Lebih Terang, Lebih Tenang
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Arimami SA, Anand YahyaPak Usen bersyukur telah menjalani operasi katarak pada mata kirinya dua setengah tahun yang lalu.
Pembaca setia website Tzu Chi Indonesia, masih ingat tidak dengan kisah Pak Usen? pasien katarak pada baksos Kesehatan Tzu Chi ke-119 di Cikarang, Agustus 2017. Dua setengah tahun berlalu, kami berkunjung lagi ke rumahnya di Kampung Kramat, Kedung Waringin, perbatasan Karawang dan Bekasi, Jawa Barat (17/2/2020) untuk melihat kondisinya kini. Simak kisahnya berikut ini.
***
Di siang yang terik itu, Pak Usen (58) dan istrinya, Bu Titi tengah bersantai di ruang tamu. Keduanya kaget setengah mati dengan kedatangan kami tim redaksi Tzu Chi Indonesia di depan pintu rumahnya yang terbuka.
“Assalaamualaikum Pak Usen, masih ingat nggak sama saya?” tanya kami.
“Oh iya..” jawab Pak Usen yang menghampiri kami dengan raut wajah tak menyangka.
Sementara Bu Titi langsung menyalami kami dengan senyum sumringahnya. “Bagaimana kabarnya, Neng?” kata Bu Titi.
Obrolan dan temu kangen kami tambah cair ditemani kopi hangat sambil lesehan di teras rumahnya. Pak Usen memang tak punya telepon genggam. Nomor telepon Purwanto, tetangga yang dulu mendampinginya saat operasi katarak pun sudah berganti. Jadi kami datang tanpa berhasil memberitahunya terlebih dulu.
“Saya sering bilang ke istri, kalau dipikir-pikir ya, ingat waktu operasi itu yang saya sampai pingsan. Trus ada yang mengantar kita ke rumah, di mana ya sekarang?” ujarnya.
Bu Titi mengaku sangat berterima kasih dengan segala perhatian Tzu Chi Indonesia yang dengan perhatian itu, katarak yang diderita suaminya dapat terobati.
Yang dimaksud Pak Usen adalah tim redaksi Tzu Chi Indonesia yang mengantar Pak Usen ke rumahnya usai buka perban mata di hari kedua baksos yang digelar di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang. Bantuan Tzu Chi dalam bentuk operasi katarak yang sudah dideritanya selama tiga tahun memang menjadi satu pengalaman berkesan bagi Pak Usen. Dan bagi banyak orang khususnya yang tinggal di pelosok dan hidup kekurangan, menjalani operasi katarak gratis benar-benar merupakan hadiah terindah.
“Lalu bagaimana penglihatan Pak Usen sekarang?” tanya kami.
“Setelah dioperasi ya normal, Alhamdulillah ada kemajuan. Cuma kata dokter, saya perlu kaca mata biar benar-benar terang. Ini kan juga karena umur,” kata Pak Usen.
Setelah operasi katarak, Pak Usen beristirahat kurang lebih 5 bulan lamanya untuk pemulihan. Padahal saat itu sedang musim panen. Pak Usen hanya membantu istrinya seperlunya saja di sawah agar keinginan kuatnya untuk dapat kembali melihat dunia dengan jelas dapat terwujud.
“Kan tidak boleh ketarik ototnya, enggak boleh angkut-angkut. Saya juga selalu pakai kacamata biar enggak kena debu. Kata orang-orang, ‘kok pakai kacamata terus’ enggak tahu kan kalau saya habis operasi,” tambahnya.
Pak Usen memasang bebegig atau orang-orangan sawah untuk mengusir burung.
Ada satu hal yang tak pernah dilupakan Pak Usen saat menjalani operasi katarak ini. “Wah perjuangannya berat benar ya. Yang lain mah pada biasa, sehabis operasi saya sampai pingsan,” kata Pak Usen dengan nada bicara kencang seperti biasanya.
Menurut Dokter Edrial dari Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang saat itu, kondisi mata Pak Usen sebelum operasi terbilang katarak yang sangat keras sehingga operasinya penuh dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
“Paling lama saya, dioperasi hampir empat jam lebih. Waktu tes deg-degan tidak karuan, tekanan darahnya kan harus normal, ya Alhamdulillah begitu lolos, bisa dioperasi. Alhamdulillah setelah dioperasi ya normal,” kenangnya.
Dengan pengalamannya ini, Pak Usen juga menganjurkan kepada kawan-kawannya yang menderita katarak supaya jangan takut menjalani operasi katarak.
“Umpamanya kawan-kawan saya, kalau ada yang mengadakan operasi katarak, ya harus mau supaya bisa melihat lagi. Kayak bapak Alhamdulillah bisa melihat lagi. Maka itu saya terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah mengoperasi katarak saya,” ungkapnya.
Baca juga: Bahagianya Usen, Bahagianya Relawan Tzu Chi
Pikiran Lebih Tenang Sekarang
Setelah meneguk kopi panas yang disuguhkan Bu Titi, kami diajak melihat petak sawah yang digarap Pak Usen. Sehari-hari Pak Usen dan Bu Titi berangkat ke sawah pukul 8 dan pulang pada pukul 10 pagi. Rupanya setengah bulan lagi Pak Usen siap memanen. Saat ini ia fokus menjaga padi yang siap panen itu dari hama burung.
“Sekarang banyak hama burung, Kalau tidak dijagain bisa habis itu, cuma sisa jeraminya saja,” katanya sambil membetulkan orang-orangan sawah yang dipasang di tengah sawah.
Bulir-bulir padi memang mulai tampak menguning. Ada lima petak sawah atau sekitar satu setengah hektar yang ia garap milik tetangganya. Dalam setahun Pak Usen panen sebanyak dua kali. Dan dalam sekali panen ia menerima uang bersih sekitar 3-4 juta rupiah.
Bulir-bulir padi tampak mulai menguning. Dua minggu lagi padi siap dipanen.
Pak Usen saat menjalani operasi katarak pada 11 Agustus 2017 lalu. Pasien katarak di baksos yang digelar Tzu Chi pada 11-12 Agustus 2017 di Rumah Sakit Sentra Medika, Cikarang berjumlah 201 pasien. Sasaran baksos ini adalah masyarakat kurang mampu di Cikarang dan sekitarnya.
Sementara perubahan paling mencolok yang kami tangkap dari sosok Pak Usen adalah ia sudah tak sekurus dua tahun lalu.
“Kan pikiran tidak terlalu pusing kayak dulu. Kalau masih punya anak sekolah kan ini besok bagaimana, pagi-pagi anak berangkat sekolah tidak ada duit (semua anaknya kini sudah lulus sekolah). Walaupun kita susah tapi kalau pikiran tenang kan sehat, Alhamdulillah,” katanya.
“Saya juga senang lihat bapak sekarang,” kata Titi menimpali.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Terima Kasih Tzu Chi, Angga Senang!
20 Februari 2020Impian Angga Ramadhan (10) untuk bisa berbicara dengan jelas terwujud sudah. Tak ada lagi perasaan minder. Malahan, Angga tambah percaya diri. “Terima Kasih Buddha Tzu Chi, Angga Senang!” ujarnya.