Walaupun boleh dibilang semua peserta workshop adalah para relawan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan kegiatan pencatatan sejarah, mereka mempunyai niat yang besar, merendahkan hati untuk belajar. Semoga dengan momentum bersejarah menjelang akhir tahun ini, di tahun yang baru nanti barisan relawan Zhen Shan Mei akan semakin solid. Demi menjadi mata dan telinga Master, demi mewariskan ajaran dan mewujudkan visi, meneruskan cinta kasih untuk sesama. | |||
Artikel Terkait
Melebarkan Jangkauan Cinta Kasih
03 Oktober 2017Relawan Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan baksos kesehatan yang diadakan pada tanggal 24 September 2017 di Desa Tualang, Perawang yang berjarak sekitar 60 Km dari Pekanbaru. Kegiatan yang berlangsung dari Jam 09.00 - 15.00 WIB ini dapat memberikan pelayanan kepada 418 orang pasien.
Mencatat Masa Lalu, Mengabadikan Masa Depan
24 Juli 2024Tzu Chi Bandung mengadakan pelatihan bagi relawan dokumentasi Tzu Chi dan menekankan akan pentingnya mendokumentasikan satu kegiatan yang dilakukan hari ini, karena akan menjadi sejarah untuk hari esok.