Libur Telah Usai, Sekolah pun Dimulai

Jurnalis : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Chen Pau Hua (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoDengan penuh rasa hormat dan rasa syukur relawan Tzu Chi Pekanbaru memberikan bantuan berupa alat sekolah kepada para anak asuh Tzu Chi.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Anak-anak asuh Tzu Chi Pekanbaru telah berdatangan. Sungguh mengagumkan, mereka semua adalah anak-anak yang sangat menghargai waktu, tiba di rumah (kantor) Tzu Chi Pekanbaru tepat pada waktunya.

Sambil menunggu ruangan yang masih digunakan oleh Shigu dan Shibo dalam acara sharing survei kasus, anak-anak beserta orangtua yang turut mendampingi, ditemani oleh relawan dalam suasana penuh kekeluargaan. Beberapa menit kemudian, Shigu dan Shibo pun telah keluar dari ruangan sehingga anak-anak mendapatkan giliran untuk masuk. Tapi, untuk masuk ke ruangan tentu saja anak-anak harus menerapkan budaya humanis Tzu Chi, yaitu berbaris rapi dengan mengikuti para relawan.

Mengenal Lebih Dekat
Setiba di ruangan, anak-anak disambut bahagia oleh pembawa acara dengan iringan lagu Huan Ying Ge, lagu “Selamat Datang” alaTzu Chi disertai peragaan isyarat tangan oleh relawan. Membahagiakan sekali. Anak-anak terlihat sangat menikmati irama lagu dan dapat mengikuti setiap gerakan isyarat tangan. Sejauh ini, Tzu Chi mungkin dikenal hanya sebagai sebuah yayasan saja, yayasan yang membantu orang-orang kurang mampu. Namun kita perlu mengenalkan Tzu Chi lebih dekat kepada anak-anak ini agar tidak ada keragu-raguan pandangan terhadap yayasan Buddha Tzu Chi, dan secara tidak langsung juga merangkul mereka agar dapat turut bersumbangsih di jalan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Lutiana, Ketua Tzu Chi Pekanbaru (kanan) dan Mimi, relawan Tzu Chi (kiri), mendampingi Ibu Efianti, ibu            dari Kevin Yoval saat mengungkapkan perasaannya telah dibantu Tzu Chi. (kiri)
       - Ibu Efianti terinspirasi untuk ikut membantu sesama dengan cara mendonorkan darahnya. "Ini saya            lakukan karena niat untuk membalas budi atas bantuan Tzu Chi kepada kami," kata Efii. (Kanan)

Chia Chai Chua, relawan Tzu Chi, mengawali acara dengan menjelaskan kepada anak-anak mengenai asal mula berdirinya Tzu Chi, visi dan juga cita-cita Tzu Chi. Mengapa ada kata Buddha dalam rangkaian nama Yayasan Buddha Tzu Chi, ini dikarenakan yang mendirikan Yayasan Tzu Chi adalah seorang biksuni beragama Buddha, yaitu Master Cheng Yen. Walaupun demikian, Tzu Chi atas dasar visi menyucikan hati manusia, tidak membeda-bedakan suku, agama, ras, warna kulit, dan lainnya dalam melakukan setiap kegiatan kebajikan. Yang penting adalah cinta kasih. Uang hanyalah salah satu contoh bantuan. Kita juga dapat membantu dalam bentuk lain.

Belajar dari Kisah Budi Salim
Sebagai pelengkap inspirasi bagi anak-anak, disuguhkan tayangan Jurnal Da Ai tentang seorang anak bernama Budi Salim. Budi Salim adalah seorang anak yang mengidap penyakit tumor di rahangnya. Atas jalinan jodoh yang baik dengan Tzu Chi, Budi Salim kini telah terbebas dari penyakit tersebut. Setelah sembuh, Budi juga ingin berbuat kebajikan sama seperti yang dilakukan oleh Tzu Chi. Oleh sebab itu, Budi yang kesehariannya selain bersekolah,  ia juga membantu ibunya berjualan kue. Keuntungan yang didapat dari berjualan kue ini ia sisihkan untuk dimasukkan ke dalam celengan bambu, yang selanjutnya akan diserahkan ke Tzu Chi. Setelah menyaksikan kisah Budi, Dewi, Indah, Dani, dan juga anak-anak asuh lainnya mengaku merasa sangat terharu dengan perjuangan hidup Budi Salim. Mereka juga bertekad untuk membantu orang lain serta berjanji belajar yang baik dan berbakti kepada orang tua.

foto  foto

Ket : - Suasana akrab dan penuh kekeluargaan dengan cepat terbangun di antara para anak asuh dan relawan             Tzu Chi Pekanbaru. (kiri)
         - Isyarat tangan (shou yu) menjadi bahasa universal yang juga dipelajari dan dipahami para anak asuh             Tzu Chi. (kanan)

Perjuangan hidup dan sumbangsih Budi Salim juga menginpirasi mama dari Kevin Yoval (anak asuh Tzu Chi), Ibu Efi yang sebelumnya pernah berpartisipasi dalam kegiatan donor darah Tzu Chi pada bulan Mei lalu.  “Waktu itu saya sangat takut karena ini pengalaman pertama saya donor darah. Ini saya lakukan karena dorongan niat untuk membalas budi atas bantuan Tzu Chi kepada kami, dan juga untuk turut membantu orang lain dengan darah yang saya miliki. Saya sangat senang setelah berhasil donor. Kapan Tzu Chi akan mengadakan donor darah lagi?” tanyanya kepada Lutiana, Ketua Tzu Chi Pekanbaru yang mendampingi.  Sesulit apapun keadaan yang kita hadapi, namun kita tidak boleh patah semangat. Harus bangkit kembali menyongsong masa depan cerah yang ada di depan mata.

Walaupun kita terlahir dari ibu yang berbeda, suku, ras, maupun agama yang berbeda namun kita bangsa Indonesia yang menghidup udara yang sama. Perbedaan yang indah membentuk sebuah keluarga besar di Tzu Chi. Acara diakhiri dengan penyerahan tas sekolah yang berisi buku dan alat-alat tulis serta bernyanyi bersama lagu kebanggaan Tzu Chi “Satu Keluarga“. Hendaknya anak-anak dapat menjadikan Tzu Chi sebagai rumah dan keluarga kedua dan dapat menjadi tempat untuk berbagi suka dan duka dalam kehidupan yang dijalani. Selamat kembali ke sekolah anak-anak yang penuh masa depan.

  
 
 

Artikel Terkait

Sehat Sempurna dengan Vegan

Sehat Sempurna dengan Vegan

19 Oktober 2022

Tzu Chi Medan bersama dengan DR Susianto seorang ahli gizi, mengadakan serangkaian sosialisasi tentang Sehat Sempurna Dengan Vegan. Kegiatan ini berlangsung serentak di berbagai negara dan merupakan bagian dari Program 1013 (Satu Orang, Satu Kebajikan) dengan tema “Healthier Planet, Healthier Me.”

Banjir Jakarta: Manusia Adalah Makhluk Sosial

Banjir Jakarta: Manusia Adalah Makhluk Sosial

31 Januari 2013 Di saat bencana seperti sekarang ini semakin banyak orang yang tidak terkena banjir juga turut bersumbangsih melalui sumbangan makanan.
Menjaga Bumi dengan Menanam Mangrove

Menjaga Bumi dengan Menanam Mangrove

15 Juni 2021
Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas kembali menanam 10.000 pohon mangrove di wilayah Tangerang Mangrove Center, tepatnya di Desa Ketapang, Dusun Mauk, Tangerang, Banten.
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -