Makna Sesungguhnya Bulan Tujuh Penanggalan Lunar
Jurnalis : Henny (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir, Ryanto Budi Putra, Hasan Tiopan (Tzu Chi Medan)Relawan
Tzu Chi Medan bersama-sama mengadakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah pada
1 September 2018 di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Relawan Komite Tzu Chi
mempersembahkan bunga di altar Buddha.
Bulan tujuh lunar menurut tradisi orang Tionghoa adalah bulan hantu di mana roh dan hantu akan keluar dari neraka selama satu bulan. Sehingga bulan tujuh lunar dianggap waktu yang buruk untuk melakukan aktifitas juga yang paling berbahaya selama sebulan penuh. Padahal menurut Ajaran Buddha bulan tujuh lunar adalah bulan yang baik untuk umat manusia, bulan penuh berkah untuk menghormati leluhur, berbakti pada orang tua, bulan yang penuh sukacita dan bulan berterima kasih.
Untuk memaknai Bulan Tujuh Lunar tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan Acara Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah pada Sabtu 1 September 2018. Doa Bersama ini digelar di Ruang Bakti Sala Lantai V Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi Komplek Jati Junction No. P1 Medan. Tan Kim Hong selaku Koordinator Acara Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah mengungkapkan tujuan diadakan acara ini adalah untuk mengubah pandangan keliru terhadap bulan tujuh penanggalan lunar.
“Bulan tujuh sesungguhnya adalah bulan penuh berkah dengan banyak berbuat kebajikan, berbakti dan berterima kasih kepada orang tua. Acara ini diadakan dengan harapan agar semua orang dapat menghimpun niat kebajikan dengan tulus bervegetaris serta menghentikan pembakaran kertas sembahyang yang akan meningkatkan polusi udara,” jelasnya.
Acara yang dihadiri oleh 209 relawan dan umum ini dimulai pada pukul 19.10 WIB dibuka oleh Tony Honkley dengan menyambut hangat kehadiran relawan pada malam itu.
Relawan
Tzu Chi memeragakan isyarat tangan “Cheng Xin Qi Jie” (Tulus Bervegetarian dan Menaati Sila) di hadapan
209 relawan dan tamu umum.
Para hadirin dipersilahkan berdiri diawali dengan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, dilanjutkan dengan melantunkan Gatha Pendupaan mengiringi langkah relawan yang membawa persembahan Pelita, Buah dan Bunga menuju Altar Buddha. Selesai melakukan persembahan relawan bersama-sama melantunkan Gatha Pembuka Sutra. Hadirin dipersilahkan duduk mendengarkan sharing dari Juliana memaknai bulan tujuh penuh berkah dan apakah arti sesungguhnya Ulambana serta bagaimana mewujudkan bakti kepada leluhur.
Tony Honkley menyampaikan bahwa bulan tujuh penanggalan lunar adalah bulan yang penuh berkah, penuh sukacita, dan bulan penuh bakti. Namun tradisinya, ulambana yang biasa dikenal dengan sebutan “Pho To” dilakukan dengan membakar kertas sembahyang dan melakukan persembahan hewani secara besar-besaran sebagai wujud bakti kepada leluhur. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Master Cheng Yen arti Ulambana sebenarnya adalah menginspirasi semua orang agar dapat melindungi semua makhluk dan membebaskan semua makhluk hidup dari penderitaan. Selain itu bervegetaris dan berbuat kebajikan di bulan tujuh penuh berkah ini dilakukan guna melimpahkan jasa kebajikan yang kita perbuat kepada leluhur dan inilah merupakan wujud bakti yang terbesar.
Master Cheng Yen berharap kepada seluruh muridnya agar senantiasa berpikiran benar dan melakukan hal yang baik. Dengan memiliki keyakinan yang benar tentu hati akan merasa tenang, kehidupan pun akan terasa tenteram dan harmonis. Di bulan penuh berkah dan sukacita ini Master Cheng Yen terus mengimbau kepada semua muridnya untuk bervegetaris. Arti dari bervegetaris adalah membersihkan jiwa dan raga sedangkan mawas diri adalah mencegah melakukan kesalahan. Melihat kondisi bumi yang mengkhawatirkan saat ini yang dapat dilakukan adalah memulai pola pikir kita dan mengurangi keinginan yang berlebihan.
Para
relawan Tzu Chi bersama-sama berikrar di depan altar Buddha pada kegiatan Bulan
Tujuh Penuh Berkah tahun 2018 ini.
Dolivien
(kanan) memberikan sharing bahwa ia terinspirasi
untuk bervegetaris dari lagu Zhong Gu
(Genta dan Genderang) yang berjudul “Ketekunan”
Sementara itu, arah sasaran memaknai bulan tujuh penuh berkah yang pertama adalah pemahaman dan keyakinan benar dengan penuh kebijaksanaan. Maknanya adalah mengimbau sebanyak mungkin orang dengan tulus menghilangkan kepercayaan takhayul misalnya membakar uang kertas. Dana membeli uang kertas akan lebih baik digunakan untuk membantu sesama yang tidak mampu selain itu juga bisa melindungi bumi karena proses pembakaran uang kertas menciptakan gas rumah kaca. Melindungi bumi dan menyayangi alam serta demi kelangsungan hidup semua makhluk hidup.
Makna kedua yakni bervegetaris bagi diri sendiri adalah bagaimana kita mensucikan batin dan merupakan cerminan ketulusan hati. Daripada memberikan persembahan hewani lebih baik bervegetaris dengan tulus untuk mensucikan batin, melindungi bumi, menyayangi alam dan menciptakan berkah. Bulan tujuh juga merupakan bulan berbakti kepada orang tua. Lebih jelasnya para hadirin diajak mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.
Intisari ceramah Master Cheng Yen ada tiga yakni bagaimana kita menghilangkan kepercayaan tahyul seperti membakar uang kertas dengan menggantinya dengan berdana kepada orang yang tidak mampu. Kedua adalah bagaimana kita memberi persembahan dengan penuh ketulusan dan yang ketiga adalah kegemaran makan daging yang mengakibatkan terserang penyakit kulit dan akhirnya bervegetarian.
Sharing Relawan
Sharing pertama relawan mengenai Vegetarian disampaikan Dolivien. Ia mengenal Tzu Chi satu tahun lalu dan terinspirasi bervegetaris dari lagu Zhong Gu (Genta dan Genderang) yang berjudul “Ketekunan.”
“Dari acara hari ini Dolivien terinspirasi mengenai tidak membakar uang kertas lagi demi pelestarian lingkungan,” kata Dolivien.
Sementara itu Relawan Komite Tzu Chi, Uman sharing kebahagiaannya bervegetaris yang
ia lakoni sejak tahun 2011 ketika mengikuti pelatihan relawan di Taiwan.
Sharing kedua disampaikan Uman. Uman sudah bervegetaris sejak tahun 2011 tepatnya sejak mengikuti pelatihan relawan ke Taiwan. Lalu ada juga Siti, Relawan Calon Komite yang berikrar untuk bervegetaris sejak 2016 sepulang dari bertemu Master Cheng Yen di Hualien Taiwan dan tidak lagi membakar kertas sembahyang sejak tahun ini.
Lalu sharing terakhir disampaikan relawan Komite, Shu Tjeng yang bervegetaris sejak tahun 2010. Pada saat itu setiap kegiatan mengharuskan relawan bervegetaris dalam menjalankan kegiatan tersebut. Shu Tjeng juga menginspirasi seluruh keluarganya untuk bervegetaris dan pada tahun 2013 putri bungsunya Fyna Desyna Inda yang saat itu masih berusia 7 tahun meminjam pakai “Gelang” dari Master milik papanya selama satu malam. Keesokan harinya pada saat mengembalikan gelang tersebut Bodhisatwa cilik pada Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi ini berikrar untuk bervegetaris
Acara Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah diakhiri dengan Doa Bersama. Sebelumnya relawan tim perfoma isyarat tangan memperagakan lagu yang berjudul “Cheng Xin Qi Jie” (Tulus Bervegetarian dan Menaati Sila) menambah suasana khidmat di akhir acara tersebut. Pelita dinyalakan saat Doa Bersama dimulai. Setelah itu hadirin dipersilahkan berdiri dan memberi penghormatan kepada Buddha dan Bodhisatwa kemudian sebaris demi sebaris hadirin maju ke hadapan Buddha Rupang untuk berikrar.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah
31 Agustus 2022Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Batam mengadakan Ritual Namaskara dan Doa Bersama pada tanggal 7 Agustus 2022. Tercatat ada sebanyak 128 insan yang menghadiri kegiatan tahun ini.