Lomba Gu Zheng: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Jurnalis : Hadi Pranoto, Yuliati, Fotografer : James Yip (He Qi Barat), Yuliati

Melly Horman (39), yang juga merupakan peserta Kelas Gu Zheng di TCUCEC tengah menunjukkan kemampuannya dalam memainkan alat musik kecapi. Melly yang belajar sejak setahun lalu akhirnya meraih Juara 4 Kategori Solo Player.

Minggu, 8 November 2015, di Aula Gedung Gan En, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara diadakan Lomba Gu Zheng atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kecapi. Alat musik tradisional Tionghoa ini memang terbilang cukup unik dan banyak yang berminat mempelajarinya. Lomba ini diadakan oleh Sekolah Musik Miladomus bekerja sama dengan Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC).  “Tujuan kompetisi ini salah satunya adalah untuk melestarikan dan mengenalkan alat musik ini ke masyarakat dan keluarga para peserta bahwa anak-anak mereka mulai berprestasi. Dengan kompetisi ini juga anak-anak akan lebih termotivasi untuk maju semangatnya,” kata Grabiella Elisabeth Eni Agustien, Pimpinan Sekolah Musik Miladomus.

Lomba ini diikuti lebih dari 60 peserta, yang terdiri dari 31 peserta perorangan (dewasa dan anak-anak) dan 8 kategori grup, dimana setiap grup terdiri dari 3 – 10 orang. Para peserta berasal dari berbagai sekolah atau kelompok musik, seperti Sekolah Musik Rapsodi, Sekolah Musik Miladomus, TCUCEC, BPK Penabur, dan Pesantren Sahid. Menurut Rosvita Widjaja, Wakil Pimpinan TCUCEC, kegiatan ini terselenggara berawal dari kerjasama TCUCEC dengan Sekolah Musik Miladomus. Sejak tahun 2013 TCUCEC membuka Kelas Gu Zheng, dimana para pengajarnya berasal dari Sekolah Musik Miladomus. “Kompetisi ini sendiri sudah terlaksana sebanyak 5 kali, dan tahun ini TCUCEC berkesempatan untuk menjadi tempat penyelenggaraan lomba. Kita juga jadikan kesempatan ini sebagai momen untuk mengenalkan Tzu Chi dan TCUCEC kepada para peserta,” terang Rosvita, atau yang akrab disapa Yen Ling.

Lenny, Ketua Panitia dari Sekolah Miladomus merangkap sebagai pembawa acara.

Agus Hartono selaku Pimpinan TCUCEC memperkenalkan Tzu Chi kepada seluruh hadirin. Mensosialisasikan Tzu Chi dan juga kelas TCUCEC kepada masyarakat umum ini menjadi salah satu alasan diselenggarakannya Kompetisi Gu Zheng di Tzu Chi Center.

Motivasi dari Kung Fu Panda

Giovanna Liau (7) adalah salah seorang peserta lomba yang berasal dari Sekolah Tzu Chi Indonesia (Tzu Chi School). Siswi kelas 2 Tzu Chi School yang juga kelas TCUCEC (Gu Zheng) ini meraih juara 3. “Sejak kelas 1 sudah belajar main kecapi,” katanya. Motivasi Giovanna sendiri muncul setelah melihat sang Mama yang juga hobi main kecapi di rumah. Kebetulan di rumah ia memiliki alat musik tersebut. Mengikuti komptesi dalam berbagai even, baru kali ini Govanna berhasil memperoleh penghargaan. “Senang sekali,” tegasnya. Aktivitas sehari-harinya selain bersekolah dan mengikuti Kelas Gu Zheng di TCUCEC,  Ciovanna selalu memperdalam latihan Gu Zheng di rumah.

Giovanna Liau (7), siswi kelas 2 Tzu Chi School ini meraih juara 3. “Sejak kelas 1 sudah belajar main kecapi,” katanya.

Seluruh peserta Kategori Anak foto bersama salah satu juri. Murid-murid dari Kelas Gu Zheng TCUCEC meraih Juara ke-2 (Jenifer Cendana, keempat dari kiri) dan ke-3 (Giovanna Lee, kedua dari kiri).

Peserta lainnya adalah Melly Horman (39), yang juga merupakan peserta Kelas Gu Zheng di TCUCEC. Melly yang mengikuti Kelas Gu Zheng sekitar setahun ini meraih Juara ke-4 dalam ketegori Dewasa.  “Ini baru pertama kali ikut kompetisi Solo Player. Saya merasa grogi waktu mau naik panggung, untungnya Laoshi (guru-red)-nya support agar tenang. Paginya Laoshi kirim motivasi cerita Kungfu Panda, dan cukup motivasi saya. Akhirnya saya yang tadinya kurang berani jadi lebih percaya diri,” katanya. Bagi Melly sendiri, motivasi utamanya bukanlah mengejar juara, tetapi lebih untuk memotivasi diri agar lebih berani tampil dan percaya diri.

Melly sendiri menyukai alat musik kecapi sejak masih kecil, di mana waktu itu ia melihat film-film kungfu Mandarin yang menampilkan permainan alat musik itu di dalam salah satu adegannya. “Nggak nyangka ternyata di Indonesia juga ada dan kita bisa belajar,” ujarnya. Bagi Melly, alat musik kecapi bukan sekadar alat musik semata, tetapi juga mengandung filsafat di dalamnya. “Karena kehidupan kita kan up and down, nah dengan adanya kecapi ini bisa menyeimbangkan perasaan kita. Saat tuning nada, juga kita seperti meditasi karena untuk mencapai keseimbangan perlu konsentrasi penuh,” kata Melly, “ini yang buat saya tertarik mempelajarinya.

Melly (paling kiri) awalnya merasa grogi dan kurang percaya diri sewaktu mau naik panggung, untungnya gurunya memotivasi sehingga membuatnya lebih berani tampil dan percaya diri.


Artikel Terkait

Lomba Gu Zheng: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Lomba Gu Zheng: Menumbuhkan Kepercayaan Diri

16 November 2015
Bagi Melly, alat musik kecapi bukan sekadar alat musik semata, tetapi juga mengandung filsafat di dalamnya. “Karena kehidupan kita kan up and down, nah dengan adanya kecapi ini bisa menyeimbangkan perasaan kita. Saat tuning nada, kita juga seperti meditasi karena untuk mencapai keseimbangan,” katanya.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -