Lie Hai Yong yang Saya Kenal
Jurnalis : Djunarto (He Qi Timur), Fotografer : Djunarto (He Qi Timur) * Koin pemberian Master Cheng Yen saat Pemberkahan Akhir Tahun untuk para relawan, saya berikan kepada Hai Yong. Dia sangat senang menerimanya dan akan terus dipakai setiap hari. | Nilai kehidupan manusia terletak pada fungsinya, bukan pada citranya; citra sama sekali tidak bernilai. (Master Cheng Yen ) |
Hidup yang Terus Berubah "Shijie, tolong jagain meja kasir sebentar, saya mau ke toilet sebentar,” kata saya. Hai Yong (53) mengangguk dan segera mengambil posisi tempat duduk saya. "Shijie, Bapak itu mau minta termos air yang warna abu, masih ada stock gak yah?” Hai Yong pun menjawab," tunggu, coba saya lihat dulu, di dalam kardus masih ada gak yang warna abu." Itulah sepenggal kisah kenangan saya dengan Lie Hai Yong pada saat mendapat tugas menjaga pameran alat-alat pelestarian lingkungan pada saat even "Jakarta Fashion and Food Festival" di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya di depan supermarket Mal Kelapa Gading setahun yang lalu. Waktu itu Hai Yong masih segar bugar, dan sering melempar senyuman ke setiap pengunjung yang melihat pameran. Masih di bulan yang sama setahun lalu (Mei 2008 –red), kini—6 Mei 2009—Hai Yong harus dirawat lagi di Rumah Sakit Satyanegara, Sunter, Jakarta Utara. Dia menderita penyakit kanker saluran indung telur. Sebuah selang terpasang di pergelangan tangannya. saluran infus berisi albumen (sejenis cairan obat zat putih telur -red) setetes demi setetes mengalir ke dalam tubuh Hai Yong melalui selang tersebut. Menurut dokter ahli kandungan yang merawatnya, obat ini disalurkan ke dalam tubuh Hai Yong, dikarenakan setiap hari cairan dari perutnya yang membuncit harus disedot keluar sebanyak 2 liter, dan dia akan kehilangan protein banyak sekali. Untuk itu harus dibantu dengan infus albumen. Membayar Karma Buruk Selalu Bentrok Mulut Ket : - Senyum mengembang masih terus terpancar dari hatinya, meski penyakit terus mendera tubuh Kini, wajah Hai Yong tampak pucat dan terbaring lemah, dengan berat badan yang terus merosot. " Saya turun hampir 20 kg belakangan ini, Shixiong,” ujarnya terbata-bata dengan suara tertahan dan sangat memilukan. Hai Yong merupakan sahabat saya yang tidak pernah mengeluh dalam menjalankan tugas. Pada saat pameran alat-alat pelestarian lingkungan berlangsung, hampir tidak ada kesempatan untuk Hai Yong duduk dan istirahat , karena pengunjung yang selalu datang menghampiri pameran tersebut. Hai Yong yang belakangan ini menderita sesak napas yang berkepanjangan, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk rawat inap. Perutnya makin membesar, dan dokter menyarankannya untuk melakukan kemoterapi, namun selalu ditolaknya. Tzu Chi Selalu Ada Dalam Hidupku Pelajaran Mahal untuk Kita Bersainglah demi kebaikan di dalam kehidupan manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya. (Master Cheng Yen) Hai Yong yang menderita kanker indung telur ini masih begitu bersemangat untuk bisa mengikuti kegiatan Tzu Chi lagi, dan ini sebagai peringatan juga untuk kita yang masih sehat untuk lebih giat lagi bersumbangsih bagi masyarakat. Tubuh fisik kita masih sehat, dan mengingat kehidupan yang selalu berubah atau tidak kekal ini, harus bagaimanakah cara kita menyikapinya? Hanya tekad kerja untuk bergiat di jalan Jing Si sebagai ladang berkah bagi kita untuk menggarapnya, sebagaimana Master Cheng Yen selalu mengingatkan,” Jangan pernah mengeluh...” | |
Artikel Terkait
Mendalami Dharma, Menguatkan Kebajikan
05 Februari 2025Relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Barat 1 menyaksikan tayangan program Lentera Kehidupan Dharma Master Cheng Yen di DAAI TV dengan tema “Menyucikan hati manusia dan memutar Roda Dharma."
Bertekad Memberikan Cinta Kasih Di Sukabumi
13 Juli 2020Pemberian 100 paket sembako untuk keluarga Lansia dan pekerja buruh harian di Desa Selajambu, Kelurahan Warnasari dan Desa Selabatu, Kec. Cikole Kab. Sukabumi, Jawa Barat (10 Juli 2020). Bantuan ini guna meringankan beban masyarakat yang terdampak wabah Covid-19.