Mahasiswa Asal Indonesia di Taiwan
Jurnalis : Ivana Chang, Fotografer : James Yip (He Qi Barat), Dok. Tzu Chi UniversityTim dari Universitas Tzu Chi Taiwan datang untuk menggelar Sesi Pengenalan dan Pameran di Jakarta dan Medan dalam rangka menjaring calon mahasiswa dari Indonesia.
Ini kedua kalinya Ingrid Liu tiba di Jakarta. Kali ini, ia yang seorang Rektor Urusan Akademik di Universitas Tzu Chi Taiwan punya 2 tujuan: menjaring calon mahasiswa angkatan tahun 2017 dan melaporkan perkembangan mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah di Universitas Tzu Chi Taiwan.
Untuk tujuan yang kedua, Ingrid membawa kabar baik. Prestasi dan performance para mahasiswa asal Indonesia sangat baik dan mendapat pujian. “Tahun lalu di kelas saya juga ada beberapa mahasiswa dari Indonesia. Saya merasa perilaku mereka sangat baik, contohnya untuk kelas yang mulai jam 8 pagi, dari jam 7.30 mereka sudah menunggu di kelas. Mereka belajar dengan sungguh-sungguh, khususnya mereka yang peserta beasiswa,” jelas Ingrid yang mengajar di Jurusan Ilmu Kehidupan.
Ingrid memimpin rombongan yang terdiri dari 8 orang. Mereka
adalah para pimpinan, direktur, dan professor dari berbagai jurusan di
Universitas Tzu Chi Taiwan. Dalam kedatangan kali ini, mereka menggelar Sesi Pengenalan
di Tzu Chi Center Pantai Indah Kapuk, juga membuka stan dalam pameran
pendidikan di Hotel Pulman, Jakarta dan di Medan.
Kesempatan Terbuka Untuk Calon Mahasiswa dari Luar Taiwan
Beberapa tahun terakhir, Universitas Tzu Chi Taiwan membuka lebar pintu pendaftaran bagi calon mahasiswa dari luar negeri. Ingrid dan timnya telah mengunjungi antara lain Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk menjaring calon mahasiswa dari negara-negara tersebut. Saat ini mahasiswa luar negeri terbanyak berasal dari Indonesia dan Malaysia, yaitu sekitar 20 mahasiswa. Untuk Thailand, kerja sama dilakukan dengan Mahidol University yang merekomendasikan alumnusnya untuk mengambil program S3 di Universitas Tzu Chi Taiwan.
Ingrid Liu, Rektor Urusan Akademik yang memimpin rombongan memberi penjelasan pada seorang pengunjung Pameran Pendidikan di Hotel Pulman, Jakarta Barat, pada 22 Oktober 2016.
Dwi Atmanti bersama suami dan anaknya mencari informasi lebih dalam untuk anaknya Mohammad Adhika Nandiwardhana yang sudah duduk di kelas XII. Dhika, panggilan anaknya, ingin mengambil Jurusan Komunikasi.
“Secara akademik, Universitas Tzu Chi Taiwan termasuk tinggi. Suami saya sempat mengecek di internet, peringkat Universitas Tzu Chi Taiwan ada di nomor 1.479 dari sekitar 20.000 universitas yang terdaftar di website itu,” kata Dwi Atmanti, seorang guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Kebetulan Dwi sedang mencari informasi universitas untuk anaknya yang sekarang ini sudah kelas XII. Universitas Tzu Chi adalah salah satu yang dipertimbangkannya. Laman internet yang dimaksud suami Dwi adalah www.webometrics.info
Meski peringkatnya termasuk tinggi, mahasiswa asal
Indonesia yang berkuliah di sini ternyata dapat mengikuti dengan baik. Ingrid
mengungkapkan, “Rata-rata nilai mereka sangat tinggi, biasanya sekitar 88.
Meraih angka ini tidaklah mudah, karena dosen kami cukup ketat dalam hal
nilai.” Selain itu, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di sana juga sering
berbaur dengan mahasiswa asal Taiwan sehingga mengalami kemajuan berbahasa
Mandarin yang pesat. “Di sini banyak dosen yang sangat baik dan ramah, tiap
kali saya mengalami kesulitan atau ada yang tidak mengerti, dosen di sini selalu
memberikan bantuan,” kata Santi Mitra Sari yang sedang berkuliah di Jurusan
Kedokteran.
Komitmen Pada Misi untuk Mendidik
Bagaimana dengan persyaratan kemampuan berbahasa Mandarin? Sejak membuka diri bagi mahasiswa dari luar Taiwan, pengajaran di Universitas Tzu Chi lebih banyak memakai pengantar Bahasa Inggris, kecuali untuk Jurusan Bahasa dan Sastra Oriental. Kalaupun ada materi yang harus dijelaskan dengan Bahasa Mandarin agar mahasiswa asal Taiwan bisa mengerti, para dosen terlebih dulu akan membuat video penjelasan materi itu dalam Bahasa Inggris dan memberikan videonya pada mahasiswa dari luar Taiwan. Dengan demikian maka mahasiswa dari dalam maupun luar Taiwan sama-sama dapat mengikuti dengan baik.
Memang tampaknya begitu merepotkan bagi para dosen. Namun dengan komitmennya pada Misi Pendidikan, Universitas Tzu Chi memiliki pedoman, “Tidak ada mahasiswa yang tidak bisa diajar, yang ada hanyalah dosen yang kurang mampu mengajar.” Karena itulah para dosen menuntut dirinya sendiri agar dapat mentransfer ilmu pada seluruh mahasiswanya. Selain itu, Universitas Tzu Chi juga memberikan berbagai fasilitas beasiswa, termasuk untuk mahasiswa yang prestasinya kurang bagus. “Untuk mahasiswa yang nilainya kurang bagus dan sungguh-sungguh berusaha untuk memperbaiki nilainya, kami memberikan beasiswa Penghargaan Peningkatan Nilai Transkrip,” tutur Anita Yang, Direktur Pendidikan Internasional. Semua ini mewakili kesungguhan Universitas Tzu Chi memberi semangat belajar pada generasi pewaris masa depan.
Untuk membantu mahasiswa dari luar Taiwan, Universitas Tzu Chi membuka kelas tambahan untuk pendalaman Bahasa Mandarin bagi mereka.
Setiap mahasiswa di Universitas Tzu Chi adalah bibit yang disemai dengan cinta kasih, dengan harapan kelak dapat memberikan kontribusi bagi masa depan dunia yang lebih baik.
Untuk lebih membantu para mahasiswa luar Taiwan, dibuat pula program “study buddy”. Yaitu setiap mahasiswa luar Taiwan memiliki seorang mahasiswa asal Taiwan sebagai mitra/buddy-nya. Mereka duduk berdampingan di kelas, sehingga kalau ada hal yang kurang dimengerti karena masalah Bahasa, mitra akan bantu menjelaskan. Tak hanya itu, mitra juga akan membantu bila mahasiswa luar Taiwan perlu ditemani ke tempat lain seperti kantor pos, bank, berbelanja, dan lainnya.
Artikel Terkait
Mahasiswa Asal Indonesia di Taiwan
27 Oktober 2016Tanggal 20-25 Oktober 2016, tim Universitas Tzu Chi Taiwan datang ke Indonesia untuk menggelar Sesi Pengenalan di Tzu Chi Center PIK, juga membuka stan dalam pameran pendidikan di Hotel Pulman, Jakarta dan di Medan. Saat ini mahasiswa luar negeri di Universitas Tzu Chi terbanyak berasal dari Indonesia dan Malaysia, yaitu sekitar 20 mahasiswa. Prestasi dan performance para mahasiswa asal Indonesia sangat baik dan mendapat pujian.