Lebih Dekat Mengenal Master Cheng Yen

Jurnalis : Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan), Fotografer : Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan)


Lim Huey Mei menjelaskan tentang kisah Kehidupan Master Cheng Yen kepada orang tua Tzu Shao melalui aplikasi Zoom.

Sejak wabah Covid-19, kelas budi pekerti Tzu Shao Medan ditiadakan. Para murid belajar dan berkegiatan di rumah saja. Namun pandemi ini tidak memutuskan semangat para relawan pendamping. Akhirnya Sufinah selaku Pembina kelas Tzu Shao Medan menyelenggarakan kelas parenting pertama melalui aplikasi Zoom secara online.

Kelas parenting ini di bawakan oleh Lim Huey yang juga pembimbing kelas budi pekerti di Tzu Shao Medan dan diikuti oleh 20 orang tua dan 13 relawan. Topiknya tentang Kisah Kehidupan Master Cheng Yen. Para orang tua diajak untuk lebih dekat mengenal Master Cheng Yen. Bukan saja anak-anak Tzu shao saja yang harus mengetahui kisah tentang Master Cheng Yen.

“Kita semua yang sebagai insan Tzu Chi harus mengetahui kisah kehidupan Master Cheng Yen, supaya kita semua bisa lebih mengenal Master Cheng Yen dan apa yang menjadi alasan dan tujuan Master dalam mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi,” ujar Lim Huey Mei sebagai pembicara di kelas parenting kali ini.

Lim Huey Mei mulai menceritakan kisah tersebut dengan penjelasan yang gampang dimengerti. Master Cheng Yen lahir di tahun 1937 di Shi Zhuang Barat, Jlan Qing Shui Lu Zun, Taichung. Setelah Perang dunia  II berakhir di tahun 1946, keluarga Master pindah ke Feng Yuan.

Pada tahun 1952, saat itu Master sudah berusia 15 tahun, ibu angkat Master sakit sehingga Master berikrar kepada Bodhisatwa untuk memulai hidup bervegetarian, menyadari “Ada ikrar maka akan muncul kekuatan”. Ini merupakan tahap-tahap terbentuknya imam di dalam diri Master Cheng Yen.


Terlihat para orang tua serius mendengarkan apa yang dipaparkan oleh Lim Huey Mei.

Di bulan Juni 1960 ketika beliau berusia 23 tahun, sang ayah yang masih produktif dan merupakan sosok yang sangat penting bagi Master Cheng Yen, mendadak meninggal dunia karena terserang penyakit. Hal ini pun memberi pukulan batin yang sangat hebat bagi Master Cheng Yen.

Wafatnya sang Ayah di tahun 1960 menjadikan Master memahami bahwa hidup ini hanyalah sementara dan selalu berubah. Sejak saat itu beliau mulai mempelajari agama Buddha secara lebih serius sebelum akhirnya menjalani hidup sebagai bhiksuni pada tahun 1964.

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sudah menunjukkan pukul 12 siang, yang mana kelas parenting ini akan berakhir. Setelah mendengar penjelasan dari Lim Huey Mei, kini para orang tua Tzu Shao kini mengetahui tentang Master Cheng Yen dari sebelum dan sesudah mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi.

“Untuk kelas parenting secara online, yang baru diadakan pertama kali kita selenggarakan, hasilnya sudah cukup baik walaupun masih banyak yang perlu ditingkatkan untuk kedepannya. Kami berharap kedepannya kami bisa kembali mengadakan kelas secara online, jika kondisi pandemi Covid-19 ini masih belum memungkinkan kita untuk membuka kelas secara normal. Dan kami semua berdoa agar Covid-19 yang melanda di Indonesia bisa segera berakhir,” ujar Sufinah sebagai pembina kelas Tzu Shao Medan.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Lebih Dekat Mengenal Master Cheng Yen

Lebih Dekat Mengenal Master Cheng Yen

04 Juni 2020

Sufinah, pembina kelas budi pekerti Tzu Shao Medan menyelenggarakan kelas parenting pertama melalui aplikasi Zoom secara online. Kelas parenting ini diikuti oleh 20 orang tua dan 13 relawan. Topiknya tentang Kisah Kehidupan Master Cheng Yen. Para orang tua diajak untuk lebih dekat mengenal Master Cheng Yen.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -