Makin Giat dan Semangat

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati, Dok. SCK Tzu Chi

Dalam menyongsong ulang tahun yang ke-15, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menampilkan pementasan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas pada Sabtu, 1 September 2018.

Sutra Makna Tanpa Batas terus digaungkan dan diselami para relawan Tzu Chi di komunitas masing-masing. Tak terkecuali badan misi Tzu Chi, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Dalam menyongsong ulang tahun yang ke-15, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pun menampilkan pementasan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas yang sangat memukau ratusan tamu undangan yang hadir pada Sabtu, 01 September 2018.

Pementasan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas diikuti oleh 301 siswa dan guru. Latihan pun telah dilakukan sejak dua bulan sebelum perayaan. Betty Theresia Sihombing, koordinator kegiatan mengatakan bahwa pendalaman Sutra Makna Tanpa Batas melalui isyarat tangan dipilih karena sekolah tidak hanya mengedepankan akademik siswa tetapi juga budi pekerti mereka.

“Menampilkan Sutra Makna Tanpa Batas, anak didik dan guru diuji mentalnya. Sutra ini perlu didalami bagaimana mengerti bahasa apa, arahnya kemana, sehingga yang ikut pementasan itu bisa mempraktikkannya,” ujar Betty.


Betty Theresia Sihombing, koordinator kegiatan berharap seluruh peserta pementasan dapat mendalami Dharma Sutra Makna Tanpa Batas dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Melihat keberhasilan seluruh elemen sekolah dalam membawakan pementasan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas, Betty yang juga Kepala SMK Cinta Kasih Tzu Chi ini merasa terharu. Ia pun berharap para anak didiknya semakin mendalami Dharma ini. “Dan dalam kehidupan sehari-hari (anak-anak) bisa menunjukkan perilaku yang lebih baik,” ucapnya.

Belajar Merefleksikan Diri

Winnie Angela (16) pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk menampilkan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas dalam perayaan ulang tahun sekolahnya yang ke-15. Setelah mendapatkan informasi ini, ia yang sering mengikuti kegiatan isyarat tangan inipun segera mendaftarkan diri. Winnie sangat girang usai berhasil mementaskan penampilan terbaiknya bersama kawan-kawan dan guru sekolah di hadapan 707 orang tamu undangan yang memenuhi Jiang Jing Tang Lt. 4 Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. “Saya bahagia sekali, ada rasa kebanggaan kita berhasil membuat sesuatu yang besar,” ujar Winnie tersenyum mengembang.


Winnie Angela (kiri) sangat girang usai berhasil mementaskan penampilan terbaiknya bersama kawan-kawan dan guru sekolah.

Ya, pementasan yang baru saja ia tampilkan merupakan pementasan pertama baginya. Tidak hanya rasa bangganya yang besar dan mendalam tetapi selama membawakan pementasan ini, Winnie juga belajar mendalami isi Dharma dari Sutra tersebut. “Isinya sangat mendalam, menjelaskan sifat-sifat luhur seorang Bodhisatwa. Benar-benar harus kita hayati,” ucap siswi kelas 12 jurusan IPA ini.

Dengan mengenal isi Sutra tersebut, sulung dari dua bersaudara itu juga berusaha mempraktikkan dalam kesehariannya. “Bisa belajar merefleksikan diri seperti apa, kita berusaha mulai praktik dari hal-hal kecil di sekitar,” ujarnya tersenyum. Usai mengikuti pementasan Sutra Makna Tanpa Batas ini juga Winnie berharap agar dirinya memiliki kepribadian yang lebih baik. “Saya sadar masih banyak kekurangan, jadi saya berharap bisa perlahan-lahan mengubah sifat saya untuk lebih baik lagi,” ungkapnya.

Penghargaan 15th Pengabdian

Sejak tahun 2003 diresmikan, kini Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi telah berusia 15 tahun. Tidak hanya bangunan fisik yang berdiri selama belasan tahun tersebut, namun juga tidak sedikit pula para guru dan staf yang telah mendedikasikan diri mereka sejak awal. Tzu Chi pun memberikan penghargaan bagi para pendidik dan staf sekolah yang telah mengabdi selama 10 hingga 15 tahun. Sebanyak 31 guru dan 5 karyawan yang telah mengabdi dan berkarya di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

“Kita tidak melihat dari segi yang diberikan tapi kita merasa sebagai guru yang sudah mengabdi 10-15 tahun bagaimana yayasan (Tzu Chi) peduli dan memperhatikan bapak ibu guru dan karyawan selama ini sudah mengabdi,” ujar Betty.

Ada 14 guru dan 4 karyawan diantaranya telah mendedikasikan dirinya sejak awal berdirinya sekolah. Tentu kehadiran mereka selama ini menjadi saksi sejarah perjalanan 15 tahun sekolah mendidik anak-anak. Pahru salah satunya. Guru SD sejak 2003 ini turut merasakan bagaimana mencari murid setelah relokasi warga dari bantaran Kali Angke berpindah ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. “Kami ke rumah-rumah warga di rusun untuk mendata siswa. Saat itu ada siswa SD dan SMP,” ujarnya. “Guru juga melakukan kunjungan ke rumah-rumah membangkitkan motivasi ke mereka pentingnya sekolah,” sambung Pahru.


Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Sumei memberikan penghargaan kepada 36 guru dan karyawan yang telah berdedikasi selama 15 tahun di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.


Pahru (memegang mikrofon) salah satu guru yang telah mengabdi di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sejak awal mengaku mendapatkan kebahagiaan tersendiri selama bergabung dan mengenal Tzu Chi.

Menjadi saksi sejarah sejak dari sekolah yang baru memiliki murid ratusan dan kini telah berkembang menjadi ribuan pun memiliki kebanggaan tersendiri. Lima belas tahun bukanlah waktu yang singkat, namun Pahru tidak merasakan kejenuhan justru sebaliknya kebahagiaan menyelimuti dirinya. “Saya tidak membayangkan ternyata Sekolah Cinta Kasih bisa sebesar ini,” ungkapnya.

Menurut Pahru ada yang berbeda antara Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan sekolah-sekolah lainnya. “Di sekolah Tzu Chi bagaimana memberikan fondasi berupa budi pekerti dan budaya humanis. Anak-anak diajarkan bagaimana mengantre, tidak buang sampah sembarangan,” akunya. Kegiatan kerelawanan yang diikuti para guru pun memberikan kebahagiaan dan pengalaman tersendiri baginya.

“Senangnya selain guru juga relawan. Dengan tenaga kita memberikan kebahagiaan (dalam bersumbangsih), ternyata di luar sana masih banyak yang membutuhkan,” ujar Pahru. Menjadi bagian dari penerima penghargaan atas dedikasinya selama 15 tahun ini, Pahru merasakan haru. Ia berharap sekolah tempat pengabdiannya ini semakin baik dan besar.

Turut Bersukacita

Energi kebahagiaan tidak hanya dirasakan para guru, karyawan, dan murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dalam merayakan 15 tahun sekolah, namun juga para tamu undangan yang hadir. “Saya sangat ikut bahagia, ikut bangga sebagai bagian dari Tzu Chi,” ujar Jafriansen Damanik yang pernah menjadi konsultan pendidikan Sekolah Cinta Kasih pada masa awal. Jafriansen yang kini bekerja di Kementerian Pendidikan sebagai konsultan pendidikan di Badan Akreditasi Nasional pun hadir dan memberikan apresiasi atas perkembangan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.

“Sekolah Cinta Kasih menjadi khas karena pendidikan budi pekertinya kental sekali. Harapannya murid-murid yang kita didik semakin banyak, alumni yang lulus dari situ membawa budi pekerti mereka di manapun berada,” katanya. Ia menambahkan agar Sekolah Cinta Kasih tetap menjadi sekolah unggulan dan rujukan bagi sekolah-sekolah lain karena memiliki banyak kelebihan.


Jafriansen Damanik (dua dari kanan) turut berbahagia atas pencapaian 15 tahun Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Rasa haru juga dirasakan Mansjur Tandiono (tiga dari kanan) selaku Ketua Pelaksana Harian Yayasan Buddha Tzu Chi Wiyata Indonesia. Bersama Ketua dan Wakil Ketua Tzu Chi Indonesia, keluarga besar sekolah merayakan ulang tahun yang ke-15.

Kebahagiaan serupa juga hadir dari orang tua murid yang hadir saat itu. “Senang sekali sekolah ulang tahun yang ke-15 tahun. Harapannya (sekolah) lebih baik lagi dari segi pendidikan, akhlak, budi pekertinya. Seperti temanya Tomorrow Will Be Better, semoga hari esok lebih baik,” ujar Sri Mulyati yang juga warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi.

Mansjur Tandiono, Ketua Pelaksana Harian Yayasan Buddha Tzu Chi Wiyata Indonesia pun tak dapat menyembunyikan rasa sukacitanya. Terlebih melihat pengabdian para guru belasan tahun lamanya. “Selain mengajar ilmu, guru dituntut untuk menjadi contoh yang baik. Dan saya sangat terharu, kalau sampai hari ini, kita masih mempunyai guru-guru dan staf yang setia mengabdi selama 15 tahun lamanya,” ungkapnya.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Makin Giat dan Semangat

Makin Giat dan Semangat

04 September 2018
Dalam menyongsong ulang tahun yang ke-15, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menampilkan pementasan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas yang sangat memukau ratusan tamu undangan yang hadir.
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -