Launching Drama Kehidupan
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
Sebanyak 592 orang
datang untuk menyaksikan launching episode perdana Drama kisah nyata "Seindah
Bunga Teratai".
Memasuki usia yang ketujuh, DAAI TV Indonesia meneruskan konsistensinya sebagai media penyebar cinta kasih universal dengan memproduksi berbagai program humanis yang memiliki nilai Kebenaran, Kebajikan, dan keindahan. Salah satu program unggulannya adalah drama kisah nyata, yang mana diantaranya adalah drama kisah nyata “Seindah Bunga Teratai” di sini DAAI TV Indonesia bekerjasama dengan Serambi SET dan di produseri oleh Garin Nugroho serta di sutradarai Arturo GP.
Drama ini berkisah mengenai perjuangan hidup seorang keturunan Tionghoa Benteng bernama Ong Hok Cun yang tinggal di daerah Tangerang, Provinsi Banten. Sejak di dalam kandungan sampai dewasa dia terjebak dalam pusaran penderitaan yang panjang. Acun biasa ia dipanggil tumbuh besar tanpa kasih sayang ayahnya, Ong Hay Tong, yang mengalami depresi karena jatuh bangkrut akibat judi dan main perempuan. Acun yang menjadi tulang punggung keluarga, mengharuskannya tumbuh dewasa dengan bekerja mencari nafkah membantu ibunya Tan Hin Nio dan merawat adik-adiknya. Kondisi keluarga dan kerasnya kehidupan menuntun Acun mencari makna kehidupan.
Jodoh baiknya dengan seorang biksu saat kecil membuat Acun terinspirasi dan bercita-cita luhur menjadi biksu yang membawa misi menebarkan kebajikan kepada keluarga dan semua makhluk. Bahkan ia sempat mengikuti Pabajja Samanera Sementara pada tahun 1997. Sayang keinginan baik tersebut ditolak keras oleh ibunya karena menginginkan Acun dapat meneruskan marga “Ong”. Acun tidak putus asa, dia mencari cara agar tetap bisa melakukan kebajikan dengan bekerja di misi amal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menolong sesama tanpa memandang suku, agama, dan ras. Di Badan misi amal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Acun dihadapkan dengan pasien-pasien penerima bantuan. Tak hanya membantu, Acun menganggap pasien sebagai sebagai salah satu gurunya untuk belajar memahami kehidupan.
Ling Hong Tjhin
selaku CEO DAAI TV berharap tayangan itu dapat menggugah lebih banyak orang
yang menonton untuk bersumbangsih untuk dunia.
Sapta Nirwandar
berpendapat jika tayangan ini akan memperindah tayangan khususnya di media
televisi, karena tayangan seperti ini mulai turun atau jarang di tampilkan lagi.
Cinta Kasih yang terus Bertumbuh
Dalam acara itu, para tamu undangan
yang datang di sambut dengan kata sambutan dari CEO DAAI TV Indonesia, Ling
Hong Tjhin. “Drama ini mengisahkan masyarakat multikultur yang dapat saling
tolong menolong dan hidup berdampingan dengan damai dan harmonis tanpa
membedakan suku, agama, dan ras,” ujar Ling Hong
Tjhin saat launching di Auditorium
Aula Jing Si, Guo Yi ting, Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Sabtu (3/5/2014) pukul
15.00 WIB. “Kita semua punya cinta kasih di hati kita. Semoga dengan adanya
tayangan ini, benih cinta kasih di hati kita dapat tumbuh semakin kokoh lalu
menjadi pohon dan hutan cinta kasih,” harap Ling Hong Tjhin seraya menutup kata
sambutannya kepada 592 orang yang hadir di acara tersebut.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, yang juga berkesempatan hadir mengatakan jika dirinya sependapat jika hidup tidak akan indah jika tanpa ada cinta kasih. Sapta Nirwandar berharap dengan adanya tayangan drama kisah nyata ini akan memperdalam dan memperkuat semua pemirsa yang menyaksikan untuk terus menjalin cinta kasih dengan sesama.
Selanjutnya para tamu undangan di ajak untuk menyaksikan episode pertama tayangan Drama Kisah Nyata “Seindah Bunga Teratai”, kemudian di lanjutkan dengan hiburan berupa permainan musik kecapi dari peserta kelas budaya humanis Tzu Chi.
Para tamu undangan
juga di hibur denga permainan kecapi oleh murid-murid dari kelas Budaya Humanis
Tzu Chi.
Drama yang Multidimensi
Dalam acara launching tersebut, Yabin
Yap, yang dulunya merupakan kepala Divisi Drama DAAI TV yang hadir di tengah acara juga mengatakan
jika ketika karya ini dalam tahap
rampung, drama seri ini memiliki efek multidimensi di luar ekspetasi awalnya.
Pada awalnya, tayangan ini hanya ingin menceritakan mengenai kisah kehidupan
Acun, tetapi seiring berjalannya riset, berkembang menjadi luas. Yabin sendiri
menganggap drama ini seperti manifestasi wu liang Yi jing karena dalam drama
ini kita melihat banyak aspek: warga Tionghua benteng yang mampu beradaptasi
dan bersinergi dengan warga pribumi, kasih sayang ibu terhadap anaknya yang
begitu dalam, bakti seorang anak terhadap ayah dan ibunya, hidup jujur di
tengah masyarakat yang ingin cepat kaya tapi korupsi, bagaimana memberikan
empati kepada orang lain bahkan kepada orang yang membenci kita sekalipun, lalu
bagaimana seseorang memaknai kehidupan yang dimilikinya. Jadi drama ini aspek
dimensinya sangat luas.
Yabin Yap, yang dulunya merupakan kepala
Divis Drama DAAI TV menganggap tayangan Seindah Bunga Teratai adalah kisah
multidimensi yang dikemas untuk memberikan manfaat yang berguna untuk pemirsa
setia DAAI TV.
“Drama ini tidak hanya membicarakan tentang sosok acun seorang diri tetapi bagaimana anggota keluarganya, perjalanan saudara-saudaranya dari kecil hingga dewasa bahkan sampai menikah juga ada. Itu semua di kompres menjadi satu,” tutur Yabin menerangkan. Selain itu, Yabin juga menambahkan jika di balik drama ini ada doa dari banyak orang: tokoh asli dan keluarga, para pemain, kru, anggota Sangha yang memberikan blessing untuk memproduksi film ini.
Kisah yang sarat akan kebudayaan masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah Tangerang ini dipaparkan dari dialek komunikasi masyarakat, tradisi hingga pola tingkah laku masyarakat sekitar. Selain itu juga mengangkat tentang keberagaman agama di Indonesia, serta bagaimana kita tetap berperilaku jujur di tengah maraknya isu korupsi dan bagaimana kita saling bahu membahu untuk menolong sesama yang memerlukan pertolongan tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Karena sebenarnya kita adalah satu seperti semboyan Indonesia kita “Bhinneka Tunggal Ika”