Limpahan Cinta Kasih Cegah Stunting di Desa Mantan
Jurnalis : Moses Silitonga (Tzu Chi Sinar Mas) , Fotografer : Randhy Putra, Lisa Kristiani (Tzu Chi Sinar Mas)Kira-kira hal bermanfaat apa saja yang dapat Anda lakukan dalam 1.000 hari? Ya, tentu banyak sekali yang dapat dilakukan. Jika Anda merupakan orang tua yang akan atau telah memiliki buah hati, Anda juga memiliki banyak kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang bermanfaat untuk mencegah Stunting dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Warga bersama relawan memanen selada dengan penuh kegembiraan.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Seribu hari pertama kehidupan anak sejak berada dalam kandungan merupakan masa yang penting untuk menjadi fokus orang tua dalam memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Relawan sedang mengunjungi rumah warga untuk melihat dan menilai pekarangan yang ditanami.
Relawan sedang melaksanakan demo masak menu vegetarian pada momen puncak kegiatan.
Jejak cinta kasih dalam Misi Kesehatan Tzu Chi Sinar Mas telah menyebar ke berbagai wilayah melalui kegiatan Bakti Sosial kesehatan Umum dan Gigi serta kegiatan penyuluhan sebagai langkah pencegahan dengan meningkatkan pemahaman yang baik seputar kesehatan bagi masyarakat. Melihat dampak yang ditimbulkan oleh Stunting sangatlah besar, baik kepada keluarga dan keberlanjutan generasi penerus bangsa, relawan mulai berfokus untuk mencegahnya.
Sebanyak 78 rumah yang terdiri dari 101 Kepala Keluarga menjalani kehidupannya di Desa Mantan, sebuah desa yang berada di Kecamatan Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.
Tiga orang pemenang Lomba Pekerangan Keluarga Sehat berfoto bersama relawan dan pihak Pemerintah Daerah setempat.
Atas: Kondisi MCK dari salah satu keluarga di Desa Mantan sebelum dibangun oleh relawan.
Bawah: Kini warga memperoleh fasilitas MCK yang lebih baik sehingga dapat hidup lebih bersih ke depannya.
“Warga di sini masih belum mengerti, masih awam. Sebelumnya belum pernah ada sosialisasi atau program terkait stunting di sini. Bersyukur sekarang ada program seperti ini,” tutur Moses Sion Kepala Desa Mantan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak dari warga yang hidup dengan bertani dan berternak ikan. Berbagai fasilitas dan akses yang biasanya kita temukan di wilayah perkotaan sangatlah terbatas, informasi terkait stunting serta dampak dan pencegahannya pun belum diketahui oleh warga.
“Pola makan warga di sini masih kurang bergizi dan tidak teratur, lingkungan juga masih sangat kotor,” tambah Moses.
Langkah komunitas relawan Tzu Chi Sinar Mas wilayah Semitau kemudian tertuju ke Desa Mantan. Setelah melakukan kunjungan kasih dan survei pada pertengahan tahun 2018, pada 10 Juli 2018 relawan menyatukan tekad untuk melaksanakan rangkaian kegiatan Desa Binaan Program Penanggulangan Stunting di Desa Mantan.
Atas: Suasana rumah salah satu keluarga sebelum relawan memberikan edukasi terkait kebersihan rumah dan lingkungan.
Bawah: Rumah warga pun kini lebih bersih dan sudah jarang ditemukan sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan.
Momen pada saat kegiatan Desa Binaan Program Penanggulangan Stunting di Desa Mantan pertama kali dilaksanakan pada 10 Juli 2018.
“Dari data kami yang ada di Desa Mantan ini terdapat anak yang Stunting. Alhamdullilah adanya kegiatan ini, Stunting di sini bisa mendapatkan perhatian dari kita semua, pemerintah daerah, Tzu Chi, Sinar Mas dan tentunya warga di sini sehingga dapat kita cegah bersama-sama,” ungkap Syarifah Mariam, S.E Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kapuas Hulu.
Dengan penuh cinta kasih para relawan bahu membahu bersama pihak-pihak terkait untuk melaksanakan kunjungan ke tiap-tiap rumah dan mengajak warga untuk terlibat dan aktif dalam rangkaian kegiatan Desa Binaan ini. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah program terkait Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak, Pekarangan Keluarga Sehat dan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak |
Pekarangan Keluarga Sehat |
Pola Hidup Bersih dan Sehat |
Pemberian makanan tambahan bersamaan dengan kegiatan Posyandu
|
Penyuluhan budi daya tanaman hortikultura
|
Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat |
Pemberian bantuan peralatan kesehatan untuk kegiatan posyandu |
Pemberian bantuan bibit tanaman hortikultura dan Pupuk |
Pemberian bantuan tempat sampah |
Penyuluhan pola asuh anak untuk cegah stunting
|
Budidaya tanaman hortikultura di pekarangan rumah |
Penyuluhan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat |
Penyuluhan pentingnya makanan sehat dan berimbang |
Penyuluhan pembuatan kompos |
Pembangunan MCK |
Demo masak vegetarian
|
Penyuluhan pembuatan benih |
“Sebelumnya mandi di sungai, buang air besar juga ke sungai. Sudah ada ini kan sudah bisa di rumah, air bersih ada,” ujar Sisilia penerima bantuan MCK.
Kemudian, melalui program ini seluruh rumah memperoleh bantuan tempat sampah dan sebanyak 14 MCK telah dibangun oleh relawan bagi warga yang belum memiliki. Warga yang sebelumnya menjalani pola hidup yang tidak sehat, kini dapat hidup lebih bersih dan sehat.
Pada saat penyuluhan pembuatan kompos bulan Februari 2019.
Relawan dan warga berkumpul untuk berfoto bersama usai
puncak kegiatan pada 4 Agustus 2019.
Selain memberikan penyuluhan dan bantuan benih dalam program terkait Pekarangan Keluarga Sehat, relawan juga melaksanakan pendampingan warga dalam budidaya tanaman hortikultura di pekarangan rumah warga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya asupan gizi yang diperoleh dari tanaman sayur sayuran dan buah buahan. Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan anak dan keluarga, dengan menanam tanaman ini warga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli bahan-bahan makanan.
“Hasilnya selain saya makan di rumah, saya kasih juga ke tetangga. Kalau kacang panjang panen, bisa laku juga saya jual 3 sampe 4 kilo. Semenjak menanam ini saya sudah jarang beli sayur,” ungkap Dina yang memenangkan Lomba Pekarangan Keluarga Sehat.
Relawan mendampingi seorang Ibu yang sedang mengikuti kegiatan Posyandu.
Saat relawan melakukan kunjungan pada awal tahun 2019 dan berdiskusi dengan warga terkait tanaman di pekarangan rumah mereka.
Ketertarikan warga yang tinggi untuk menanam tanaman hortikultura di pekarangan rumah mereka disambut oleh relawan melalui pelaksanaan Lomba Pekarangan Keluarga Sehat. Sebanyak 55 rumah mengikuti perlombaan hingga pemenang diumumkan pada puncak pelaksanaan Desa Binaan pada yaitu pada 4 Agustus 2019. Dengan penuh semangat dan kreatifita,s warga menanami dan menata pekarangan mereka. Hasilnya pun membuat warga dan relawan senyum sumringah, Desa Mantan kini lebih asri dan bersih.
“Saya merasa senang juga berterima kasih ada bantuan dari Tzu Chi, memberi pupuk dan bibit, mengajari bikin pupuk. Ke depannya saya akan lanjut terus yang sudah saya tanam di pekarangan saya ini,” tambah Dina.
Dina pemenang Lomba Pekarangan Keluarga Sehat sedang memanen tanamannya di pekarangannya.
Kesempatan warga untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat terkait pencegahan Stunting telah memberikan harapan baru.Perilaku buang sampah sembarangan, kini jarang terlihat. Semangat menanam sayur dan buah untuk memenuhi asupan gizi keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah telah terlihat dari rumah ke rumah.
Melalui rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama setahun ini, selain pemahaman warga yang semakin meningkat atas langkah-langkah pencegahan Stunting, Desa Mantan yang dulu pun telah berubah menjadi Desa yang lebih indah. Dengan limpahan cinta kasih, baik dari relawan dan berbagai pihak terkait dalam Desa Binaan Program Penanggulangan Stunting di Desa Mantan ini kiranya dapat mewujudkan generasi yang unggul di masa yang akan datang.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Limpahan Cinta Kasih Cegah Stunting di Desa Mantan
15 Agustus 2019Setahun berjalan, relawan Tzu Chi Sinar Mas wilayah Semitau melaksanakan kegiatan Desa Binaan Program Penanggulangan Stunting di Desa Mantan sejak 10 Juli 2018 hingga 4 Agustus 2019 bagi 101 Kepala Keluarga.