Tim medis TIMA Indonesia sedang mengedukasi para pasien baksos kesehatan degeneratif ke-3 komunitas He Qi Pusat (Hu Ai Jembatan Lima) di Sekolah TK Pelita, Duri Utara.
Suasana baksos kesehatan di Sekolah TK Pelita, Duri Utara dipenuhi dengan antusiasme dan keramahan. Para relawan, dengan seragam Tzu Chi yang rapi, bergerak sigap untuk membantu para pasien. Relawan muda, Muhammad Wijatmoko Adi Nugraha (33), anggota TIMA yang juga perawat anestesi di rumah sakit Tzu Chi Hospital, terlihat cekatan dalam menangani pasien di bagian pemeriksaan awal. Pengalamannya di Tzu Chi selama bertahun-tahun telah mengasah rasa kepeduliannya.
"Rasa care kita lebih tergali saat melihat relawan lain bekerja dengan penuh kasih sayang," ujar Muhammad Wijatmoko Adi Nugraha. "Tantangannya di sini adalah kita harus bisa berimprovisasi dengan alat medis yang seadanya," tambahnya.
Relawan menyambut kedatangan para pasien baksos kesehatan degeneratif ke-3 dengan mengalungkan nomer anteran.
Sementara itu, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Hu Ai Jembatan Lima) Indra Wijaya (38) pun tak kalah semangatnya. Indra yang telah bergabung dengan Tzu Chi sejak tahun 2002, merasakan perbedaan yang signifikan antara kegiatan di masa mudanya dengan saat ini. "Dulu, saya hanya berinteraksi dengan relawan muda seusia saya," kenangnya. "Sekarang, saya harus beradaptasi dengan relawan dari berbagai latar belakang dan usia," kata Indra.
Semangat para relawan dalam baksos kesehatan degeneratif ke-3 pada Minggu, 21 Juli 2024 ini berbeda dengan baksos pertama dan kedua. Pada kegiatan kali ini, selain pelayanan kesehatan masyarakat juga diberikan penyuluhan gizi, pola makan yang baik sehingga bisa membawa perubahan yang lebih sehat. Baksos kesehatan degeneratif kali ini juga melayani 80 pasien.
Sambil menunggu giliran, para pasien juga diajak berdiskusi oleh relawan seputar keluhan kesehatan yang akan diperiksakan.
“Sekarang bpjs ketenagakerjaan di tanggung oleh perusahaan, karyawan yang bersangkutan beserta anak dan istri bisa tercover, tetapi tidak bisa mengcover orang tua karyawan tersebut. Akhirnya saya berfikir kelihatannya nanti akan banyak orang manula tersisih padahal mereka mulai rawan dengan penyakit. Kita sebagai satu yayasan sosial dan kemanusiaan harus mensupport pemerintah apa yang menjadi kekurangan dengan mengusulkan perlunya baksos yang berlangsung secara bertahap ini,” ungkap drg. Linda Verniati, Koordinator TIMA He Qi Pusat.
Kegiatan baksos kesehatan degeneratif ke-3 ini merupakan yang terakhir tahun 2024. Untuk selanjutnya pengobatan akan diarahkan pada Puskesmas setempat dan sudah dikoordinasikan. Salah satu pasien yang ikut dalam baksos kesehatan degeneratif ini adalah Nuryati (44) yang memiliki keluhan darah tinggi, asam urat, dan juga asam lambung. Ia sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan pengobatan dari tahap 1-3 tanpa absen.
Para relawan dan tim medis yang berpartisipasi dalam baksos kesehatan degeneratif ke-3 berfoto bersama setelah kegiatan baksos selesai.
“Cocok dengan pelayanan maupun obat yang diberikan. Obat yang diberikan juga bukan sembarangan, sangat cocok dengan penyakitnya. Pokoknya puas banget dengan pelayanan yang didapat, baik dari relawan maupun dokter, penuh sopan santun dan perhatian,” kata Nuryati.
Budiman, relawan yang menjadi koordinator kegiatan berharap baksos kesehatan degeneratif ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Duri Utara. “Penyuluhan dan pengobatan ini untuk wawasan mereka akan pentingnya kesehatan. Semoga mereka lebih terbuka dan lebih bisa menjaga kesehatan dan bisa melanjutkan pengobatan ke puskesmas terdekat selanjutnya,” kata Budiman.
Editor: Arimami Suryo A.