Makan Sehat, Hati Senang

Jurnalis : Nuraina 傅麗蓉 (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊賓, Ryanto, Budiputra, Dinarwaty, Liani (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Yayasan Buddha Tzu Medan mengadakan “Festival Makanan Vegetarian” dengan berbagai menu olahan dan produk vegetaris  yang dimulai tanggal 20 Oktober 2017 dan berakhir  tanggal 22 Oktober 2017 di Cambridge City Square Medan diikuti 36 stand.

Beragam cara orang-orang dalam memenuhi kebutuhan pola makannya, ada yang bervegetaris tapi ada yang sangat sulit untuk meninggalkan makanan hewani.  Beberapa alasan orang tidak bisa bervegetaris di antaranya citra rasa, keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Lalu apa itu bervegetaris? Vegetaris merupakan sebutan bagi orang yang hanya makan sayur-sayuran dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging dan unggas. Vegetaris berasal dari kata vegetus yang artinya lincah, segar, dan penuh dengan semangat hidup.

Dewasa ini banyak orang yang beralih untuk bervegetaris dengan beragam motivasi. Ada yang bervegetaris untuk kesehatan, mereka berpendapat bahwa dengan hanya mengonsumsi sayur-sayuran, resiko terkena penyakit berbahaya sangatlah kecil. Ada juga bervegetaris karena ingin mempercantik diri, ingin memiliki kulit yang halus dan bersih. Namun ada pula yang bervegetaris karena ingin menyelamatkan bumi. Pasalnya bervegetaris bisa mengurangi pemanasan global yang ada di bumi ini.

Untuk itu Yayasan Buddha Tzu Medan mengadakan “Festival Makanan Vegetarian” dengan berbagai menu olahan dan produk vegetaris  selama  tiga hari yang dimulai tanggal 20 Oktober 2017 dan berakhir  tanggal 22 Oktober 2017 di Cambridge City Square Medan. 

doc tzu chi

Stand Mi instan Daai menjadi stand favorit yang paling banyak dikunjungi para pengunjung pada festival bazar yang digelar selama tiga hari tersebut.

doc tzu chi

Relawan membuat aneka menu olahan dari Mi Instan Daai selain selain menjual Mi instan Daai yang masih mentah.

“Supaya orang-orang tahu makanan non hewani atau makanan vegetaris kalau diolah dengan benar, rasanya sangat enak dan tidak kalah lezatnya dengan makanan non vegetaris,” ucap Desnita Su. “Tujuan utama festival ini adalah menggalang hati para pengunjung untuk bisa hidup sehat dan bisa menyanyangi sesama makhluk hidup dengan hati penuh cinta kasih,” lanjut koordinator kegiatan ini.

Dalam festival vegetarian kali ini terdapat 36 stand dengan beragam makanan sehat, lezat, dan nikmat.  Salah satu stand favorit yang paling banyak pengunjungnya adalah Mi instan Daai, di mana selain menjual Mi instan Daai, relawan juga menjual mie Daai yang sudah diolah dalam beberapa menu, di antaranya pada hari pertama  ada Mi Daai pangsit dan tomyam Mi Daai. Sementara itu pada hari kedua menyuguhkan menu Mi Daai Kangkung Belacan dan misop mi Daai. Dan pada hari ketiga menggantinya dengan menu Mi Daai Soto dan Mi Daai Rempah obat.

"Mi instan Daai memang sangat enak dan sesuai dikoraborasi dengan menu apa saja sehingga tidak mengecewakan  pengunjung, " ucap Lina Chandrina di stand Mi Daai.

doc tzu chi

Koordinator kegiatan festival, Desnita Su sangat sennag melihat semangat relawan dalam melayani para pengunjung pada kegiatan ini.

doc tzu chi

Lucia Halim, markom Cambridge City Square menyambut baik kegiatan ini. Ia pun turut mencicipi makanan-makanan vegetaris.

Selain festival vegetarian, DAAI TV juga menyelenggarakan Demo Masak Sehat pada tanggal 21 Oktober 2017 dan belajar memasak pada tanggal 22 Oktober 2017. Dalam acara demo masak ini, tim DAAI TV mendatangkan Chef Eddrian Tjhia (host program Masak Sehat DAAI TV).

Demo masak dihadiri 40 orang peserta. Mereka berasal dari SMKN 8, SMK Pencawan, APP Dharma Agung, PMCI, Akademi Pariwisata Medan, Universitas Pelita Harapan(UPH), dan Universitas Negeri Medan (Unimed) dengan menu pada episode  pertama  tumis buncis jamur hioko cincang, Tofu salad, dan  Hunkwe. Menu pada episode kedua yaitu Kuah santan tauco labu Siam, smoothie Pop ice, dan balado terong Medan. Menu hari ketiga yakni tumis jagung muda dengan jamur hioko, sayur tauco Medan yang pedas dan kopi Peranakan. Sedangkan belajar memasak dengan menu sajian Tahu Bulat Kari dan Es Sekoteng.

Chef Eddrian Tjia yang sudah 7 tahun  bergelut di program Masak Sehat DAAI TV mengatakan, "Sebenarnya tidak susah menyajikan makanan vegetaris yang lezat untuk keluarga, kita bisa menyajikan makanan yang simple tapi enak dan sehat dan tidak perlu bahan-bahan yang mahal.” “Bagi yang belum mahir boleh ikuti acara masak sehat di program masak sehat DAAI TV dan mengenai festival Vegetarian Medan ini, saya sangat senang melihat antusias para pengunjung menikmati kuliner vegetaris di Festival Vegetarian Tzu Chi Medan,” tambahnya. 

doc tzu chi

Meski makanan sudah habis, relawan tetap semangat memasak di lokasi bazar untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengunjung agar mereka tidak merasa kecewa.

doc tzu chi

Chef Eddrian Tjia (kanan) menjelaskan kepada para peserta kelas memasak makanan vegetaris yang diadakan dalam acara festival makanan vegetarian ini.

Dalam dua hari ini juga diadakan perlombaan foto yang dikenal dengan istilah Vegetarian Food Hunting dengan memotret aneka  makanan  dan minuman yang ada di stand bazar yang diikuti 66 orang peserta dari berbagai lembaga pendidikan seperti  STIK-P, SMK Multikarya, Kalam Kudus, SMKN 8 Medan, SMK BBC Medan (SMK Broadcasting Bina Creative Medan), dan juga anak-anak Tzu Shao dan Tzu Ching.

Seperti halnya anak-anak dari SMK BBC Medan yang berjumlah 8 orang dan pernah berkunjung ke stasiun DAAI TV Medan merasa sangat senang dapat hadir di bazaar ini. “Kami tahu adanya kegiatan ini dari Instagram dan pihak sekolah. Kami merasa senang sekali karena tadi bisa melihat langsung proses liputan masak sehat DAAI TV,” ujar Wildanni Jannah, siswi SMK BBC Medan.

Bazar ini juga tidak hanya diikuti relawan Medan saja tetapi juga diikuti relawan dari Binjai, dan Tanjung Pura. Ati dan Yanti Chen dari Binjai mengatakan, “Memang ada suka dan dukanya dalam mempersiapkan barang yang akan dijual tetapi lebih banyak sukanya karena senang bisa bersumbangsih di bazaar ini dan bisa mengajak lebih banyak orang untuk bervegetaris.”

doc tzu chi

Anak-anak dari SMK BBC Medan yang berjumlah 8 orang dan pernah berkunjung ke stasiun DAAI TV Medan merasa sangat senang dapat hadir di bazaar ini.

Festival Makanan vegetarian ini terlaksana juga karena ada dukungan dari pihak Cambridge City Square yang meminjamkan secara gratis gedungnya untuk Tzu Chi membuat kegiatan ini. Marketing Komunikasi, Lucia Halim mengatakan, “Pemilik Cambridge City Square, Bapak Charles Sutantio akan selalu mendukung kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi karena apa yang dilakukan Tzu Chi itu nyata untuk misi amal.”

Festival Vegetarian Tzu Chi Medan yang berlangsung selama tiga hari dengan ramainya pengunjung, memberikan semangat kepada para relawan yang walaupun sudah sangat lelah harus mempersiapkan bahan masakan selama tiga hari tersebut. “Hari terakhir pengunjung membludak sehingga banyak menu yang tengah hari sudah habis, tapi saya sangat salut dengan relawan Tzu Chi, walaupun sudah sangat lelah namun masih bisa dengan semangatnya menambah menu masakan dengan memasak langsung di lokasi bazaar supaya pengunjung tidak kecewa,” ucap Desnita gembira. “Untuk itu saya selaku koordinator bazar sangat Gan En atas sumbangsih para relawan dan juga para panitia yang sudah membantu sejak seminggu sebelum bazar sampai selesainya acara bazar," ungkapnya.

Relawan pun sangat bersuka cita seperti yang dikatakan Master Cheng Ye, “Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut rela memberi dengan sukacita dan memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah welas asih."

Stand Mi instan Daai menjadi stand favorit yang paling banyak dikunjungi para pengunjung pada festival bazar yang digelar selama tiga hari tersebut.


Artikel Terkait

Makan Sehat, Hati Senang

Makan Sehat, Hati Senang

25 Oktober 2017

Yayasan Buddha Tzu Medan mengadakan “Festival Makanan Vegetarian” dengan berbagai menu olahan dan produk vegetaris  selama  tiga hari yang dimulai tanggal 20 Oktober 2017 dan berakhir  tanggal 22 Oktober 2017 di Cambridge City Square Medan.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -