Lumpur Bukan Penghalang untuk Berbagi Kepedulian
Jurnalis : Nur Annisa (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Indah, Nur Annisa (Tzu Chi Makassar)
Relawan Tzu Chi Makassar membagikan minyak gosok kepada warga terdampak banjir untuk meredakan gatal-gatal yang mereka alami pascabanjir.
Kamis 24 Januari 2019 tepatnya pukul 10.15 Wita rombongan relawan Tzu Chi Makassar menuju lokasi bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Sulawesi Selatan. Banjir ini terjadi akibat dari luapan Sungai Jeneberang pada Selasa, 22 Januari 2019.
Salah satu lokasi yang menjadi titik pemberian bantuan Tzu Chi Makassar adalah daerah Gowa, tepatnya pengungsian di Masjid Mangalli. Namun, hasil perbincangan antara pihak Tzu Chi Makassar dengan pihak masjid menyatakan bahwa wilayah tersebut telah memperoleh bantuan makanan untuk saat itu. Tzu Chi Makassar kemudian diarahkan ke lokasi yang berada di bagian lain Gowa atau yang lebih dekat dengan Sungai Jeneberang.
Sungai Jeneberang merupakan sungai yang terletak di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Sungai ini memiliki panjang antara 75-80 km mengalir dari timur ke barat dari Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang menuju ke Selat Makassar.
Beberapa daerah yang terkena dampak dari luapan Sungai Jeneberang adalah Tetebatu, Dampang, Mappala, dan Pangkabinanga. Lokasi arahan pihak Masjid Mangalli adalah lokasi yang bernama Tetebatu, Kel. Banggaminang, Kec. Pallangga, Kab. Gowa. Untuk ke sana, relawan berjalan lagi sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 2-3 km dari area Masjid Mangalli.
Dengan kondisi jalanan yang berlumpur, relawan tetap berjalan sampai ke lokasi pengungsian untuk membagikan bantuan.
Henny Laurence memberikan dukungan moril kepada salah satu warga bernama DG Caya agar tetap bersyukur walaupun terkena bencana banjir.
Bantuan langsung dibagikan
kepada warga yang membutuhkan berupa makanan hangat dan minyak gosok untuk
meredakan gatal-gatal yang dialami warga. Warga yang datang untuk mengambil
bantuan langsung diatur agar bisa berbaris rapi dan tidak berebut bantuan. Total bantuan yang diberikan pada kesempatan itu adalah 640 nasi bungkus, 10 karton air mineral, 1.800 bungkus roti, dan 600 botol minyak gosok.
Dg Caya (50 tahun) merupakan salah satu warga Tetebatu yang terdampak banjir. Ia masih bersedih karena harta bendanya hanyut terbawa air bah. “Kami sakit hati karena harta benda dibawa pergi bersama air,” katanya. “Kita tidak boleh sakit hati, karena ini merupakan bencana alam. Kita hidup di dunia, sudah pasrah dengan semua kondisi yang diberikan. Kita harus bersyukur karena kita masih diberi hidup, walaupun harta benda sudah tidak ada,” ucap Henny Laurence menenangkan Dg Caya.
Dg Caya pun menyambut baik nasihat dan bantuan Tzu Chi Makassar, “Terima kasih banyak, syukur dari Tuhan atas saluran bantuan ini,” kata Dg Caya.
Isiang membagikan makanan kepada warga yang datang.
Perjalanan rombongan Tzu Chi Makassar berlanjut ke lokasi Dampang yang juga merupakan daerah yang paling dekat dengan Sungai Jeneberang. Perjalanan yang kurang lebih 10 menit ini dengan cuaca yang sedikit mendung dan kondisi jalanan yang penuh lumpur, tidak menghalangi rombongan Tzu Chi Makassar untuk menyalurkan cinta kasih dan peduli sesama. Sesampainya di Dampang, Pallangga, relawan membagikan bantuan yang sama.
Berdasarkan cerita warga, air bah mulai menggenangi wilayah mereka sejak Selasa. “Tiba-tiba air datang langsung menghantam pemukiman penduduk dengan tinggi air sekitar 2,5 meter. Lalu, Tim SAR datang memberikan pertolongan untuk melakukan evakuasi,” kisah Murni. “Korban jiwa akibat peristiwa ini sekitar enam orang, 4 orang bayi dan 2 lansia. Banyak pohon tumbang dan banjir ini menyisakan lumpur tebal. Warga mengungsi sudah 2 hari di Puskesmas Pallangga,” tambah Fani.
Selain makanan Mersian juga membagikan satu persatu minyak gosok kepada warga.
Karena kekuragan air bersih pascabencana banjir, para warga mencuci pakaian mereka di kanal.
Bencana ini membuat warga harus membersihkan rumah dan seluruh perabotannya di luar rumah. Selain itu, mereka harus mencuci pakaian di kanal karena rumah dan kondisi air bersih masih kotor. Peristiwa banjir yang melanda Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan banjir terparah bagi masyarakat Sulawesi Selatan selama kurang lebih 30 tahun.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Cinta Kasih Bagi Korban Banjir di Kalimantan Tengah
30 Juli 2020Relawan bahu membahu mendatangi rumah warga yang terdampak banjir di Desa Asam Baru, Kalimantan Tengah. Sebanyak 15 KK mendapatkan bantuan sembako. Bantuan itu berupa beras, mie Instan, telur dan minyak goreng.
Uluran Tangan Tzu Chi di Cianjur
12 April 2018Banjir 2020: Rasa Sebagai Satu Keluarga
06 Januari 2020Tzu Chi Sinar Mas wilayah komunitas Head Office Jakarta mulai memberikan perhatian kepada 11 karyawan Sinar Mas yang terdampak bencana. Saat ini, Tzu Chi Sinar Mas masih terus mendata para korban yang membutuhkan bantuan.