Majelis dan Pengurus GPIB Paulus Berkunjung ke Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Clarissa Ruth, Fotografer : Clarissa Ruth

Relawan menampilkan isyarat tangan ‘Satu Keluarga’ yang juga diikuti para jemaat GPIB Paulus Jakarta dengan wajah-wajah penuh  sukacita.

Selalu mengutamakan kasih pada sesama manusia tanpa memandang ras, suku, dan agama, itulah yang terus diterapkan Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Paulus yang berada di Menteng, Jakarta Pusat. Melihat karya-karya kasih universal yang dilakukan Tzu Chi untuk menciptakan dunia yang lebih baik, Ketua Majelis Jemaat Pdt. Johny Alexander Lontoh mengajak sebagian anggota majelis dan pengurus gereja untuk berkunjung ke Tzu Chi Indonesia. Kunjungan ini untuk mengenal Tzu Chi lebih dekat lagi dan mencari hal-hal baik yang dapat diterapkan oleh para anggota majelis dan jemaat.

Kunjungan ini berlangsung pada Sabtu, 30 Maret 2024, yang dihadiri 45 jemaat, termasuk di dalamnya perwakilan beberapa majelis dan pengurus komisi. Kedatangan mereka disambut hangat para relawan Tzu Chi. Dengan dasar atau tujuan yang sama yaitu Cinta Kasih Universal antara Tzu Chi dan GPIB membuat para jemaat merasa Tzu Chi adalah tempat yang tepat untuk mereka bisa lebih terinspirasi dan belajar bagaimana cara nyata mengimplementasikan karya kasih,  bukan hanya kata-kata tetapi juga tindakan.

Kunjungan GPIB Paulus ke Tzu Chi ingin melihat secara langsung aksi-aksi kasih dan ingin mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi.

Pdt. Johny Alexander Lontoh (tengah) adalah penonton setia DAAI TV. Dari sanalah ia mengenal Tzu Chi dan ingin melihat secara langsung.

“Kami ingin melihat secara nyata bagaimana kearifan, nilai-nilai agama lain yang sebenarnya bisa memperkaya dalam kehidupan iman dan praktik melakukan perbuatan-perbuatan kasih. Saya melihat di Tzu Chi ini justru kita diajak untuk mari berbuat dalam perbuatan kasih yang konkret dan nyata. Setiap hari saya menonton DAAI TV, apa yang Tzu Chi dan relawan lakukan itu sangat menginspirasi sekali, menurut pandangan saya justru perbuatan kasih itu harusnya seperti itu, sangat baik,” ungkap Pdt. Johny Alexander Lontoh.

Jemaat GPIB Paulus diajak mengenal Tzu Chi lebih dekat dengan menonton video kilas balik 30 tahun Tzu Chi. Relawan pun menjelaskan secara singkat sejarah dan misi-misi Tzu Chi. Para anggota majelis, pengurus dan Pdt. Johny sangat antusias. Mereka pun diberi kesempatan untuk bertanya. Dalam pertanyaan itu tidak sedikit yang menunjukan kekaguman juga ketertarikan untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Ini direspon positif oleh relawan Tzu Chi dengan menjawab setiap pertanyaan dengan tepat dan jelas.

Ika Yanggreny menjelaskan tentang filosofi dan sejarah tentang Tzu Chi.

Dalam kesempatan ini, Ika Yanggreny, relawan Tzu Chi dari He Qi PIK menceritakan awal mula menjadi relawan. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan persis seperti itu juga di benaknya saat itu tetapi dulu cukup susah untuk menggali informasi.

“Saya mendengar pertanyaan-pertanyaan itu saya merasa seperti diri saya saat itu karena saya juga seorang Kristen. Saya berusaha menyakinkan mereka untuk tidak perlu ragu karena semua aksi kasih di Tzu Chi ini bersifat universal. Kita membantu tanpa memandang perbedaan begitu juga kita menerima relawan tanpa memandang agama. Karena yang kita perlukan kesatuan hati untuk bersumbangsih bukan melihat perbedaan yang ada,” ungkap Ika.

Para tamu dari GPIB ini kemudian diajak berkeliling Exhibition Hall untuk melihat sejarah Tzu Chi, dan aksi-aksi nyata penyebaran cinta kasih Tzu Chi. Iona Penthya, pengurus komisi inforkom terpukau dengan apa yang sudah dilakukan Tzu Chi dalam bersumbangsih untuk membantu banyak jiwa.

 Iona Penthya merasa sangat bersyukur bisa berkunjung ke Tzu Chi, bisa mengetahui lebih banyak lagi tentang Tzu Chi.

“Puji Tuhan aku bersyukur banget bisa datang ke sini, bisa belajar banyak hal tentang cinta kasih untuk sesama dan lingkungan juga. Di sini aku belajar ternyata dengan tenaga kita bisa membantu orang, tidak selalu dengan uang. Benar-benar di sini yang diutamain adalah kasih dan aksi nyata untuk mewujudkan kasih,” ungkap Iona.

Ternyata Iona juga sudah lama tahu tentang Tzu Chi dan update apa saja yang Tzu Chi lakukan setiap tahunnya. Ia sudah lama ingin mengunjungi dan lebih tahu lebih dalam tentang Tzu Chi dan akhirnya dalam kesempatan ini Iona dapat berkunjung. Ia mengaku sudah mulai terbuka untuk bisa melakukan aksi seperti yang dilakukan Tzu Chi. Iona berharap kedepan bisa bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi.

Pdt. Johny pun merasa lebih dekat dan mengenal Tzu Chi lebih dalam lagi juga semakin kagum dengan Master Cheng Yen yangmenginspirasi banyak orang berbuat kebajikan dengan konsisten dan semakin berkembang. Pdt. Johny berharap jalinan jodoh ini tidak terputus sampai di sini dan semoga kedepan ada kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan antara Tzu Chi dan GPIB Paulus Jakarta.

“Semua yang kita lihat tadi menggambarkan bagaimana keteladanan untuk berbuat kasih itu ditampilkan agar orang yang datang terisnpirasi tidak hanya dalam tataran konseptual dalam berbuat kasih tetapi harus diwujudkan dan direfleksikan dalam kehidupan ini. Harapan kedepannya kalau ada pelatihan atau sharing-sharing kami bisa ikut untuk bisa lebih mendalam lagi mengetahui tentang Tzu Chi dan semoga dari majelis atau pengurus di sini ada yang terpanggil menjadi relawan,” ungkap Pdt. Johny.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Mengajak Para Lanjut Usia Mengenal Aula Jing Si

Mengajak Para Lanjut Usia Mengenal Aula Jing Si

22 Juni 2017

Untuk mengenal lebih dalam dan lebih dekat tentang Tzu Chi, Tan Guan Nio (69) mengajak  83 umat gereja Santo Yoseph Matraman berkunjung ke Tzu Chi Center, Sabtu, 17 Juni 2017. Umat gereja ini berasal dari komunitas Adi Yuswo atau lebih dikenal dengan komunitas para lanjut usia.

Mahasiswa Politeknik Pekerjaan Umum Semarang Melihat Praktik Socio-Engineering di Tzu Chi

Mahasiswa Politeknik Pekerjaan Umum Semarang Melihat Praktik Socio-Engineering di Tzu Chi

02 Agustus 2024

Tzu Chi berbagi bagaimana peran budaya humanis menjadi pendukung nomor satu dalam aspek socio-engineering di setiap proses pembangunan di Tzu Chi kepada para mahasiswa Politeknik Pekerjaan Umum (PU) Semarang.

Kepedulian Itu Ada di Dalam Hati

Kepedulian Itu Ada di Dalam Hati

06 Mei 2015 Charity Group Metro yang beranggotakan ibu-ibu yang berprofesi sebagai pedagang di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta Pusat memberikan donasi untuk para korban gempa Nepal melalui Tzu Chi.
Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -