Lebih Mengenal Tzu Chi

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli Chen (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoMahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan TIME mengikuti sosialisasi Tzu Chi pada malam tanggal 30 April 2010.

“Saya kira Yayasan Tzu Chi itu hanya bantu-bantu orang susah saja. Nggak dikira banyak juga ya misi-misinya dan sejarahnya yang bagus,” ungkap Cindy, salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi USU saat ditanya mengenai tanggapannya setelah mengikuti sosialisasi Tzu Chi di Kantor Perwakilan Medan tanggal 30 April 2010. Cindy tidak datang sendirian, masih ada 9 orang temannya dari fakultas yang sama.

“Kedatangan kami ini ke Tzu Chi adalah bagian dari tugas kampus yang diberikan oleh dosen yang bertemakan Perilaku Organisasi. Saya sendiri mengenal Tzu Chi dari orang tua yang telah menjadi donatur dan kami semua sepakat memilih Tzu Chi sebagai bahan tugas kami,” tambah Cindy.

Menggalakkan Daur Ulang
Selain dari USU, masih ada 2 orang mahasiswa dari TIME yang juga datang untuk tujuan yang sama, yakni mengenal lebih lanjut Tzu Chi. Kampus TIME sendiri sudah cukup mengenal baik Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan, karena para mahasiswa di sana turut menggalakkan pelestarian lingkungan dengan mengumpulkan barang-barang yang masih bisa didaur ulang dan juga menjadi relawan Tzu Chi. “Pertama kali, kami dari BEM TIME melakukan sosialisasi ke kelas-kelas mengenai dampak dari Global Warming. Yang kami galakkan adalah pengumpulan sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang dan setelah terkumpul, secara berkala kami bawa ke posko daur ulang Tzu Chi,” jelas Herman, mahasiswa TIME.

Beberapa saat sebelum dimulai acara sosialisasi tepatnya pada pukul 19.00 Wib, terlihat beberapa anak muda berdatangan ke Kantor Perwakilan Medan. Rupanya mereka adalah para mahasiswa yang akan mengikuti acara sosialisasi Tzu Chi tersebut. Para relawan berbaris rapi di kedua sisi pintu masuk dan memberikan sambutan hangat kepada mahasiswa-mahasiswi ini, berharap mereka bisa merasakan hangatnya rasa kekeluargaan di Tzu Chi. Sebelum acara dimulai, Rusli Shixiong membawa mahasiswa-mahasiswi tersebut di ruang tamu untuk sharing sedikit mengenai Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Pada penghujung acara, seluruh mahasiswa USU dan TIME mengikuti isyarat tangan dengan lagu "Satu             keluarga". (kiri)
        - Para mahasiswa dari kedua universitas yang sudah pernah mengikuti kegiatan Tzu Chi, antusias             bertanya memperdalam filosofi Tzu Chi. (kanan)

Sosialisasi tentang Tzu Chi
Tepat pada pukul 19.30 Wib, para mahasiswa dari dua universitas tersebut memasuki ruangan sosialisasi di lantai dua Kantor Perwakilan Medan. Relawan Tzu Chi Medan telah mempersiapkan dengan sepenuh hati meja-meja bundar serta alas-alas duduk yang ditata dengan rapi bagi semua mahasiswa. Acara pun dibuka oleh pembawa acara, Leo Shixiong dan kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari tim isyarat tangan dengan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu (Biarkan Cinta Kasih Menyebar Luas). “Syair lagu dari isyarat tangan yang baru kita dengar, sebenarnya mewakili Tzu Chi, dimana Tzu Chi berusaha menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia sehingga bisa meringankan penderitaan manusia di muka bumi ini,” tambah Leo. Acara kemudian dilanjutkan dengan penayangan video tentang Tzu Chi.

Setelah menyaksikan video yang berdurasi 17 menit tersebut, Handra Shixiong yang menjadi pembicara pada malam tersebut mencoba untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai misi dan visi serta filosofi Tzu Chi. “Berlandaskan kewelasasihan dalam membantu yang kurang mampu serta mendidik yang mampu adalah salah satu filosofi Tzu Chi dalam menjalankan misi kemanusiaannya,” ujarnya. Handra Shixiong, dengan gaya pembawaannya yang khas membuat acara tersebut tidak kaku dan membuat para mahasiswa lebih dengan sepenuh hati mengikuti acara. Sesekali Handra Shixiong mengajak para peserta untuk bersenda gurau sehingga suasana ruangan menjadi riang.

foto  foto

Ket : - Cindy, salah seorang mahasiswi USU, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sistem 4 in 1 yang             diterapkan relawan Tzu Chi. (kiri).
         - Pembawaan Handra Shixiong yang luwes membuat suasana pengenalan Tzu Chi berjalan rileks dan             menyenangkan. (kanan)

Setelah sesi penjelasan tentang Tzu Chi selesai diutarakan, para mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab. Satu per satu pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa-mahasiswi tersebut ditanggapi dengan baik oleh Handra Shixiong agar Tzu Chi dapat dipahami secara lebih jelas.

Tak terasa hampir dua jam acara telah berlangsung. Acara sosialisasi ditutup dengan penampilan isyarat tangan lagu Satu Keluarga yang diikuti oleh semua mahasiswa, menampakkan sebuah suasana kekeluargaan antara relawan Tzu Chi dengan para mahasiswa. Master Cheng Yen pernah berpesan bahwa kita semua tinggal di bumi yang sama dan menghirup udara yang sama sehingga kita semua adalah sebuah keluarga.

“Saya sebenarnya tidak bisa apa-apa. Gan en kepada shixiong shijie yang mendukung acara ini. Tanpa mereka, mungkin acara ini tidak bisa berjalan lancar,” ujar Shimeda Sumita yang menjadi koordinator acara. Shimeda Sumita juga berharap semoga dengan diadakan acara sosialisasi ini, makin banyak orang yang mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi.

  
 
 

Artikel Terkait

PAT 2023: Drama Parodi Musikal yang Menyentuh, Ajak Penonton Flashback Ke Masa Itu

PAT 2023: Drama Parodi Musikal yang Menyentuh, Ajak Penonton Flashback Ke Masa Itu

21 Januari 2024

Livia Tjin tak dapat menyembunyikan rasa harunya saat menyaksikan drama yang ditampilkan staf badan misi Tzu Chi Indonesia pada Pemberkahan Akhir Tahun 2023, Sabtu 20 Januari 2024. 

Membina Rasa Kasih Sayang

Membina Rasa Kasih Sayang

15 November 2011
Terbatasnya fasilitas di tempat tersebut membuat relawan segera bahu-membahu mengatur meja dan kursi sebagai tempat pendaftaran dan mempersiapkan sebuah ruangan untuk pemeriksaan dokter. Pembagian tugas juga dilakukan untuk kelancaran kegiatan.
Banjir Jakarta: Ragam Kisah Pengungsi di Tzu Chi Center

Banjir Jakarta: Ragam Kisah Pengungsi di Tzu Chi Center

22 Januari 2013 Sejak Kamis, 17 Januari 2013 hingga sekarang warga korban bencana banjir terus berdatangan di Aula Jing Si Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara yang digunakan untuk tempat tinggal sementara para pengungsi.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -