Lestari dan Peduli Lingkunganku
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto * Relawan Tzu Chi Kelapa Gading memperagakan isyarat tangan "Satu Keluarga" dalam acara Sosialisasi Pelestarian Lingkungan dan Penggalangan Dana untuk Program Bebenah Kampoeng. | Mengggalang kepedulian terhadap alam dan lingkungan sosial menjadi tujuan utama yang dilakukan oleh Summarecon kepada para karyawannya, pengusaha dan juga warga di perumahan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kelompok usaha ternama di bidang properti tersebut bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengundang lebih dari 1.000 tamu undangan yang hadir tidak hanya memperoleh pengetahuan dan himbauan untuk peduli lingkungan, tetapi juga langsung berpartisipasi aktif dalam penggalangan dana untuk membantu warga yang kurang mampu dalam wujud program “Bebenah Kampoeng” yang diadakan oleh Tzu Chi. |
Mengurangi Polusi Meski para peserta yang hadir dalam acara sosialisasi lingkungan ini baru saja selesai beraktivitas di kantor, rumah ataupun kegiatan lainnya, namun tidak menghalangi antusiasme mereka untuk hadir. Jumat, 6 Juni 2008, bertempat di aula Kelapa Gading Sportmall, acara yang dimulai tepat pukul 19.00 WIB ini selesai pada pukul 22.00 WIB dengan jumlah peserta yang tetap —tidak ada yang pulang lebih dulu— hingga akhir acara. Dimulai dengan presentasi tentang pemanasan global yang menjadi ancaman bagi seluruh umat manusia, para peserta memperoleh gambaran dan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak pemanasan global. “Mengurangi makan daging dan hidup bervegetarian merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif mengurangi efek rumah kaca,” kata Lim Ji-shou, relawan Tzu Chi. Mengapa? Ternyata, kotoran sapi atau hewan ternak lainnya mengeluarkan zat metana yang merupakan komponen utama pembuat gas rumah kaca. Parahnya, gas metana ini sifatnya lebih polutan daripada asap kendaraan bermotor ataupun pabrik. Vegetarian bukan hanya ikut mengurangi jumlah produksi metana. “Belum lagi manfaatnya untuk kesehatan tubuh,” sambung Ji-shou berpromosi. Ket : - Lim Ji-shou, relawan Tzu Chi, mempresentasikan ancaman pemanasan global pada acara sosialisasi daur Penghematan terhadap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) juga menjadi salah satu cara mengurangi polusi udara. Salah satunya dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor saat beraktivitas. “Jadi, bagi Bapak atau Ibu yang mau jalan ke mal atau toko di Kelapa Gading, nggak perlu bawa mobil, bisa naik sepeda atau berjalan kaki aja,” kata Liliawati Rahardjo, pimpinan Summarecon yang juga relawan Tzu Chi. Salah satu masalah utama yang dihadapi warga Jakarta adalah kekeringan di musim panas dan banjir di musim hujan. Hal ini pun dirasakan langsung oleh warga Perumahan Kelapa Gading. Untuk itulah, warga dihimbau pula untuk menyediakan lubang biopori (lubang berdiameter 0,8 cm, sedalam 1 meter dan diisi sampah organik) di lingkungan rumahnya masing-masing. “Ini akan meningkatkan aktivitas makhluk hidup di dalam tanah, seperti cacing yang menggemburkan tanah sehingga tanah akan mudah menyerap air,” kata Brata, dosen IPB sekaligus penemu konsep lubang biopori yang ikut membagi pengalamannya malam itu. Ket : - Warga Kelapa Gading dengan antusias mendukung program "Bebenah Kampoeng" yang akan dilakukan Menggalang Kepedulian Tidak perlu waktu lama, deretan angka-angka dana yang sudah terkumpul pun dengan cepat bertambah. Dalam tempo kurang dari 1 jam, terkumpul dana lebih dari 2 milyar yang seluruhnya disumbangkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk merehabilitasi rumah-rumah warga kurang mampu. “Program ‘Bebenah Kampoeng’ ini bagus, saya sangat mendukung sekali,” kata Albert, warga Kelapa Gading. Bagi Albert, Tzu Chi sudah tak asing lagi. Selama setahun lebih, Albert yang juga memiliki usaha di Kelapa Gading aktif mendukung program daur ulang sampah Tzu Chi. “Saya kumpulin sampah-sampah dan botol plastik (yang bisa didaur ulang –red) dan sebulan sekali diambil petugas daur ulang Tzu Chi,” terang Albert. Ket : - Selain memperoleh pengetahuan tentang bahaya pemanasan global, para undangan juga diperkenalkan Senada dengan Albert, Andiatno, warga Kelapa Gading lainnya juga sangat mendukung program “Bebenah Kampoeng”. “Saya merasa terharu. Melihat hasil yang dibangun Tzu Chi. Ini sangat luar biasa,” kata Andiatno. Selain berdampak langsung terhadap warga kurang mampu, bantuan ini membuat warga Jakarta semakin banyak yang tinggal di rumah yang layak huni. “Dengan kepedulian kita kepada warga kurang mampu, ini membuat interaksi dan hubungan antar warga masyarakat menjadi lebih harmonis,” sambung Andiatno. Besarnya perhatian dan kepedulian warga terhadap program ini sangat membesarkan hati para relawan. Tzu Chi “Saya merasa terharu. Dalam waktu singkat, dapat menghimpun dana sebesar ini. Jika kepedulian ini bisa berkembang, maka dunia ini akan menjadi lebih baik,” kata Paulus Utomo, mewakili relawan Tzu Chi. Rasa terkejut pun datang dari Liliawati Rahardjo. “Saya senang sekali. Ini sungguh di luar dugaan,” katanya. Selain menilai perlunya lestari lingkungan di wilayah Kelapa Gading dan sekitarnya, ia pun berharap kepedulian warga Kelapa Gading terhadap warga kurang mampu bisa terus tumbuh. “Saya senang, di sekeliling saya adalah orang-orang yang penuh cinta kasih,” ungkapnya haru. | |
Artikel Terkait
Jangan Pernah Menyerah
23 Juli 2013 Kegiatan ini dilaksanakan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Tepat pukul 09.00 WIB, kegiatan Peduli Kasih ini dimulai. Para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) mengikuti kegiatan ini dengan khidmat.Membawa Kegembiraan dalam Tenda
19 Mei 2015 Rudi Suryana yang baru dua hari bergabung dengan tim juga merasakan hal yang sama dengan Ong Seng Yeow yang telah lebih dulu datang. Ia membawa hobinya dalam menyanyi dan bermain musik untuk menghibur anak-anak dan beberapa warga yang dikunjungi oleh relawanMendalami Misi Kemanusiaan Tzu Chi di Tzu Chi Bandung
29 September 2016Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung pagi itu, Minggu 25 September 2016 kedatangan puluhan mahasiswa dari Universitas Parahyangan Bandung. Mereka datang untuk mengikuti acara sosialisasi Tzu Chi.