Makna Bulan Tujuh Penuh Berkah
Jurnalis : Augustina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto, Gunawan, Martin, Dinarwati, Liani, Ryanto Budiputra (Tzu Chi Medan)Tzu Chi Medan memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu, 27 Agustus 2017. Dengan Gatra Pembuka
Lu Xiang Zan, barisan prosesi pembawa pelita, buah dan bunga memasuki ruangan.
Yayasan Buddha Tzu Chi Medan memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi di Komplek Cemara Asri, Minggu, 27 Agustus 2017. Diawali dengan Hymne Jingsi yang dibawakan oleh relawan, berkolaborasi dengan anak-anak Tzu Ching dan juga anak Tzu Shao. Dengan Gatra Pembuka Lu Xiang Zan, barisan prosesi pembawa pelita, buah dan bunga memasuki ruangan. Langkah demi langkah, barisan berjalan menuju altar dengan dipandu oleh Erlina Khe.
Tzu Tjeng selaku koordinator mengungkapkan latar belakang digelarnya acara ini. “Ini untuk meluruskan pemahamam yang benar terhadap bulan tujuh lunar yaitu bulan tujuh bukanlah bulan hantu melainkan bulan tujuh itu adalah bulan penuh berkah,” ujarnya.
Bulan tujuh penanggalan lunar yang dulu dikenal dengan sebutan bulan hantu sebenarnya adalah bulan penuh berkah. Persepsi ini dijelaskan oleh Irwanto, di mana ada beberapa makna dari bulan tujuh, yaitu pada zaman Buddha. Pada akhir masa Vassa yang jatuh pada bulan Juli, Buddha bersuka cita melihat para siswanya maju dalam pembinaan diri. Sebagian ada yang mencapai kesucian sehingga bulan tujuh disebut sebagai bulan penuh sukacita.
Peringatan Bulan Tujuh Penuh Berkah diawali dengan Hymne Jingsi yang dibawakan relawan, anak-anak Tzu Ching, dan juga anak Tzu Shao.
Sementara Ulambana diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya digantung terbalik. Berawal dari Maha Moggalana melalui kekuatannya mengetahui ibunya terlahir di alam neraka. Maha Monggalana menemui Buddha untuk meminta nasihat atas kegagalan usahanya menolong ibunya. Buddha menjelaskan bahwa untuk menolong makhluk di alam menderita hendaknya dilakukan melalui pelimpahan jasa.
Maha Moggalana kemudian mengundang para Bhikkhu dan memberikan persembahan dana paramita dengan hati tulus kepada mereka. Berkat kebajikan, moralitas dan pembinaan diri dari orang Suci, Maha Moggalana berhasil menolong Ibundanya, maka bulan tujuh adalah bulan berbakti dan berterima kasih.
"Tzu Chi memaknai bulan tujuh ini selain sebagai bulan penuh berkah juga bulan bervegetarian dan bulan berbakti pada orang tua. Bukan berarti hanya di bulan ini saja kita berbakti, tapi dari pada membakar kertas sembahyang yang tidak ramah lingkungan atau mempersembahkan makanan kepada para leluhur yang sudah meninggal dunia dengan mengorbankan makhluk hidup dan menciptakan lagi karma buruk, lebih bagus bulan tujuh ini kita isi dengan berbakti dengan orang tua,” jelas Irwanto.
Makna dari vegetarian dijelaskan oleh Zerry. “Hewan juga mempunyai perasaan dan kasih sayang. Di kehidupan ini mereka terlahir sebagai hewan mungkin disebabkan karma masa lalu yang berbuah. Untuk itu seharusnya kita menghargai dan melindungi kehidupan mereka dengan cara bervegetarian. Dengan bervegetarian berarti kita membina hati welas asih, melindungi bumi dan mengumpulkan kebajikan untuk menghapus bencana,” tutur Zerry.
Para undangan membasuh kaki orang tua.
Anak-anak juga menghidangkan teh (Feng Cha) sambil berlutut dan bernamaskara di depan orang tua sebagai wujud bakti dan terima kasih anak terhadap orang tua.
Bagi Leo Samuel, berbakti yang sesungguhnya adalah tidak membuat orang tua khawatir dan sebagai anak, kita harus membalas budi orang tua.
“Untuk itu kami mengajak para undangan yang hadir, yang membawa orang tua dalam kesempatan ini membasuh kaki orang tua dan Feng Cha (menghidangkan teh) sambil berlutut dan bernamaskara di depan orang tua sebagai wujud bakti dan terima kasih anak terhadap orang tua,” jelasnya.
Suasana haru pun mengisi seluruh ruangan. “Saya sangat terharu hingga hanya bisa mengatakan saya sayang mama,” kata Ogy, salah seorang peserta.
Baik anak maupun orang tua merasa sangat terharu, seperti yang dirasakan Ogy dan ibunya Marliani Tjula.
Suasana haru pun mengisi seluruh ruangan.
"Saya merasa bahagia dan bersyukur karena anak saya begitu berbakti,” kata Marliani Tjula, ibu dari Ogy.
Setelah acara membasuh kaki orang
tua, Merry Sudilan selaku pembawa acara mengajak semua yang hadir, dengan dipandu
oleh Erlina Khe untuk berdoa dan perlimpahan jasa. Baris demi baris
peserta yang hadir dipandu oleh relawan untuk maju ke depan altar untuk berdoa.
Acara bulan tujuh penuh berkah pun ditutup dengan memanjatkan doa atau Qi Dao.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Keharmonisan Kelompok Cerminan Kesatuan Hati
24 Agustus 2015 Sebanyak 148 orang dan tim pendukung menampilkan drama dalam acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang dilaksanakan di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk pada 23 Agustus 2015. Drama yang dikemas secara menarik ini bercerita mengenai makna bulan tujuh dan pengenalan pelestarian lingkungan serta bervegetarian.Bulan Tujuh Penuh Berkah di Aula Jing Si
05 September 2016Kegiatan bulan tujuh penuh berkah di Aula Jing Si Tzu Chi Center pada 14 Agustus 2016 diikuti oleh 545 peserta. Para peserta diajak mengelilingi Griya Jing Si untuk melihat apa saja kegiatan Tzu Chi. Para relawan juga menyosialisasikan pola hidup vegetarian.
Berbagai Kebaikan dari Vegetarian
24 Agustus 2017Minggu, 13 Agustus 2017, bertempat di kantor sekertariat relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, 64 relawan menggelar acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang dikemas dalam bentuk talkshow, tanya jawab, membagi-bagikan go green card, serta mengajak 84 tamu undangan untuk berikar dan bervegetarian bersama.