Malam keakraban Bedah Buku

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Sjukur Zhuang, Jodie Leonardi (He Qi Utara)
 
 

foto
Kamis, 27 Desember 2012 di Jing Si Books & Café, Pluit, diadakan kegiatan khusus bedah buku bertema, “Malam Keakraban & Sharing Inspiratif dari para peserta bedah buku 2012”.

Di penghujung tahun 2012 tepatnya pada hari kamis, 27 Desember  di Jing Si Books & Café, Pluit, diadakan kegiatan khusus bedah buku bertema “Malam Keakraban & Sharing Inspiratif dari para peserta Bedah Buku 2012. Bedah Buku Komunitas telah mengukir sejarah perjalanannya dan merupakan tonggak sejarah, yaitu, Laporan Bedah Buku Indonesia/Laporan tahunan kepada Master di Taiwan/Board of Director Meeting di Taiwan  (tanggal 3-7 Februari 2012),  Taiwan Da Ai Headlines menyiarkan tentang Bedah Buku Indonesia (tanggal 9 Februari 2012), Bedah Buku masuk dalam siaran DaAi Inspirasi (tanggal 14 Maret 2012), Sharing Bedah Buku Indonesia saat “Pelatihan Kader Pengurus Fungsionaris 4 in 1 Tzu Chi Sedunia” di aula Jing Si San Chong & Ban Qiao – Taiwan (14-20 Juni 2012). 

Setelah memasuki tahun kedua saat ini Tzu Chi Bedah Buku komunitas beranggotakan lebih dari 4207 orang dari seluruh Indonesia, bahkan ada anggota dari luar negeri.

Padatnya jadwal kegiatan di hari ini, tidak menyurutkan minat 29 orang peserta untuk hadir ke acara ini. Setelah membuka acara ini pada pukul 19.32 WIB, Sjukur Shixiong sebagai pemandu acara memutar tayangan video berdurasi lima menit tentang sebuah kisah nyata yang mengisahkan tentang perbedaan kehidupan 2 orang wanita kaya yang sering mengkonsumsi makanan di restoran cepat saji dan mereka menyisakan makanan kemudian pergi meninggalkan restoran. Makanan sisa tersebut kemudian dibuang di tempat limbah sampah.

Pada malam harinya, seorang pria miskin mengais pembuangan sampah tersebut, dirinya mengumpulkan sisa-sisa makanan ke dalam sebuah ember yg diletakkan di sepeda tuanya. Tanpa diduga, ternyata di salah satu perkampungan kumuh telah banyak kerumunan anak jalanan yang menunggu si pria membagikan makanan sisa yang didapatnya pada malam tersebut. Mungkin karena lapar yang mendera, anak-anak tersebut berebut makanan hingga memasukkan kepalanya ke dalam ember. Sisa makanan yang masih layak disisihkan untuk diberikan kepada anak-anak  dan istrinya  yang sudah menunggu di rumahnya yang sangat sederhana. Sebelum menyantap sisa makanan ini, sang bapak berdoa mengucapkan syukur atas tersedianya makanan meski hanya makanan sisa yang diberikan kepada keluarganya.

Tayangan video ini sangat menyentuh dan sebagian besar para peserta bedah buku merasa terinspirasi dengan tayangan ini. Kisah nyata ini sangat inspiratif dengan menjalani kehidupan secara kekurangan namun orang miskin ini ikhlas menjalani kehidupannya, bahkan selalu bersyukur dan tak lupa untuk berdoa saat akan makan makanan sisa itu. Menurut Prayogi Shixiong, “Kadang kita sering berpikir bahwa orang kaya lebih bahagia dari orang miskin, tetapi melihat tayangan ini untuk mendapatkan kebahagiaan bukan kepada materinya tetapi rasa bersyukur atas apa yang diterimanya.” Video ini sebagai proses pembelajaran untuk mengingatkan bahwa kita hendaknya selalu dapat menerapkan empat resep untuk pelatihan diri yang antara lain berpuas diri, bersyukur, berpengertian, dan lapang dada dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan bersyukur, bahagia akan dengan sendirinya mendatangi diri kita, tanpa diminta atau dibeli dengan materi (kiri).
  • Maya Shijie menceritakan pengalamannya bahwa dirinya mendapatkan manfaat dari Bedah Buku seperti mengetahui lebih jauh tentang Tzu Chi dan dapat menambah kebijaksanaannya (kanan).

Menyelaraskan pikiran dan hati adalah kunci kebahagiaan ini seperti kata perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi Hati yang mengenal rasa puas akan membawa berkah, sedangkan hati yang tidak mengenal puas akan mendatangkan bencana. Bencana yang dimaksud bukan hanya bencana alam, namun bencana karena ulah manusia.

Sebuah tayangan menceritakan krisis pangan di belahan benua Afrika. Bayi berkulit hitam yang menderita busung lapar terkapar tak berdaya menunggu ajal tiba, cuplikan video ini sontak membuat hati tiris melihatnya. Tampak pula seorang balita memakan onggokan sampah karena kelaparan. Tanpa terasa air mata menetes haru menyaksikan tayangan ini. Master Cheng Yen  sering berpesan  agar kita hanya makan kenyang 80% saja dan sisa 20% dapat disumbangkan kepada mereka yang membutuhkannya. Dengan berbagi kita juga dapat mempraktekkan rasa bersyukur ini secara nyata.

Hidup harus senantiasa bersyukur agar dapat menghargai berkah, memanfaatkan berkah dan menciptakan berkah. Bersyukurlah dengan masa-masa sulit, karena di masa itulah kamu tumbuh. Bersyukurlah atas keterbatasanmu karena memberikanmu pelajaran yang paling berharga. Hidup ini akan lebih bahagia bila kita dapat menikmati apa yang kita miliki, karena bersyukur itu merupakan kualitas yang tertinggi.

foto  foto

Keterangan :

  • Acara tukar kado menjadi acara penutup dari acara malam keakraban ini dan memberikan kesan bahagia kepada para peserta (kiri).
  • Makna kebahagiaan bukan terletak pada keberadaan harta benda, melainkan pada keberadaan cinta kasih dalam hati.Demikian pesan dari acara bedah buku hari itu (kanan).

Acara penuh inspirasi kemudian dilanjutkan lagi dengan sharing untuk mengevaluasi kegiatan bedah buku dan  tanggapan positip diberikan oleh beberapa peserta. “Bedah Buku suatu kegiatan positif sehingga kita bisa meningkatkan kebijaksanaan di lingkungan yang positif dan banyak belajar dharma”   kata Johnson Shixiong , relawan Pluit yang datang beserta istrinya.

Maya Shijie yang tinggal di daerah Muara Karang memberikan sharing mendapatkan manfaat dari Bedah Buku sebab dulu dia tidak suka datang ke acara ini sebab berpikir dia bisa membaca buku sendiri di rumah, tetapi setelah sering hadir ke acara bedah buku,  banyak manfaat  diperolehnya seperti  mengetahui lebih jauh tentang Tzu Chi dan dapat menambah kebijaksanaannya.

Acara tukar kado menjadi acara penutup dari acara malam keakraban ini dan memberikan kesan bahagia kepada para pesertanya. Tawa ria para peserta menambah suasana keakraban saat menerima kado barang” Jingsi seperti CD, mangkok, sumpit, dan lain sebagainya. Sebelum mengakhiri malam  kebersamaan ini semua peserta berfoto bersama memegang kado bawanya. Acara bedah buku ini ditutup pada pukul 21.25 WIB dengan wajah bahagia sebab sudah mendapatkannya yaitu Makna kebahagiaan bukan terletak pada keberadaan harta benda, melainkan pada keberadaan cinta kasih dalam hati.

Marilah kita Hadiri secara rutin acara bedah buku di komunitas kita masing-masing sebab dengan bedah buku, selain dapat belajar lebih mendalam tentang ajaran Jingsi, kita juga dapat meningkatkan kebijaksanaan kita melalui semangat menjalankan 4 misi dan 8 jejak langkah didalam berkegiatan Tzu Chi, sehingga berkah dan kebijaksanaan dapat tumbuh saling bersamaan. Semoga

  
 

Artikel Terkait

Mengabadikan Keindahan Melalui Lensa Kamera

Mengabadikan Keindahan Melalui Lensa Kamera

06 September 2013 Dari harapan Master Cheng Yen tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi melalui Tim 3 in 1 mengadakan kegiatan bertajuk lomba foto yang bertujuan untuk mengeksplorasi bagian-bagian dari Aula Jing Si sebagai tempat Pembabaran Dharma Tanpa Suara.
Bekerja Sama Menolong Sesama

Bekerja Sama Menolong Sesama

01 Maret 2009 Minggu, 1 Maret 2009, Tzu Chi Bandung bekerjasama dengan Brimob Polda Jawa Barat mengadakan bakti sosial (baksos) kesehatan umum dan gigi gratis, bertempat di Markas Komando Detasemen B Satuan Brimob Polda Jabar, Jalan Tangkuban Perahu 598, Cikole, Lembang. Pengobatan umum dan gigi gratis ini diikuti oleh warga masyarakat di 3 desa, yakni Cikole, Cikidang, dan Cibogo.
Hujan Tak Jadi Penghalang

Hujan Tak Jadi Penghalang

28 Juni 2016

Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas menggelar kegiatan bakti sosial kesehatan umum yang diwarnai dengan hujan lebat. Namun hal ini justru memicu semangat para relawan dalam menebarkan benih cinta kasih. Sebanyak 444 warga berhasil ditangani para tim medis Tzu Chi.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -