Lokakarya Jurnalistik Zhen Shan Mei Biak

Jurnalis : Supriadi Marthaen (Tzu Chi Biak), Fotografer : Hadi Pranoto, Metta Wulandari

Juliana Shanty shijie, salah satu pengisi materi dalam Lokakarya Jurnalistik Tzu Chi Biak, menjelaskan tentang “Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi” yang menerangkan tentang nilai-nilai Budaya Humanis yang terkandung dalam kegiatan-kegiatan Tzu Chi.

“Setiap hari merupakan lembaran baru dalam hidup kita, setiap orang dan setiap hal yang ada di dalamnya merupakan kisah-kisah yang menarik.” Kata Perenungan Master Cheng Yen

Kebutuhan akan pemahaman tugas dan fungsi relawan Zhen Shan Mei dan didukung dengan antusiasme masyarakat Biak khususnya kalangan pelajar mengenai jurnalisme dan fotografi adalah alasan-alasan yang mendasari diselenggarakannya Lokakarya Jurnalistik relawan Zhen Shan Mei dan Budaha Humanis oleh Tzu Chi Kantor Penghubung Biak dengan mengundang para trainer staff divisi Zhen Shan Mei dari Tzu Chi Pusat.

Loka Karya Jurnalistik yang diadakan pada 20 September 2014 ini diisi dengan materi-materi seputar menulis yang baik dan juga mengabadikan kegiatan melalui kamera.

Antusiasme yang tinggi ini terbukti dengan jumlah peserta dari kalangan pelajar yang cukup banyak. SMP Negeri 1 mengirimkan 12 perwakilan (10 siswa, 2 guru), SMP Negeri 3 mengirimkan 13 perwakilan (10 siswa, 3 guru), SMA Negeri 1 mengirimkan 13 perwakilan (10 siswa, 3 guru), dan SMA YPK 1 mengirimkan 33 perwakilan (30 siswa, 3 guru). Selain kalangan pelajar, lokakarya ini juga diikuti oleh kalangan komunitas fotografer Biak, Komunitas Peduli Biak, Pramuka, Wushu, Komunitas Rumah Baca Pelangi, dan tentunya para relawan Tzu Chi Biak.

Materi pertama disampaikan oleh Juliana Santy Shijie yang menjelaskan tentang “Keindahan Budaya Humanis Tzu Chi” yang menerangkan tentang nilai-nilai Budaya Humanis yang terkandung dalam kegiatan Tzu Chi yang tujuannya adalah memberikan inspirasi dengan prinsip zhen (benar), shan (bajik), mei (indah) kepada insan Tzu Chi agar lebih bersemangat menjalankan misi Tzu Chi maupun juga untuk menggalang hati para calon Bodhisatwa Tzu Chi yang baru.

Sebanyak 138 peserta yang terdiri dari relawan dan masyarakat umum ikut dalam pelatihan ini.

Kemudian materi dilanjutkan oleh Metta Wulandari Shijie yang mengungkapkan bahwa “Menulis Itu Mudah”. Pada sesi ini banyak dilakukan kegiatan praktek menulis yang disambut dengan positif oleh para peserta. Satu fakta menarik yang terlihat dalam contoh-contoh tulisan yang dibacakan peserta adalah bahwa masyarakat Biak memiliki kecenderungan gaya penulisan yang artistik dan romantik. Ini tentu dapat menjadi dasar untuk menjadi tulisan yang dapat menginspirasi dan menggalang hati orang banyak. Selain materi tentang cara dan praktek menulis, Metta Shijie juga membawakan materi tentang “Foto yang menampilkan Teladan Hidup” maupun juga pengetahuan dasar tentang fotografi dan pemakaian kamera DSRL.

Pembicara berikutnya yaitu Hadi Pranoto Shixiong membawakan bahasan mengenai cara penulisan dan pengeditan sebuah artikel yang akan ditampilkan dalam media Tzu chi misalnya website Tzu Chi, Buletin, maupun Majalah Dunia Tzu Chi. Hadi Shixiong mengingatkan bahwa dalam penulisan sebuah artikel di Tzu Chi hendaknya kita juga memperhatikan susunan kalimat dan teliti terhadap kemungkinan kesalahan-kesalahan pengetikan maupun kesalahan pengejaan kosakata yang tidak sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Selain diisi dengan materi-materi jurnalistik, relawan juga tidak lupa mengajak para peserta untuk memeragakan isyarat tangan beberapa lagu Tzu Chi.

Cukup padatnya materi yang diberikan membuat relawan Tzu Chi Biak mengajak para peserta memperagakan shou yu (isyarat tangan) di antara sesi materi. Adapun shou yu yang ditampilkan adalah shou yu “Laskar Pelangi”, “Ciak Cai”, dan “Ren Shi Ni Zhen Hao” yang disambut antusias dan penuh semangat oleh para relawan Tzu Chi Biak maupun para peserta umum. Budaya masyarakat Biak yang mencintai lagu dan tarian membuat mereka mudah menerima serta menikmati shou yu yang diperagakan oleh para relawan.

Pada sesi sharing, Shinta seorang siswi SMP 1 mengatakan bahwa dia terkesan dengan kegiatan ini karena diselenggarakan oleh yayasan sosial yang tidak mengenal pamrih. Shinta mengatakan bahwa dia mendapatkan banyak pengetahuan dari kegiatan ini dan terinspirasi untuk lebih mensyukuri hidup serta ingin terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan Tzu Chi Biak selanjutnya. Susanto Pirono selaku Ketua Kantor Penghubung Biak mengungkapkan apresiasinya terhadap para staff divisi Zhen Shan Mei Jakarta yang sudah meluangkan waktu dan bersumbangsih pengetahuan terhadap relawan Tzu Chi Biak dan masyarakat umum yang mengikuti lokakarya ini. Kegiatan lokakarya ini ditutup dengan acara foto bersama para staff Zhen Shan Mei Pusat dan para peserta.

Diakhir acara, Ketua Tzu Chi Biak memberikan sertifikat pelatihan kepada para peserta.


Artikel Terkait

Lokakarya Jurnalistik Zhen Shan Mei Biak

Lokakarya Jurnalistik Zhen Shan Mei Biak

06 Oktober 2014 Kebutuhan akan pemahaman tugas dan fungsi relawan Zhen Shan Mei dan didukung dengan antusiasme masyarakat Biak khususnya kalangan pelajar mengenai jurnalisme dan fotografi adalah alasan-alasan yang mendasari diselenggarakannya Lokakarya Jurnalistik relawan Zhen Shan Mei Biak.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -