Lebih Peka pada Penderitaan Orang Lain
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto Minggu, 9 November 2008, 100 anak asuh Tzu Chi di wilayah He Qi Selatan berkumpul di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain mengenal dan memahami Tzu Chi, para anak asuh ini juga diajak bermain dan bergembira. |
| ||
Menularkan Cinta Kasih Dalam kesempatan itu, para relawan Tzu Chi juga mencoba menumbuhkan rasa syukur dalam diri setiap anak asuh, sekaligus menularkan semangat berbuat kebajikan. "Jika setiap dari kalian mau menyisihkan uang jajannya, sehari seratus rupiah saja, maka berapa sebulan jumlahnya? Ini kalau dikumpulkan, maka akan bisa menolong anak-anak lain yang membutuhkan bantuan seperti kalian. Artinya, akan lebih banyak lagi teman-teman kalian yang bisa bersekolah lagi," kata Winarso, relawan yang bertindak sebagai pembawa acara. Sebuah tayangan tentang perjuangan berat anak-anak sekolah yang harus menyeberangi sungai setiap kali akan ke sekolah, diharapkan juga dapat memberi motivasi kepada anak-anak untuk lebih giat belajar. "Semangat kalian belajar harus 100 kali lipat dari anak-anak itu," pesan Rudi Suryana, relawan yang memberi materi tentang pentingnya bersyukur. Seperti pesan Master Cheng Yen bahwa manusia yang paling berbahagia di dunia adalah mereka yang bisa mensyukuri berkah yang mereka miliki.
Keterangan :
Tahu Gimana Rasanya Dibantu Mira sendiri merasa bersyukur dapat menjadi anak asuh Tzu Chi. Kala itu, ia sudah hampir putus asa lantaran tunggakan iuran sekolahnya tak kunjung dibayar oleh orangtuanya. "Waktu itu kondisinya dah kritis banget. Saya malu dipanggil terus sama TU (Tata Usaha ¡Vred)," kata Mira mengenang. Sebenarnya, yang membuat Mira dan kedua saudaranya harus menunggak bayaran adalah karena ayahnya yang mengidap penyakit diabetes harus dirawat di rumah sakit akibat ginjalnya terganggu. Ayah dan ibu Mira sendiri berdagang kue basah dan kering untuk membiayai kebutuhan keluarga. Karena ayahnya di rumah sakit memerlukan banyak biaya, otomatis segalanya didahulukan untuk membiayai pengobatan ayahnya. "Makanya uang sekolah kami pada nunggak," kenang Mira getir.
Keterangan :
Dalam kondisi yang tertekan, secara kebetulan relawan Tzu Chi mengadakan kunjungan ke salah satu pasien yang ditangani Tzu Chi di rumah sakit yang sama, RS Fatmawati. "Waktu itu ibu saya tanya, bisa nggak Tzu Chi bantu biaya pendidikan? Sama relawan itu dijawab bisa, dan ibu saya disuruh mendaftar ke kantor Tzu Chi," terang Mira. Bermodalkan tekad untuk meneruskan sekolah, Mira dan ibunya pun mendatangi kantor Tzu Chi. Setelah melalui proses seleksi yang ketat -nilai rata-rata harus di atas 7- oleh pihak Tzu Chi, akhirnya Mira pun diterima menjadi anak asuh Tzu Chi. "Bahkan kakak dan adik saya juga diterima permohonan beasiswanya," kata Mira senang. Kakak Mira, Ahmad Ardiansyah kini duduk di semester 3 Universitas Budi Luhur Jakarta, sedangkan adiknya Dika Darmawan masih duduk di bangku kelas 3 SMK. Ayah Mira sendiri akhirnya tidak dapat tertolong lagi dan meninggal dunia pada tahun 2004. Maka, sejak itu yang menjadi tulang punggung keluarga hanyalah ibunda Mira saja. "Ibu tetap dagang kue. Kadang kalau lagi banyak pesanan dapatnya lumayan, tapi kalau lagi sepi ya sedikit," kata gadis berumur 20 tahun ini. Meski begitu, sang ibunda tetap gigih berusaha agar putra-putrinya dapat terus melanjutkan sekolah. "Untuk biaya sekolah dan kuliah memang ditanggung, tapi untuk transport sehari-hari tetap dari ibu," jelas Mira. Tidak hanya berpangku tangan, Mira pun ikut membantu ibunya membuat kue setiap hari. Bahkan, untuk meringankan beban ibunya, Mira mengajar les anak SD di dekat rumahnya. Sebagai imbalannya, setiap bulan Mira menerima tambahan uang saku sebesar Rp 50.000,-. "Lumayan, bisa buat tambahan keperluan kuliah," ujar Mira bersyukur. Sebagai orang yang dibantu dan pernah merasakan kondisi terlepas dari kesulitan yang menghimpitnya, Mira sangat setuju dengan ide menabung dalam celengan bambu bagi anak-anak asuh Tzu Chi seperti dirinya. "(Saya) setuju, supaya anak-anak yang tertolong pendidikannya semakin banyak lagi," tegasnya. Mira sendiri sudah memiliki celengan bambu dan berjanji akan menyerahkan kepada Tzu Chi setelah penuh terisi. "Ibu juga kalau ada rezeki suka dana ke Tzu Chi," tambah Mira. Merasakan sulitnya hidup dan mendapatkan pertolongan orang, membuat Mira juga bertekad untuk melakukan hal yang sama jika ia telah lulus menyelesaikan studinya, menjadi seorang bidan. "Siapapun yang datang ke saya, walaupun kondisinya gimana dan nggak bawa uang sekalipun, saya tetap akan menolongnya," kata Mira berjanji. | |||
Artikel Terkait
Malam Ramah Tamah
08 April 2010Mengenang Tzu Chi
03 Maret 2014 Lebih lanjut ia juga mengingatkan kepada warganya agar selalu mengenang Tzu Chi. Karena Tzu Chi datang ke Manado dengan kasih, maka balasan yang harus diberikan kepada Tzu Chi adalah mengenangnya. “Jika ingat kompor, maka ingat Tzu Chi.Ingin Segera Tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi
11 November 2019Verifikasi calon penerima bantuan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako hadir lagi. Ini adalah bagian yang kedua. Jika di bulan Agustus 2019 yang lalu verifikasi berlangsung selama tiga hari, kali ini berlangsung sehari, Minggu, 10 November 2019. Masih di lokasi yang sama di Aula Baruga, Taman Vatulemo Palu, Sulawesi Tengah.