Makna di Balik Bencana
Jurnalis : Shimeda Sumitta (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Chang (Tzu Chi Medan) Sejumlah 46 celengan diserahkan pada Tzu Chi oleh anak-anak Sekolah Minggu Dharma Jaya. Mereka mulai menabung sejak 4 bulan lalu untuk membantu orang yang membutuhkan. | Dalam waktu berdekatan terjadi 2 kali bencana puting beliung melanda daerah Sumatera Utara. Selasa (1/4), Tzu Chi menyerahkan bantuan kepada korban angin puting beliung di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli dan Desa Paluh Kurau, Kecamatan Hamparan Perak. Kedua desa ini terletak di Kabupaten Deli Serdang. Sejak pagi, 8 orang relawan Tzu Chi melakukan pembagian dana santunan, langsung kepada korban dari rumah ke rumah dengan mengendarai sepeda motor. Akibat bencana puting beliung, untuk sementara jalanan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat sebab banyak tiang listrik dan pohon yang tumbang. Bantuan pun diserahkan kepada penghuni 61 unit rumah yang rusak berat di 15 dusun di Desa Karang Gading dan 89 unit rumah di 13 dusun di Desa Paluh Kurau. |
Angin puting beliung terjadi pada hari Minggu (30/3) siang ketika guyuran hujan deras melanda kawasan itu. Atap bangunan rumah warga beterbangan, dan sebagian bangunan rumah rubuh dihantam tiupan angin. Tumbangnya tiang listrik juga memadamkan aliran listrik yang hingga Selasa belum juga pulih. Beberapa hari sebelumnya, tanggal 27 Maret 2008, insan Tzu Chi juga telah menyerahkan bantuan kepada para korban berupa dana santunan, air mineral, gula pasir, dan kecap manis kepada penghuni dari 63 unit rumah rusak berat akibat musibah angin puting beliung di Desa Sei Rotan dan Desa Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Ketika bantuan diserahkan langsung ke tangan para korban, hadir pula Camat Percut Sei Tuan, Syafrullah MAP, dan aparat desa. Kondisi terparah dari bencana puting beliung ini terjadi pada Desa Sei Rotan. Serpihan seng dan atap rumah masih berserakan, rumah tanpa atap dan puing reruntuhan terpampang jelas. Hanya dalam hitungan detik ratusan rumah di kawasan ini rusak akibat tiupan angin puting beliung, harta benda berupa perabotan rumah tangga pun tak luput dari tiupan angin, hanya rumah beratapkan langit dari sisa puing reruntuhan yang kini dimiliki para korban. Ket : - Jalan menuju daerah Labuhan Deli dan Hamparan Perak tidak dapat dilalui kendaraan roda 4 karena Siapa menduga saat itu alam tidak bersahabat. Tanggal 26 Maret 2008 pukul 16.30 WIB, angin dengan kekuatan besar yang diiringi dengan hujan lebat dan awan tebal menggulung dan memporak-porandakan ratusan rumah warga di Percut Sei Tuan. Salah seorang korban, Atik menuturkan bahwa dia sedang memberi susu pada anaknya ketika tiba-tiba angin kencang menerjang dan menerbangkan atap rumah, anak di ayunan langsung ditariknya takut terbawa angin. Saat mau keluar rumah juga tidak bisa. Untung ada orang yang menarik pintu rumah dan menyuruhnya keluar. Itu pun dalam kondisi seng dan atap rumah berterbangan. Atik sungguh tidak bisa membayangkan peristiwa itu. Bencana alam bukanlah hukuman dari Tuhan kepada manusia. Di balik peristiwa dan cobaan ini pastilah tersimpan makna. Saling membantu dan ikut merasakan penderitaan orang lain adalah salah satu makna dalam ujian kehidupan. Ket : - Insan Tzu Chi menunjukkan sikap hormat dan memberi penghiburan kepada para korban. Ketulusan | |
Artikel Terkait
Sosialisasi dan Tour Aula Jing Si Bertajuk Welcome Home
14 Juli 2022Setelah sempat terhenti karena pandemi Covid-19, Tzu Ching Indonesia mengadakan acara berjudul Welcome Home, yaitu kegiatan sosialisasi tentang Tzu Chi, Tzu Ching, serta tour aula Jing Si di Tzu Chi Center.