Makna dari Sebuah Kacamata

Jurnalis : Ardiansyah Saputra danExaudi Daniel C.P.B. (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Septianus Harianja (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)
 
 

foto
Sejak tanggal 28 Mei – 1 Juni 2012, relawan Tzu Chi mengadakan bakti sosial pembagian kacamata di sejumlah sekolah di Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

Ada yang tidak biasa di SDN 002 Koto Aman, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar Provinis Riau pada pagi tanggal 29 Mei 2012 lalu. Hari itu sekolah tampak lebih ramai dari biasanya, para siswa siswi mengatur barisan dengan rapih dan tampak gembira melihat banyaknya relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas yang datang ke sekolah mereka untuk mengadakan kegiatan bakti sosial pemeriksaaan mata dan pembagian kacamata.

 

Para siswa tersebut nantinya satu persatu akan diperiksa mata dengan alat bantu snellen chart yang dioperasikan oleh relawan untuk mengetahui apakah ada gangguan mata atau tidak. Jika memang terdapat gangguan mata yang ditandai dengan tidak terbacanya huruf-huruf di Snellen chart maka, siswa tersebut akan melakukan pemeriksaan refraksi oleh optician dari Eka Hospital Pekanbaru.

Di tengah kegiatan tersebut, hadir tokoh masyarakat setempat yakni sekretaris Desa Koto Aman Bapak Sofyan yang menilai bahwa pemberian kacamata ini sangat membantu terutama bagi pelajar yang matanya mengalami gangguan dan kurang mampu untuk membeli kacamata, “Kegiatan bakti sosial ini sangat baik, karena selama desa ini berdiri belum pernah ada acara bakti sosial berupa pemberian kacamata,” ungkapnya.

Kegiatan baksos ini dilakukan secara berpindah tempat dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Di semua sekolah itu terlihat antusiasme anak-anak yang menanti giliran untuk pemeriksaan matanya. Seperti halnya Nurmirawati dari MTs Al Jamiyatul Husna yang mengatakan, “Saya merasa terbantu dengan bakti sosial ini karena sebelumnya saya tidak tahu kalau mata saya bermasalah, dan saya baru tahu setelah tes di sini”. Selain Nurmirawati, juga ada Rahmansyah siswa kelas 7 SMP Naga Sakti yang senang dengan kegiatan ini karena bisa mengetahui bahwa matanya sehat atau tidak.

 Tidak hanya para siswa, guru-guru pun juga merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini. Seperti dikatakan oleh Ibu Irawati yang merupakan guru kelas 6 SDN 001 Sekijang, “Mata anak-anak sangat penting terutama dalam proses belajar tetapi banyak orang tua yang kurang memperhatikan kesehatan anak-anak mereka, mungkin karena faktor ekonomi. Saya rasa bakti sosial ini kali sangat membantu”.

foto   foto

Keterangan :

  • Bakti sosial ini dilakukan di 20 sekolah dengan jumlah peserta pemeriksaan mata sebanyak 1646 siswa dan guru (kiri).
  • Diharapkan dengan pembagian kacamata ini setiap siswa –siswi dapat belajar dengan lebih baik (kanan).

Rasa terima kasih dan bersyukur juga diutarakan oleh Bapak Samsuir yang merupakan kepala sekolah SDN 21 Naga Mas, “Banyak siswa siswi di sini yang mengalami gangguan pada mata dikarenakan ruangan kelas yang tertutup dan ventilasi yang kurang menyebabkan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam kelas sehingga siswa membaca dalam keadaan cukup gelap”. Memang beberapa sekolah yang dikunjungi tampak fisik bangunan yang rusak parah seperti minimnya penerangan, dinding yang retak atau pun atapnya yang bocor.

Banyak dijumpai bahwa anak-anak tidak mengetahui pada matanya bermasalah sehingga meneruskan belajar dengan susah payah yang kadang berakibat menurunnya kualitas belajar mengajar. Bapak Tutur Suryadi sebagai Kepala Desa Kijang Rejo dalam kunjungannya saat kegiatan dilaksanakan di SDN 034 Kijang Rejo mengatakan, “Kegiatan ini sangat positif di mana anak-anak yang ekonominya lemah sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini dan anak-anak serta anak yang tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami gangguan mata, maka melalui kegiatan ini akan mengetahuinya”.  Pengalaman tersebut juga dialami oleh Ibu Arik Ariani guru kelas 4A SDN 034 Kijang Rejo yang menuturkan “banyak anak-anak yang karena tidak dapat melihat jauh akhirnya mereka bolak balik dari bangku satu ke bangku lainnya, dengan adanya bakti sosial ini anak-anak dapat terbantu khususnya dalam belajar”. Hal tersebut diamini oleh kepala sekolah SDN 034 Bapak Supar, “Bantuan seperti ini sangat dibutuhkan karena ketidaksempatan dan ketidakmampuan orang tua untuk memperhatikan kesehatan mata anak mereka mengingat ekonomi mereka yang lemah”.

Bagi para relawan, kegiatan bakti sosial ini merupakan ajang pelatihan diri untuk terus mengembangkan welas asih yang ada di dalam individu. Tidak hanya berkonsentrasi pada pihak yang diberikan bantuan namun juga mengasah diri untuk lebih berempati terhadap sesama. Harapan para relawan disampaikan oleh Septianus harianja Shixiong selaku penanggung jawab kegiatan, “Saya berharap kegiatan bakti sosial ini dapat membantu adik-adik akan keterbatasannya dan kesehatannya membaik, kerananya kegiatan ini akan terus berlanjut. Kegiatan ini bertujuan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, menjaga hubungan baik sesama di masyarakat dan meningkatkan pendidikan masyarakat desa. Karena dengan pemberian kacamata kepada siswa siswi dan guru yang ada di sekolah dapat membantu kelancaran belajar mengajar serta dapat membantu dalam kegiatan sehari-hari apabila terdapat gangguan pada mata”.

Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada 28 Mei – 1 Juni 2012 ini diikuti oleh 20 sekolah dengan jumlah peserta pemeriksaan mata sebanyak 1646 siswa dan guru. Pada akhir kegiatan, diketahui total penerima kacamata sebanyak 350 siswa dan 149 guru. Juga terdapat 11 pasien rujukan yang akan ditindaklanjuti pengobatannya oleh relawan setempat dengan prosedur kasus kesehatan misi amal.

  
 

Artikel Terkait

Festival Kesehatan Menyambut HUT ke-11 RSCK

Festival Kesehatan Menyambut HUT ke-11 RSCK

18 Januari 2019

pada Minggu, 6 Januari 2019, Rumah Sakit Cinta Kasih (RSCK) Tzu Chi menyelenggarakan festival kesehatan dengan tema “Kita Bhinneka - Kita Satu Melayani dengan Cinta Kasih.

Bersama-sama Mewujudkan Kesejahteraan

Bersama-sama Mewujudkan Kesejahteraan

10 Oktober 2017

Tzu Chi Bandung mengadakan penuangan celengan bambu di Summarecon Bandung pada 5 Oktober 2017. Di sana ada 122 karyawan yang ikut serta menuangkan celengannya.

Waisak Perdana Tzu Chi Palembang

Waisak Perdana Tzu Chi Palembang

23 Mei 2014 Persiapan demi persiapan dilakukan, dari Fandi Shixiong selaku koordinator yang belajar prosesi Waisak di Jakarta hingga ia kembali ke Palembang dan mulai memberi arahan kepada semua relawan bagaimana melakukan prosesi perayaan Waisak dengan baik.
Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -